MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siti, gajah betina yang dilaporkan lepas dari Kebun Binatang Medan Zoo, telah ditemukan di Desa Ujung Labuhen, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, Selasa (30/3) lalu. Hewan mamalia itu, berhasil diamankan dan dijinakkan oleh seorang pawang gajah.
“Iya benar, kejadiannya semalam (Selasa),” ungkap Manajer Medan Zoo, Hendry Pangestu Samosir, di Medan Zoo, Rabu (31/3).
Hendry menjelaskan, hewan mamalia berbobot 3 ton itu, diketahui tidak berada di areal Medan Zoo saat petugas keamanan atau security melakukan patroli pada pagi hari, sekira pukul 08.00 WIB.
“Security yang pertama sekali mengetahui gajah itu sudah tidak di kandangnya. Dan langsung melaporkan kepada pawang si gajah tersebut,” ungkap Hendry.
Kemudian, sang pawang melakukan penelusuran jejak Siti, yang keluar dari areal Medan Zoo. Dimulai dari Sungai Babura sebelah kebun binatang tersebut, hingga perkebunan warga sekitar.
“Jadi pada saat petugas kami menemukannya, gajah itu sudah diikat oleh warga di pohon yang besar. Karena sudah jinak, jadi hewan itu tidak melawan,” jelas Hendry lagi.
Dampak dari lepasnya gajah betina tersebut, dia mengaku, perkebunan jadi rusak. Namun, pihaknya bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan. Akibat ulah Siti dengan kondisi rantai masih terikat di kakinya itu, lahan pertanian milik warga pun rusak, akibat seretan rantai dan pijakannya.
“Ada sedikit tanaman warga yang rusak. Karena bekas pijakannya, dan rantai yang masih menempel di kakinya. Kami tadi sudah bermediasi dan akan mengganti rugi tanaman warga yang rusak,” beber Hendry.
Sementara itu, Dokter Hewan Medan Zoo, Yona Dumaicha mengatakan, gajah memiliki sifat penjelajah. Sehingga menurutnya, Siti lepas dari areal Medan Zoo karena karakteristiknya yang suka berpetualang.
“Dia (gajah) kan selama ini sendirian. Jadi mungkin dia bosan, dan ingin jalan-jalan lah istilahnya,” tutur Yona.
Terlihat dari jarak antara lokasi awal dengan tempat ditemukannya Siti, memang cukup jauh. Di belakang areal Medan Zoo terdapat sebuah aliran sungai yang cukup luas dengan sedikit menuruni bukit.
“Biasanya sih dia kalau lepas di seputaran sini saja, tak sampai ke luar sana. Makanya ketika mendengar Siti lepas, yang di pikiran saya lahan mana nih yang dirusaknya,” pungkasnya. (gus/saz)