29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Jokowi Beri Sinyal Vaksinasi bagi Perusahaan, Karyawan Dapat Vaksin Gratis

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal jika perusahaan bisa melakukan vaksinasi Covid-19 secara mandiri dan karyawannya akan mendapat vaksin secara gratis. Jokowi mengatakan, hal itu akan segera diputuskan.

Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di dalam negeri. Karena menurut Jokowi, ada perusahaan yang bertanya kepadanya, bagaimana caranya untuk mempercepat vaksinasi tersebut.

“Ada yang bertanya bagaimana mempercepat lagi (vaksinasi Covid-19). Tanya perusahaan itu, ‘pak bisa enggak vaksin mandiri?’ Ini yang baru kita akan putuskan,” kata Jokowi dalam acara Kompas100 CEO Forum 2021 di Jakarta, Kamis (21/1).

Menurut Jokowi, vaksinasi Covid-19 secara mandiri memang usulan yang bagus. Karena hal tersebut juga bagian dari upaya mempercepat dalam mengatasi pandemi virus Corona yang sedang terjadi di tanah air. “Karena apa kita perlu mempercepat perlu sebanyak-banyaknya. Apalagi biayanya ditanggung perusahaan sendiri, kenapa tidak,” katanya.

Namun demikian, Jokowi mengaku vaksinasi secara mandiri ini perlu dibahas lebih rinci lagi. Jokowi mengatakan, vaksinasi mandiri bisa dilakukan dengan beberapa syarat seperti jenis vaksin dan tempat pelaksanaan vaksinasi yang berbeda. “Tetapi sekali lagi harus kita kelola isu ini dengan baik, mungkin bisa diberikan asal merek vaksinnya berbeda. Tempat untuk melakukan vaksin juga berbeda bisa dilakukan,” ungkapnya.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto mengaku sedang menyiapkan regulasi mengenai vaksinasi jalur mandiri ini. Vaksinasi mandiri ini adalah usulan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

“Tadi terkait dengan kesiapan untuk akselerasi vaksin di mana akselerasi di program mandiri sedang dipersiapkan regulasinya,” kata Airlangga, dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/1).

Menteri Koordinator Perekonomian itu memaparkan, skema vaksinasi mandiri ini, salah satunya adalah merek vaksin yang berbeda dengan vaksin gratis yang sedang berjalan. “Beberapa hal yang terkait dengan teknis akan disiapkan dan tentu juga dimintakan agar sumber daripada vaksin yang berbeda dengan vaksin yang gratis,” sebutnya.

Lalu, Airlangga menjelaskan, vaksinasi yang akan dijalankan oleh dunia usaha ini, karyawannya akan diberikan secara gratis. “Karena itu akan mengatur pembelian oleh sektor-sektor industri tertentu dan itu akan diberikan kepada karyawan secara gratis,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan secara mandiri lewat perusahaan tempat orang tersebut bekerja. “Tidak boleh untuk individu tetapi bolehnya untuk korpororasi. Dengan syarat korporasi tersebut mau beli,” ujar Budi.

Namun demikian, Budi mengatakan, perusahaan tersebut harus memberikan vaksin Covid-19 kepada seluruh karyawannya. Bukan dikecualikan kepada direksi ataupun pejabat di perushaan tersebut.

Budi menjelaskan, nantinya perusahaan yang membeli vaksin tersebut harus berdasarkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Yang penting vaksinya harus ada dari WHO dan harus diapprove oleh BPOM,” tuturnya.

Puskesmas dan RS Sudah Terima Vaksin

Pendistribusian 20 ribu dosis vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan kepada 10 ribu nakes di Kota Medan telah disalurkan ke seluruh Puskesmas dan RS di Kota Medan. Kepada Sumut Pos, Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes mengatakan, hingga Kamis (21/1), vaksin sudah di distribusikan ke 41 Puskesmas dan 40 Rumah Sakit yang ada di Kota Medan.

“Untuk perkembangan pendistribusian vaksinasi, saat ini sudah didistribusikan dan sedang berlangsung proses vaksinasi di 41 Puskesmas yang ada di Kota Medan. Sementara kalau untuk rumah sakit, data terakhir itu ada 40 Rumah Sakit yang mendapatkan jatah vaksin Covid-19,” ucap Mardohar kepada Sumut Pos, Kamis (21/12).

Mardohar mengatakan, hingga saat ini proses vaksinasi masih terus berjalan. Perharinya, ada puluhan tenaga kesehatan di masing-masing Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang disuntik vaksin Covid-19. “Per hari sekitar 10 orang atau lebih tenaga kesehatan yang divaksin. Tergantung kondisinya bagaimana. Kan dia kadang misalnya ada halangan, atau sedang sakit dan sebagainya, jadi bisa membuat jadwal harus tertunda,” ujarnya.

