GUNGUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Pasar Idanoi di Desa Humene Kecamatan Gunungsitoli Idanoi Kota Gunungsitoli, terkesan ditelantarkan. Bangunan yang berada tidak jauh dari pekan Humene itu sejak selesai dibangun pada tahun 2019 yang lalu hingga saat ini belum juga difungsikan.
Pantauan Sumut Pos di lokasi (Sabtu, 23/1) kondisi pasar dimaksud sangat memperihatinkan, sebagian atap rusak ditimpa pohon dan akses masuk ke bangunan itu sudah tak tampak lagi disebabkan rumput setinggi dua meter lebih, yang tumbuh subur di sekeliling bangunan.
Menurut sumber, pembangunan pasar tersebut dilaksanakan dalam dua tahap, yakni pada tahun 2018 menghabiskan anggaran sebesar Rp1,6 miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan tahun 2019 sebesar Rp1,8 miliar yang sumber anggarannya dari Dana Alokasi Umum (DAU) APBD Kota Gunungsitoli.
“Pekerjaan tahap pertama kita duga ada mark-up, dan hal itu sudah kita laporkan ke Kejatisu. Bahkan penyidik Kejatisu saat itu sudah turun ke lokasi melakukan cek fisik, dan sampai sekarang masih belum kita dapatkan informasi tindak lanjut penanganan kasus itu,” Kata Siswanto Laoli kepada Sumut Pos (Sabtu, 23/1).
Siswanto Laoli yang juga ketua DPC Garda Bela Negara Nasional Kota Gunungsitoli itu mengaku proyek pembangunan pasar idanoi itu terpaksa ia laporkan ke penegak hukum, sebab pada pekerjaan fisik ditemukan banyak kejanggalan, diantaranya pengalihan titik koordinat pekerjaan, menyebabkan harga satuan pekerjaan berbeda, sehingga menimbulkan kerugian keuangan Negara.
“Pembangunan tahap pertama sudah bermasalah, namun masih juga dilanjutkan pembangunan tahap kedua. Sepertinya mereka tidak ada kapoknya menghambur-hamburkan uang rakyat,” ungkap Siswanto.
Terpisah, salah seorang pemerhati di Kota Gunungsitoli Sokhiatulo Harefa mengatakan, pembangunan pasar Idanoi itu tidak ada perencanaan yang matang, sehingga pekerjaannya asal jadi tanpa mempertimbangkan manfaatnya.
“Mestinya dalam setiap pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah harus ada perencanaan yang baik, terutama dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak,” ungkapnya.
Menurut Sokhiatulo setiap pembangunan fasilitas umum seperti pasar harus mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, dapat meningkatkan daya saing serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya melihat pembangunan pasar Idanoi ini, anggaran menjadi mubazir dan sia-sia tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran. Yang diuntungkan hanya pihak-pihak tertentu,” sebutnya.
“Saya selaku masyarakat Kota Gunungsitoli merasa tersinggung, disaat masyarakat butuh pembangunan malah Pemerintah Daerah menghambur-hamburkan uang rakyat,” sambungnya.
Sokhiatulo Harefa membeberkan, selain pasar Idanoi beberapa bangunan lainnya juga belum difungsikan. Ia pun berharap persoalan itu disikapi oleh DPRD Kota Gunungsitoli yang salah satu fungsinya adalah pengawasan dengan memanggil pihak-pihak terkait termasuk Pemerintah Daerah.
“Kalau boleh jujur ya, ada beberapa pembangunan di Kota Gunungsitoli ini yang menyianyiakan uang rakyat. Sebut saja pasar di Gunungsitoli Utara, pasar di Terminal Faekhu dan lainnya. Saya lihat sampai saat ini belum bermanfaat dengan baik,” pungkasnya.
“Kalau sudah seperti ini, saya selaku masyarakat Kota Gunungsitoli beranggapan pemerintah ini tidak becus mengurus uang rakyat. Persoalan ini juga mestinya dipertanyakan oleh wakil rakyat yang duduk di DPRD Kota Gunungsitoli,” tambahnya. (adl/ram)