29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Viral Seorang Ibu Meninggal karena Oksigen Kosong, DPRD Segera Panggil RSUD Pirngadi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepada Sumut Pos, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Sudari ST mengaku akan memanggil pihak RSUD Pirngadi Medan untuk mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi II DPRD Kota Medan. Bahkan, Ketua Fraksi PAN DPRD Medan itu mengatakan, pihaknya di Komisi II telah menjadwalkan RDP untuk digelar pada Senin (7/6) pekan depan. Jadwal tersebut pun telah dikonsultasikan dengan Ketua Komisi II, Surianto.

Jenazah-Ilustrasi

“Dalam waktu dekat ini kita akan memanggil pihak rumah sakit Pirngadi untuk rapat di Komisi II dan ini sudah kita konsultasikan dengan pimpinan Komisi II. Sudah kita agendakan, kemungkinan senin depan tanggal 7,” kata Sudari kepada Sumut Pos, Sabtu (29/5) sore.

Dalam RDP di Komisi II DPRD Medan nanti, kata Sudari, pihaknya akan meminta keterangan dari pihak RSUD Pirngadi terkait video viral kasus kelalaian perawat RSUD Pirngadi.

Jika kejadian tersebut memang benar adanya, Komisi II DPRD Medan akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu. “Jadi akan segera kita minta keterangan apakah video viral tersebut memang benar adanya dan nanti kita akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu. Kalau bisa, perawat yang saat itu bertugas harus segera diganti,” kata Dikatakan Ketua Fraksi PAN DPRD Medan ini.

Nantinya, lanjut Sudari, Komisi II DPRD Medan juga akan meninjau ulang dan melakukan pengawasan terhadap rumah sakit di Kota Medan, khususnya RS milik pemerintah.

“Pertama kita akan melihat SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada di rumah sakit, apakah memang benar-benar sudah sesuai dengan ketentuan pelayanan rumah sakit. Kedua, kalau seandainya memang benar SOP nya dilanggar, segera dilakukan tindakan tegas kepada petugas yang bertugas saat itu,” tegasnya.

Dilanjutkan politisi asal Medan Utara itu, Komisi II DPRD Medan juga akan memastikan apakah di rumah sakit tersebut sudah memiliki pengawas internal untuk menanggulangi terjadinya hal yang sama. “Kita lihat struktur organisasinya disana, apakah ada bagan tersendiri untuk mengawasi, seperti pengawas internal dari rumah sakitnya sendiri. Kalau tidak ada, kita minta segera bentuk tim pengawas internal terhadap kegiatan yang ada di rumah sakit,” pungkasnya.

Ombudsman Dalami Dugaan Maladministrasi

Sementara itu, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara turun tangan, terkait viralnya video pasien di RSUD Dr Pirngadi Medan disebut meninggal dunia karena diberi tabung oksigen kosong. Dalam kasus tersebut, lembaga negara pengawas penyelenggaraan pelayanan publik tersebut mendalami dugaan maladministrasi.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, pihaknya telah datang langsung ke rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan itu dan meminta klarifikasi. Meski begitu, belum dapat menyimpulkan apakah ada maladministrasi dalam pelayanan yang diberikan karena masih harus melakukan pendalaman sebelum membuat kesimpulan. “Saya belum bisa menyebut ke arah itu (maladministrasi). Kalau kita dengar sepihak dari video pasien, sepertinya begitu. Tapi, setelah mendengar klarifikasi dari pihak rumah sakit berbeda. Makanya, kita lakukan pendalaman untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya,” kata Abyadi usai bertemu direksi RSUD Dr Pirngadi Medan, Sabtu (29/5).

Abyadi menyatakan, kedatangan tim Ombudsman ke rumah sakit tersebut untuk merespon keluhan masyarakat atas pelayanan publik yang diberikan penyelenggara layanan. “Kaitannya dengan video yang viral, adanya keluarga pasien yang protes. Setelah melihat video itu, kita langsung melakukan reaksi cepat dalam merespon setiap penyelenggaraan pelayanan publik di unit-unit layanan publik, termasuk di Pirngadi ini,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang ingin diklarifikasi Ombudsman kepada manajemen rumah sakit terkait beberapa statement yang muncul dalam video yang viral di media sosial tersebut. Salah satunya mengenai tudingan pemberian tabung oksigen kosong kepada pasien.

“Dari manajemen memberi klarifikasi dan membantah itu tidak benar. Jadi, ini yang masih dalam catatan bagi Ombudsman,” ucapnya.

Abyadi menambahkan, dalam pertemuan dengan manajemen rumah sakit, Ombudsman mengingatkan beberapa hal kepada pihak rumah sakit dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik. Pertama, agar rumah sakit meningkatkan kualitas layanan. Kedua, meminta manajemen terus melakukan evaluasi penyelenggaraan layanan di unit-unit layanan di rumah sakit, dan ketiga, menanggapi keluhan pasien melalui unit pengaduan.

