KAIRO- Sekitar 10 ribu perempuan menggelar demonstrasi ke jalanan di Kota Kairo, Mesir. Aksi itu sebagai bentuk amarah perempuan, sekaligus memprotes kekejaman militer terhadap para demonstran di Lapangan Tahrir. Khususnya pendemo dari kaum hawa.
Seorang demonstran membentangkan koran yang memuat foto adegan kekerasan, tiga militer berpakaian hitam, lengkap dengan helm sedang menyeret seorang demonstran perempuan. Dengan kasar mereka menjambak dan menarik baju demonstran itu sampai terlepas. Satu tentara yang lain bahkan dengan kurang ajar menginjak korban.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary ikut mendukung aksi tersebut, sekaligus mengutuk aksi yang menurutnya mencoreng nama Mesir, di mana aparat keamanan dan kaum ekstrimis sengaja mengincar kaum perempuan.
Kegeraman Hillary direspon dengan pernyataan pejabat Mesir. “Penyiksaan tentara terhadap perempuan tidak bisa dianggap remeh,” kata Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr, seperti dimuat Al-Jazeera , Rabu (21/12). Amr mengeluarkan pernyataan ini untuk merespon pernyataan Clinton yang dikeluarkan sehari sebelumnya.
Secara terpisah, para aktivis perempuan mengatakan, aksi tersebut digelar dengan tujuan mengakhiri kekerasan terhadap wanita. Mereka menuntut agar kekerasan terhadap pemrotes pada umumnya diakhiri.
“Alasan kami protes adalah gambar dan video tentang sebuah insiden yang dipublikasikan di seluruh dunia, di mana Dewan Militer tak ragu menginjak-injak dan menelanjangi para perempuan Mesir, bahkan tak segan memukuli mereka,” kata Islama Thabet, seorang demonstran.
Insiden yang dimaksud Thabet adalah saat seorang demonstran perempuan yang dipukuli hingga bajunya terbuka. Menurut Thabet juga, satu-satunya hal yang dipedulikan pemerintah Mesir saat ini hanyalah masalah kekuasaan.
Demonstrasi besar-besaran ini terjadi beberapa jam setelah militer Mesir bentrok dengan para demonstran di Kairo. Sejak Jumat pekan lalu, 14 orang tewas dan lebih dari 900 terluka. (net/jpnn)