Melalui Pemerahan Susu Kambing Terbanyak, Bank Indonesia Medan mendapatkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Bertempat di Lapangan Benteng Medan (22/12), MURI memberikan piagam penghargaan yang diterima langsung oleh Pimpinan BI NAD-Sumut, Nasser Atorf.
PEMBERIAN piagam ini sebagai bukti keseriusan BI Medan untuk mendukung peternakan yang ada di Sumut.
“Sumut penghasil ternak ke-8 di Indonesia, dan kita berharap dengan MURI memberikan sertifikat akan meningkatkan semangat peternak ruminansia,” ujar Pimpinan Bank Indonesia Koordinator NAD-Sumut, Nasser Atorf, dalam acara penutupan acara Bazaar Intermediasi Peternakan Ruminansia dan Perbankan Sumatera Utara.
Pemerahan susu kambing yang memecahkan rekor MURI ini dilakukan di 4 tempat dengan jumlah total 212 ekor kambing. Di Tanjung Morawa ada sebanyak 102 ekor kambing, Perbaungan sebanyak 50 ekor, Pancur Batu dan Tembung masing-masing sebanyak 30 ekor kambing.
“Pemerahan susu kambing tidak bisa kita lakukan dalam satu tempat, karena ditakutkan kambing akan menjadi stress, dan susunya tidak keluar,” ungkap Nasser.
Dalam rapor MURI, pencatatan rekor ini sudah pada posisi ke 5272 rekor, dan untuk pertama kali tercatat dalam rekor peternakan. “Ini tercatat sebagai rekor yang ke 5-272 di MURI, dan yang pertama kali dalam peternakan,” ujar Deputy Manager MURI, Damian Awan Rahargo.
Sebelumnya, dalam catatan MURI yang pernah mencatatkan prestasinya adalah Pertanian beberapa tahun yang lalau di Karawang. “Karena ini yang pertama, kita bangga dengan BI Medan yang konsisten dengan komitmennya,” lanjut Awan.
Salah satu daerah yang melakukan pemerahan susu kambing ini dilakukan di Desa Naga Timbul Tanjung Morawa, dipeternakan yang juga menjadi kluster binaan BI Medan ini, ada sekitar 102 kambing yang diperah. Dengan jumlah hampir yang sama, yang menjadi pemerah juga merupakan para ibu yang tinggal di daerah peternakan. Walau tidak semuanya merupakan pemerah susu profesional, tetapi semangat para ibu karena akan dicatat dalam MURI menjadi penyemangat bagi ibu-ibu ini sendiri. “Belum pernah merah, ini baru pertama dan masuk MURI, senang la jadi semangat,” ungkap ibu Mita, yang tinggal di daerah peternakan.
Sebelum melakukan pemerahan susu kambing, para ibu yang masih awam ini diberikan pengajaran tentang teknik pemerasan susu kambing. Dimana jari jempol dan telunjuk yang menjadi pengunci, agar susu turun. “Ingat, jempol dan telunjuk menjadi kunci dalam pemerahan, biar susu tidak naik,” ungkap Effendy, sebagai peternak kambing di Tanjung Morawa. Menurutnya, perhatian yang diberikan oleh BI untuk peternak dapat memberikan masukan baru bagi masyarakat, dimana masyarakat tidak perlu membeli susu formula untuk anak, dengan memelihara kambing, kebutuhan akan susu dapat dipenuhi. “Jadi ibu-ibu tidak perlu beli susu formula lagi, cukup pelihara kambing, susunya dapat langsung dikonsumsi,” ungkap Effendy. Sementara itu, susu kambing memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan susu formula. “Salah satunya menjadi obat sesak nafas,” tambah Effendy.
Tiap ibu yang bertindak sebagai pemerah susu, akan diberikan wadah kecil yang terbuat dari plastik untuk menampung susu. Bila waktu yang ditentukan belum selesai, maka susu yang sudah penuh dalam wadah dapat diminum langsung.
Selain pemecahan rekor MURI, dalam acara Bazar ini, BI Medan juga memberikan kemudahan ke masyarakat, salah satunya dengan penjualan daging sapi murah dan minum susu kambing gratis bagi pelajar. Untuk daging sapi, dijual dengan harga Rp40 ribu/kilo.
“Banyak juga yang beli, mengingat ini dekat dengan natal dan tahun baru,” tambah Nasser Atorf. Selama masa bazar ini, telah dilakukan penandatanganan akad kredit secara total tersalurkan kredit skema KPPE dan KUPS sebesar Rp15.342.096.500 antara bank dan 9 kelompok petani dan peternak dari Deli Serdang, SerdangBedagai, Langkat, Simalungun, Palas dan Asahan. (ram)