“Kita lihat salah satu faktor sumbatnya persoalan pasien dengan manajemen itu di unit pengaduan. Kita tekankan di situ, supaya setiap informasi tentang pengaduan di RS Pirngadi ini terinformasi secara masif di seluruh ruang-ruang rawat inap. Dengan begitu, memudahkan dan setiap persoalan yang dihadapi pasien dan keluarganya bisa tersampaikan kepada unit manajemen pengelola aduan, sehingga bisa diselesaikan dan tidak sampai begini,” tandasnya.

Batal Laporkan Keluarga Pasien

Sedangkan manajemen RSUD Dr Pirngadi Medan batal melaporkan keluarga pasien yang membuat video yang viral tentang buruknya pelayanan di rumah sakit itu. Dirut RSUD Dr Pirngadi Medan dr Suryadi Panjaitan mengatakan, batalnya laporan itu karena mengikuti arahan dari Wali Kota Medan Bobby Nasution. “Kami atas arahan Pak Wali, karena ini masyarakat kita. Kita akhirnya membatalkan itu,” katanya.

Menurut Suryadi, rumah sakit sebenarnya sudah akan membuat laporan ke polisi karena video yang viral di media sosial itu telah merugikan pihak rumah sakit. Namun Wali Kota Medan meminta hal itu tidak dilakukan. “Sudah sempat mau kita lapor, tapi atas saran Pak Wali yang peduli pada masyarakat akhirnya kita batalkan. Karena kita mencoba menumbuhkan kembali bahwa Pirngadi sudah berusaha memberikan yang terbaik. Makanya sampai menjemput pasien ke Pirngadi, kami siap,” kata dia lagi.

Suryadi menilai, keluarga pasien terlalu emosional karena kehilangan orangtua sehingga membuat video tudingan yang tidak benar. Namun, dia meminta agar ke depan tidak terjadi lagi hal-hal seperti itu karena akan berdampak pada rumah sakit dan masyarakat yang ingin mendapatkan layanan. “Lain kali jangan terjadi karena terlalu banyak dampaknya. Bukan hanya pada pribadi keluarga, tapi juga masyarakat yang memerlukan pelayanan rumah sakit ini,” ucapnya.

Dia membantah semua tudingan dari keluarga pasien atas layanan di RSUD Pirngadi Medan. Apalagi, mengenai kekosongan tabung oksigen yang disebut menjadi sebab meninggalnya pasien. “Gak ada, masih berisi lebih kurang 250 liter lagi. Jadi itulah, cuma karena kita sudah emosional jadi begitu ngomongnya. Kalau sudah emosional kadang-kadang kita enggak melihat kenyataan,” aku Suryadi.

Suryadi sangat menyayangkan sikap keluarga pasien tersebut. Terlebih, biaya perawatan pasien tersebut seluruhnya ditanggung oleh Pemko Medan. “Pasien ini pasien unregister, artinya semua pembiayaan ditanggung APBD Kota Medan. Kenapa waktu sekarang dikeluhkan, dari mulai masuk kita layani pasiennya PAPS (pulang atas permintaan sendiri) dari rumah sakit swasta ke Pirngadi, kita layani dengan baik. Jadi rasanya dia mengeluh itu tidak pantas lah,” pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan keributan di rumah sakit viral di media sosial. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang mengambil video memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis. Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, keluarga pasien menuduh perawat memberikan tabung oksigen kosong hingga sang ibu akhirnya meninggal dunia. “Tabung kosong ini, tabung kosong enggak ada tekanan. Enggak diperiksanya, ini nyawa mamak ku, bisa kalian ganti? Ini nyawa,” kesal pria tersebut dalam dalam video. Diketahui, pasien masuk pada Rabu (19/5) dengan diagnosa diabetes dan TB. Setelah melewati perawatan sepekan, pasien meninggal dunia pada Rabu (26/5) malam. (map/ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepada Sumut Pos, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Sudari ST mengaku akan memanggil pihak RSUD Pirngadi Medan untuk mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi II DPRD Kota Medan. Bahkan, Ketua Fraksi PAN DPRD Medan itu mengatakan, pihaknya di Komisi II telah menjadwalkan RDP untuk digelar pada Senin (7/6) pekan depan. Jadwal tersebut pun telah dikonsultasikan dengan Ketua Komisi II, Surianto.

Jenazah-Ilustrasi

“Dalam waktu dekat ini kita akan memanggil pihak rumah sakit Pirngadi untuk rapat di Komisi II dan ini sudah kita konsultasikan dengan pimpinan Komisi II. Sudah kita agendakan, kemungkinan senin depan tanggal 7,” kata Sudari kepada Sumut Pos, Sabtu (29/5) sore.

