29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tekan Laju Penularan Covid-19, Kemenkes Imbau Masyarakat Rayakan Imlek di Rumah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat merayakan Imlek pada (12/2) dengan tetap di rumah. Nadia mengatakan, perayaan Imlek tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat merayakan Imlek secara sederhana dan mengupayakan bersilaturahim secara daring.

MUSIK: Sejumlah pemain alat musik Kecapi Tiongkok (Guzheng) memainkan lagu daerah saat berlatih di Jade School Music Jalan Singosari Medan, Senin (29/1) dua tahun lalu. Jelang perayaan Imlek 12 Februari tahun ini, Kemenkes mengimbau masyarakat merayakannya di rumah, demi menekan laju penularan Covid-19.

“Pemerintah meminta masyarakat agar menyambut dan merayakan Imlek pada 12 Februari 2021 dengan cara-cara yang lebih sederhana dan cara daring. Cara ini tentunya tidak akan mengurangi perayaan Imlek itu,” kata Nadia dalam konferensi pers Kemenkes, Jumat (5/2).

Nadia mengatakan, perayaan Imlek harus dijalani dengan menjaga saudara dan keluarga dari ancaman penularan Covid-19. Ia mengingatkan, lonjakkan kasus Covid-19 biasanya terjadi setelah libur panjang dan paling banyak terjadi pada klaster keluarga. “Oleh karena itu, masyarakat bisa memanfaatkan libur nasional Imlek dengan bijak dan melaksanakan imbauan pemerintah,” ujar dia.

Nadia juga meminta kerja sama masyarakat dalam memutuskan penularan virus corona dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun termasuk membatasi mobilitas,” kata dia.

Beri Angpau via Transfer

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek dengan cara yang mengadaptasi kebiasaan baru. Selain berkumpul di rumah bersama keluarga, Budi menyarankan penggunaan teknologi digital sebagai sarana pendukung perayaan Imlek.

Menurut dia, Imlek merupakan momen penting bagi Indonesia, khususnya umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa. Imlek bermakna tahun baru, harapan baru, dan keberuntungan baru. “Tanpa mengurangi makna tersebut, saya mengimbau teman-teman umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa bisa melaksanakan tahun baru Imlek ini dengan cara yang baru,” ujar Budi dalam keterangan pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Negara, Kamis (4/2).

“Di mana kita nelakukannya bersama di rumah kita, bersama-sama, dengan cara-cara masa kini. Dengan cara-cara digital,” ucap dia.

Budi pun menyebutkan, Imlek identik dengan pemberian angpau kepada sanak saudara dan kolega. Pada masa pandemi, Budi menyarankan pemberian angpau dengan cara transfer.

Selain itu, bisa dikirimkan dengan bantuan ojek online. Sementara itu, kata Budi, perayaan Imlek dengan menghadirkan barongsai juga bisa diganti dengan menontonnya dari YouTube. “Jadi, dengan cara baru merayakan Imlek tanpa menghilangkan makna dari Imlek sebagai tahun baru, harapan baru, keberuntungan baru itu saya rasa tetap bisa seusai protokol kesehatan,” tutur Budi.

“Saya yakin perayaan Imlek tahun ini akan tetap meriah, bergembira, memberikan harapan baru, khususnya ke masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu,” ucap dia.

Sebagaimana diketahui, tahun baru Imlek 2572 Kongzili jatuh pada 12 Februari 2021 atau pekan depan.

Sosialisasi 3M

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan, Polri menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menyosialiasikan protokol kesehatan jelang libur panjang Imlek yang jatuh pada Jumat (12/2). Polri juga menggandeng kelompok-kelompok serta organisasi masyarakat lain untuk menyukseskan sosialisasi tersebut.

“Kami meminta bantuan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Jadi dengan bahasa ulama yang mudah diterima oleh umatnya. Bagaimana melakukan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan,” kata Argo dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Jumat (5/2).

Sementara, secara khusus terkait perayaan Imlek, Argo menyatakan, Polri juga sudah meminta para tokoh-tokoh Konghucu dan Tionghoa untuk mengingatkan para umat. “Kita tetap mengimbau umatnya, menggunakan orang-orang yang berpengaruh di sana, sehingga mudah dipahami masyarakat dan umatnya,” ujarnya.

Bertalian dengan itu, Polri menyiapkan masker dan hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat. Dengan begitu, edukasi soal protokol kesehatan diharapkan bisa maksimal. Argo menambahkan, personel Polri dan TNI juga sudah bersama-sama terjun di berbagai wilayah untuk memastikan penegakan protokol kesehatan.