Untuk proses penyuntikan vaksin, Mardohar mengatakan, masing-masing tenaga kesehatan harus registrasi terlebih dahulu melalui website pedulilindungi.id. Kemudian, jelas Mardohar, jadwal penyuntikan vaksin akan diberikan beserta kode batang untuk mendapatkan kartu vaksinasi. “Setiap hari datanya masuk ke kita, karena mereka juga akan ada proses scaning, sehingga nanti akan keluar kartu vaksinasinya,” jelasnya.

Mengenai jumlah vaksin yang diterima masing-masing fasilitas kesehatan, Mardohar tidak menyebutkannya secara detail dan merinci. Namun Mardohar mengatakan, untuk Faskes yang menerima vaksin harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya memiliki tempat untuk penyimpanan vaksin. “Mereka harus punya tempat penyimpanan vaksinnya. Itu berupa lemari pendingin dengan suhu khusus sehingga vaksin bisa tersimpan dengan baik,” ungkapnya.

Saat ini, terang Mardohar, jumlah vaksin masih dalam proses penyuntikan dan masih mencukupi untuk termin tahap pertama. Ia mengaku belum mendapatkan kabar mengenai kapan vaksin tahap selanjutnya sampai di Dinas Kesehatan Kota Medan. “Untuk vaksin selanjutnya kita belum tahu kapan akan didistribusikan ke Medan. Tapi untuk saat ini, vaksin yang ada masih mencukupi karena belum selesai proses penyuntikannya,” tutupnya.

Terpisah, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Robi Barus meminta Satgas Covid-19 Kota Medan untuk tidak berlama-lama dalam menyuntikkan vaksin kepada para tenaga kesehatan di Kota Medan. “Saya fikir kalau 10 nakes per hari, sekalipun itu per faskes, itu masih sedikit sekali. Kalau begitu caranya, ya lama sekali lah proses vaksinasinya berjalan. Padahal disisi lain, Presiden telah meminta Kemenkes untuk secepatnya menuntaskan proses vaksinasi ini,” katanya.

Untuk itu, lanjut Robi, pihaknya meminta Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mendata dengan baik para nakes yang akan menerima vaksin itu setiap harinya. “Yang mau disuntik itu 10 ribu nakes, karena vaksinnya cuma 20 ribu vial. Masak dari 20 ribu nakes yang berhalangan banyak sekali, seharusnya kalau pun ada yang berhalangan, kan gak mungkin juga sampai segitu banyak. Kita mau proses vaksinasi tahap pertama ini cepat selesai di Kota Medan, semua nakes harus segera divaksin, supaya nanti bisa dilanjutkan oleh kategori prioritas yang lain,” tutupnya.

Sembuh 80, Positif 83

Setelah dua hari belakangan angka kesembuhan harian kasus baru Covid-19 lebih banyak dibanding terkonfirmasi positif, kini mulai menurun. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada Kamis (21/1) penambahan angka kesembuhan lebih sedikit daripada positif corona. “Sembuh bertambah 80 orang, sedangkan positif 83 orang. Untuk akumulasinya, 17.230 sembuh dan 19.962 orang positif,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah.

Aris menyebutkan, penambahan angka kesembuhan tertinggi diperoleh dari Medan sebanyak 47 orang dan Deli Serdang 10 orang. Selebihnya, Pematang Siantar (4 orang), Binjai (3 orang), Tebing Tinggi (3 orang), Langkat (2 orang), Pakpak Bharat (2 orang), Sergai (2 orang), Tanjung Balai (1 orang), Sibolga (1 orang), Simalungun (1 orang), Asahan (1 orang), Toba (1 orang), Samosir (1 orang), dan Batu Bara (1 orang).

“Untuk jumlah terbanyak kasus baru positif juga didapatkan dari Medan (44 orang) dan Deli Serdang (22 orang). Selanjutnya, disusul Binjai (3 orang), Sergai (3 orang), Taput (2 orang), Pematang Siantar (1 orang), Tebing Tinggi (1 orang), Langkat (1 orang), Karo (1 orang), Labuhanbatu (1 orang), Tapteng (1 orang), Toba (1 orang), Nisel (1 orang), dan Samosir (1 orang),” sambung Aris.

Ia menambahkan, terkait angka kematian Covid-19 juga bertambah tetapi hanya 1 kasus baru dari Medan. Dengan penambahan tersebut, kini akumulasinya menjadi 719 orang. “Dengan dari data-data tersebut, diketahui jumlah penderita Covid-19 Sumut kini menjadi 2.013 orang,” tandasnya. (jpc/map/ris)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal jika perusahaan bisa melakukan vaksinasi Covid-19 secara mandiri dan karyawannya akan mendapat vaksin secara gratis. Jokowi mengatakan, hal itu akan segera diputuskan.

Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di dalam negeri. Karena menurut Jokowi, ada perusahaan yang bertanya kepadanya, bagaimana caranya untuk mempercepat vaksinasi tersebut.

“Ada yang bertanya bagaimana mempercepat lagi (vaksinasi Covid-19). Tanya perusahaan itu, ‘pak bisa enggak vaksin mandiri?’ Ini yang baru kita akan putuskan,” kata Jokowi dalam acara Kompas100 CEO Forum 2021 di Jakarta, Kamis (21/1).

Menurut Jokowi, vaksinasi Covid-19 secara mandiri memang usulan yang bagus. Karena hal tersebut juga bagian dari upaya mempercepat dalam mengatasi pandemi virus Corona yang sedang terjadi di tanah air. “Karena apa kita perlu mempercepat perlu sebanyak-banyaknya. Apalagi biayanya ditanggung perusahaan sendiri, kenapa tidak,” katanya.

Namun demikian, Jokowi mengaku vaksinasi secara mandiri ini perlu dibahas lebih rinci lagi. Jokowi mengatakan, vaksinasi mandiri bisa dilakukan dengan beberapa syarat seperti jenis vaksin dan tempat pelaksanaan vaksinasi yang berbeda. “Tetapi sekali lagi harus kita kelola isu ini dengan baik, mungkin bisa diberikan asal merek vaksinnya berbeda. Tempat untuk melakukan vaksin juga berbeda bisa dilakukan,” ungkapnya.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto mengaku sedang menyiapkan regulasi mengenai vaksinasi jalur mandiri ini. Vaksinasi mandiri ini adalah usulan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

“Tadi terkait dengan kesiapan untuk akselerasi vaksin di mana akselerasi di program mandiri sedang dipersiapkan regulasinya,” kata Airlangga, dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/1).

Menteri Koordinator Perekonomian itu memaparkan, skema vaksinasi mandiri ini, salah satunya adalah merek vaksin yang berbeda dengan vaksin gratis yang sedang berjalan. “Beberapa hal yang terkait dengan teknis akan disiapkan dan tentu juga dimintakan agar sumber daripada vaksin yang berbeda dengan vaksin yang gratis,” sebutnya.

Lalu, Airlangga menjelaskan, vaksinasi yang akan dijalankan oleh dunia usaha ini, karyawannya akan diberikan secara gratis. “Karena itu akan mengatur pembelian oleh sektor-sektor industri tertentu dan itu akan diberikan kepada karyawan secara gratis,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan secara mandiri lewat perusahaan tempat orang tersebut bekerja. “Tidak boleh untuk individu tetapi bolehnya untuk korpororasi. Dengan syarat korporasi tersebut mau beli,” ujar Budi.

Namun demikian, Budi mengatakan, perusahaan tersebut harus memberikan vaksin Covid-19 kepada seluruh karyawannya. Bukan dikecualikan kepada direksi ataupun pejabat di perushaan tersebut.

Budi menjelaskan, nantinya perusahaan yang membeli vaksin tersebut harus berdasarkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Yang penting vaksinya harus ada dari WHO dan harus diapprove oleh BPOM,” tuturnya.

Puskesmas dan RS Sudah Terima Vaksin

Pendistribusian 20 ribu dosis vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan kepada 10 ribu nakes di Kota Medan telah disalurkan ke seluruh Puskesmas dan RS di Kota Medan. Kepada Sumut Pos, Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes mengatakan, hingga Kamis (21/1), vaksin sudah di distribusikan ke 41 Puskesmas dan 40 Rumah Sakit yang ada di Kota Medan.

“Untuk perkembangan pendistribusian vaksinasi, saat ini sudah didistribusikan dan sedang berlangsung proses vaksinasi di 41 Puskesmas yang ada di Kota Medan. Sementara kalau untuk rumah sakit, data terakhir itu ada 40 Rumah Sakit yang mendapatkan jatah vaksin Covid-19,” ucap Mardohar kepada Sumut Pos, Kamis (21/12).

Mardohar mengatakan, hingga saat ini proses vaksinasi masih terus berjalan. Perharinya, ada puluhan tenaga kesehatan di masing-masing Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang disuntik vaksin Covid-19. “Per hari sekitar 10 orang atau lebih tenaga kesehatan yang divaksin. Tergantung kondisinya bagaimana. Kan dia kadang misalnya ada halangan, atau sedang sakit dan sebagainya, jadi bisa membuat jadwal harus tertunda,” ujarnya.

