MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) di bawah kepemimpinan HT Erry Nuradi, menerapkan yel-yel ‘Sumut Paten’ untuk seluruh sektor pembangunan dan pelayanan publik. Termasuk pada sektor pendidikan, melalui e-Paten (Pendidikan Atas Terintegrasi Elektronik), menjadi suatu terobosan bagi dinas pendidikan (disdik) untuk penerapannya.
Kepala Disdik Sumut, Arsyad Lubis mengatakan, pihaknya menerapkan e-Paten sebagai program terobosan di 2017 ini.
“Jadi, seluruh pelayanan bidang pendidikan di Sumut sudah menggunakan elektronik,” ungkap Arsyad, Sabtu (27/5) lalu.
Sementara e-Paten meliputi berbagai sektor, yakni berita pendidikan secara global hingga menjangkau ke seluruh kabupaten/kota. Kemudian kolaborasi antar stakeholder (jalinan kerja sama) untuk bidang pendidikan yang dimulai dari gubernur, sekda, kepala disdik, sekretaris disdik, dewan pendidikan, pengawas dan kepala sekolah, serta peserta didik dan orangtua.
Di samping itu, e-Paten juga meliputi pelayanan publik bidang pendidikan, sehingga terjalin komunikasi antar peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, serta orangtua peserta didik.
Komunikasi belajar juga bisa diakses secara elektronik, selain itu, juga diberlakukan tes online pada pra semester, pra ujian sekolah, pra ujian nasional, seleksi peserta didik, serta seleksi pendidik, dan tenaga kependidikan.
Disdik Sumut juga menerapkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online, mulai dari proses pendaftaran, pelaksanaan seleksi, pengumuman hasil seleksi, lapor diri, dan pengumuman bangku kosong.
Menyikapi sejumlah kritik, khsususnya dari kalangan legislator di DPRD Sumut, terkait penggunaan yel-yel ‘Paten’ tersebut, Arsyad mengatakan, hal itu hanya bagian dari riak-riak dan tantangan untuk pihaknya bekerja lebih baik lagi. “Kritik itu pasti akan tetap ada, meskipun kelak kondisi perekonomian dan pembangunan Sumut sudah dalam posisi aman. Ini merupakan tantangan bagi kami selaku bagian dari SKPD Pemprov Sumut untuk terus berinovasi,” tuturnya.
Jargon Sumut Paten yang belakangan menjadi viral di daerah ini, diyakini Arsyad, sebagai yel-yel positif untuk memacu kinerja dalam upaya membangun Sumut. Namun demikian, ia menilai, baik-buruknya yel-yel tersebut tergantung perspektif orang dalam menilainya. “Terpenting kami terus melakukan berbagai terobosan sebagai bagian dari upaya membangun Sumut,” pungkasnya. (bal/saz)