LAGA uji coba berskala Asia Tenggara, antara PSMS kontra Sime Darby tampak hanya sebagai pertandingan persahabatan biasa-biasa saja.
Dari amatan wartawan, pertandingan yang diikuti sejumlah klub sepak bola Medan, Sumut dan Malaysia seperti TGM, tim PON Sumut, PSMS, Sime Darby dan Perak FC, sama sekali tak menunjukkan profesionalitas dari panitia pelaksana.
Kesiapan lapangan dan lainnya terlihat sangat amburadul. Pertandingan yang dapat dikatakan tingkat internasional karena mendatangkan klub dari luar negeri ini harusnya dikemas dengan apik. Seperti kondisi lapangan yang cukup diperhatikan dan pemberian cinderamata bagi klub tamu.
Korban pertama yakni pertandingan antara TGM dan tim PON Sumut. Kedua pelatih dari tim juga berpendapat sama. Jika kondisi lapangan lebih mendukung, mereka mengaku akan bisa memberikan pertandingan yang lebih apik. “Karena kami melawan tim dari divisi dua dan kondisi lapangan juga sangat tak mendukung. Saya memilih menurunkan tim lapis dua,” tukas Pelatih tim PON Sumut Rudi Saari.
Ketua panitia pelaksana pertandingan Syafril Jambak mengatakan, pihaknya sudah mencoba meminimalisir keadaan lapangan yang banjir diguyur hujan. Dan mengenai cinderamata yang diberikan ke pihak Sime Darby berupa syal, ia mengaku tak memiliki waktu banyak untuk mempersiapkan yang lebih bagus.
“Waktunya mepet. Lawan Perak FC, kita mengusahakan memberikan cenderamata berbentuk pelakat,” kata Sayfril. (saz)