Untuk proses penyuntikan vaksin, Mardohar mengatakan, masing-masing tenaga kesehatan harus registrasi terlebih dahulu melalui website pedulilindungi.id. Kemudian, jelas Mardohar, jadwal penyuntikan vaksin akan diberikan beserta kode batang untuk mendapatkan kartu vaksinasi. “Setiap hari datanya masuk ke kita, karena mereka juga akan ada proses scaning, sehingga nanti akan keluar kartu vaksinasinya,” jelasnya.

Mengenai jumlah vaksin yang diterima masing-masing fasilitas kesehatan, Mardohar tidak menyebutkannya secara detail dan merinci. Namun Mardohar mengatakan, untuk Faskes yang menerima vaksin harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya memiliki tempat untuk penyimpanan vaksin. “Mereka harus punya tempat penyimpanan vaksinnya. Itu berupa lemari pendingin dengan suhu khusus sehingga vaksin bisa tersimpan dengan baik,” ungkapnya.

Saat ini, terang Mardohar, jumlah vaksin masih dalam proses penyuntikan dan masih mencukupi untuk termin tahap pertama. Ia mengaku belum mendapatkan kabar mengenai kapan vaksin tahap selanjutnya sampai di Dinas Kesehatan Kota Medan. “Untuk vaksin selanjutnya kita belum tahu kapan akan didistribusikan ke Medan. Tapi untuk saat ini, vaksin yang ada masih mencukupi karena belum selesai proses penyuntikannya,” tutupnya.

Terpisah, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Robi Barus meminta Satgas Covid-19 Kota Medan untuk tidak berlama-lama dalam menyuntikkan vaksin kepada para tenaga kesehatan di Kota Medan. “Saya fikir kalau 10 nakes per hari, sekalipun itu per faskes, itu masih sedikit sekali. Kalau begitu caranya, ya lama sekali lah proses vaksinasinya berjalan. Padahal disisi lain, Presiden telah meminta Kemenkes untuk secepatnya menuntaskan proses vaksinasi ini,” katanya.

Untuk itu, lanjut Robi, pihaknya meminta Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mendata dengan baik para nakes yang akan menerima vaksin itu setiap harinya. “Yang mau disuntik itu 10 ribu nakes, karena vaksinnya cuma 20 ribu vial. Masak dari 20 ribu nakes yang berhalangan banyak sekali, seharusnya kalau pun ada yang berhalangan, kan gak mungkin juga sampai segitu banyak. Kita mau proses vaksinasi tahap pertama ini cepat selesai di Kota Medan, semua nakes harus segera divaksin, supaya nanti bisa dilanjutkan oleh kategori prioritas yang lain,” tutupnya.

Sembuh 80, Positif 83

Setelah dua hari belakangan angka kesembuhan harian kasus baru Covid-19 lebih banyak dibanding terkonfirmasi positif, kini mulai menurun. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada Kamis (21/1) penambahan angka kesembuhan lebih sedikit daripada positif corona. “Sembuh bertambah 80 orang, sedangkan positif 83 orang. Untuk akumulasinya, 17.230 sembuh dan 19.962 orang positif,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah.

Aris menyebutkan, penambahan angka kesembuhan tertinggi diperoleh dari Medan sebanyak 47 orang dan Deli Serdang 10 orang. Selebihnya, Pematang Siantar (4 orang), Binjai (3 orang), Tebing Tinggi (3 orang), Langkat (2 orang), Pakpak Bharat (2 orang), Sergai (2 orang), Tanjung Balai (1 orang), Sibolga (1 orang), Simalungun (1 orang), Asahan (1 orang), Toba (1 orang), Samosir (1 orang), dan Batu Bara (1 orang).

“Untuk jumlah terbanyak kasus baru positif juga didapatkan dari Medan (44 orang) dan Deli Serdang (22 orang). Selanjutnya, disusul Binjai (3 orang), Sergai (3 orang), Taput (2 orang), Pematang Siantar (1 orang), Tebing Tinggi (1 orang), Langkat (1 orang), Karo (1 orang), Labuhanbatu (1 orang), Tapteng (1 orang), Toba (1 orang), Nisel (1 orang), dan Samosir (1 orang),” sambung Aris.

Ia menambahkan, terkait angka kematian Covid-19 juga bertambah tetapi hanya 1 kasus baru dari Medan. Dengan penambahan tersebut, kini akumulasinya menjadi 719 orang. “Dengan dari data-data tersebut, diketahui jumlah penderita Covid-19 Sumut kini menjadi 2.013 orang,” tandasnya. (jpc/map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/