Ia berharap masyarakat semakin memahami pentingnya protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dalam mencegah penularan Covid-19. “Kita tetap mengajak seluruh masyarakat, tapi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami sehingga masyarakat bisa paham arti penting menggunakan masker dan sebagainya untuk menghindari Covid-19,” tuturnya. (kps)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat merayakan Imlek pada (12/2) dengan tetap di rumah. Nadia mengatakan, perayaan Imlek tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat merayakan Imlek secara sederhana dan mengupayakan bersilaturahim secara daring.

MUSIK: Sejumlah pemain alat musik Kecapi Tiongkok (Guzheng) memainkan lagu daerah saat berlatih di Jade School Music Jalan Singosari Medan, Senin (29/1) dua tahun lalu. Jelang perayaan Imlek 12 Februari tahun ini, Kemenkes mengimbau masyarakat merayakannya di rumah, demi menekan laju penularan Covid-19.

“Pemerintah meminta masyarakat agar menyambut dan merayakan Imlek pada 12 Februari 2021 dengan cara-cara yang lebih sederhana dan cara daring. Cara ini tentunya tidak akan mengurangi perayaan Imlek itu,” kata Nadia dalam konferensi pers Kemenkes, Jumat (5/2).

Nadia mengatakan, perayaan Imlek harus dijalani dengan menjaga saudara dan keluarga dari ancaman penularan Covid-19. Ia mengingatkan, lonjakkan kasus Covid-19 biasanya terjadi setelah libur panjang dan paling banyak terjadi pada klaster keluarga. “Oleh karena itu, masyarakat bisa memanfaatkan libur nasional Imlek dengan bijak dan melaksanakan imbauan pemerintah,” ujar dia.

Nadia juga meminta kerja sama masyarakat dalam memutuskan penularan virus corona dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun termasuk membatasi mobilitas,” kata dia.

Beri Angpau via Transfer

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek dengan cara yang mengadaptasi kebiasaan baru. Selain berkumpul di rumah bersama keluarga, Budi menyarankan penggunaan teknologi digital sebagai sarana pendukung perayaan Imlek.

Menurut dia, Imlek merupakan momen penting bagi Indonesia, khususnya umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa. Imlek bermakna tahun baru, harapan baru, dan keberuntungan baru. “Tanpa mengurangi makna tersebut, saya mengimbau teman-teman umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa bisa melaksanakan tahun baru Imlek ini dengan cara yang baru,” ujar Budi dalam keterangan pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Negara, Kamis (4/2).

“Di mana kita nelakukannya bersama di rumah kita, bersama-sama, dengan cara-cara masa kini. Dengan cara-cara digital,” ucap dia.

Budi pun menyebutkan, Imlek identik dengan pemberian angpau kepada sanak saudara dan kolega. Pada masa pandemi, Budi menyarankan pemberian angpau dengan cara transfer.

Selain itu, bisa dikirimkan dengan bantuan ojek online. Sementara itu, kata Budi, perayaan Imlek dengan menghadirkan barongsai juga bisa diganti dengan menontonnya dari YouTube. “Jadi, dengan cara baru merayakan Imlek tanpa menghilangkan makna dari Imlek sebagai tahun baru, harapan baru, keberuntungan baru itu saya rasa tetap bisa seusai protokol kesehatan,” tutur Budi.

“Saya yakin perayaan Imlek tahun ini akan tetap meriah, bergembira, memberikan harapan baru, khususnya ke masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu,” ucap dia.

Sebagaimana diketahui, tahun baru Imlek 2572 Kongzili jatuh pada 12 Februari 2021 atau pekan depan.

Sosialisasi 3M

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan, Polri menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menyosialiasikan protokol kesehatan jelang libur panjang Imlek yang jatuh pada Jumat (12/2). Polri juga menggandeng kelompok-kelompok serta organisasi masyarakat lain untuk menyukseskan sosialisasi tersebut.

“Kami meminta bantuan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Jadi dengan bahasa ulama yang mudah diterima oleh umatnya. Bagaimana melakukan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan,” kata Argo dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Jumat (5/2).

Sementara, secara khusus terkait perayaan Imlek, Argo menyatakan, Polri juga sudah meminta para tokoh-tokoh Konghucu dan Tionghoa untuk mengingatkan para umat. “Kita tetap mengimbau umatnya, menggunakan orang-orang yang berpengaruh di sana, sehingga mudah dipahami masyarakat dan umatnya,” ujarnya.

Bertalian dengan itu, Polri menyiapkan masker dan hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat. Dengan begitu, edukasi soal protokol kesehatan diharapkan bisa maksimal. Argo menambahkan, personel Polri dan TNI juga sudah bersama-sama terjun di berbagai wilayah untuk memastikan penegakan protokol kesehatan.

Ia berharap masyarakat semakin memahami pentingnya protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dalam mencegah penularan Covid-19. “Kita tetap mengajak seluruh masyarakat, tapi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami sehingga masyarakat bisa paham arti penting menggunakan masker dan sebagainya untuk menghindari Covid-19,” tuturnya. (kps)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/