Dalam RDP di Komisi II DPRD Medan nanti, kata Sudari, pihaknya akan meminta keterangan dari pihak RSUD Pirngadi terkait video viral kasus kelalaian perawat RSUD Pirngadi.

Jika kejadian tersebut memang benar adanya, Komisi II DPRD Medan akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu. “Jadi akan segera kita minta keterangan apakah video viral tersebut memang benar adanya dan nanti kita akan menindak tegas perawat yang bertugas saat itu. Kalau bisa, perawat yang saat itu bertugas harus segera diganti,” kata Dikatakan Ketua Fraksi PAN DPRD Medan ini.

Nantinya, lanjut Sudari, Komisi II DPRD Medan juga akan meninjau ulang dan melakukan pengawasan terhadap rumah sakit di Kota Medan, khususnya RS milik pemerintah.

“Pertama kita akan melihat SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada di rumah sakit, apakah memang benar-benar sudah sesuai dengan ketentuan pelayanan rumah sakit. Kedua, kalau seandainya memang benar SOP nya dilanggar, segera dilakukan tindakan tegas kepada petugas yang bertugas saat itu,” tegasnya.

Dilanjutkan politisi asal Medan Utara itu, Komisi II DPRD Medan juga akan memastikan apakah di rumah sakit tersebut sudah memiliki pengawas internal untuk menanggulangi terjadinya hal yang sama. “Kita lihat struktur organisasinya disana, apakah ada bagan tersendiri untuk mengawasi, seperti pengawas internal dari rumah sakitnya sendiri. Kalau tidak ada, kita minta segera bentuk tim pengawas internal terhadap kegiatan yang ada di rumah sakit,” pungkasnya.

Ombudsman Dalami Dugaan Maladministrasi

Sementara itu, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara turun tangan, terkait viralnya video pasien di RSUD Dr Pirngadi Medan disebut meninggal dunia karena diberi tabung oksigen kosong. Dalam kasus tersebut, lembaga negara pengawas penyelenggaraan pelayanan publik tersebut mendalami dugaan maladministrasi.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, pihaknya telah datang langsung ke rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan itu dan meminta klarifikasi. Meski begitu, belum dapat menyimpulkan apakah ada maladministrasi dalam pelayanan yang diberikan karena masih harus melakukan pendalaman sebelum membuat kesimpulan. “Saya belum bisa menyebut ke arah itu (maladministrasi). Kalau kita dengar sepihak dari video pasien, sepertinya begitu. Tapi, setelah mendengar klarifikasi dari pihak rumah sakit berbeda. Makanya, kita lakukan pendalaman untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya,” kata Abyadi usai bertemu direksi RSUD Dr Pirngadi Medan, Sabtu (29/5).

Abyadi menyatakan, kedatangan tim Ombudsman ke rumah sakit tersebut untuk merespon keluhan masyarakat atas pelayanan publik yang diberikan penyelenggara layanan. “Kaitannya dengan video yang viral, adanya keluarga pasien yang protes. Setelah melihat video itu, kita langsung melakukan reaksi cepat dalam merespon setiap penyelenggaraan pelayanan publik di unit-unit layanan publik, termasuk di Pirngadi ini,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang ingin diklarifikasi Ombudsman kepada manajemen rumah sakit terkait beberapa statement yang muncul dalam video yang viral di media sosial tersebut. Salah satunya mengenai tudingan pemberian tabung oksigen kosong kepada pasien.

“Dari manajemen memberi klarifikasi dan membantah itu tidak benar. Jadi, ini yang masih dalam catatan bagi Ombudsman,” ucapnya.

Abyadi menambahkan, dalam pertemuan dengan manajemen rumah sakit, Ombudsman mengingatkan beberapa hal kepada pihak rumah sakit dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik. Pertama, agar rumah sakit meningkatkan kualitas layanan. Kedua, meminta manajemen terus melakukan evaluasi penyelenggaraan layanan di unit-unit layanan di rumah sakit, dan ketiga, menanggapi keluhan pasien melalui unit pengaduan.

“Kita lihat salah satu faktor sumbatnya persoalan pasien dengan manajemen itu di unit pengaduan. Kita tekankan di situ, supaya setiap informasi tentang pengaduan di RS Pirngadi ini terinformasi secara masif di seluruh ruang-ruang rawat inap. Dengan begitu, memudahkan dan setiap persoalan yang dihadapi pasien dan keluarganya bisa tersampaikan kepada unit manajemen pengelola aduan, sehingga bisa diselesaikan dan tidak sampai begini,” tandasnya.

Batal Laporkan Keluarga Pasien

Sedangkan manajemen RSUD Dr Pirngadi Medan batal melaporkan keluarga pasien yang membuat video yang viral tentang buruknya pelayanan di rumah sakit itu. Dirut RSUD Dr Pirngadi Medan dr Suryadi Panjaitan mengatakan, batalnya laporan itu karena mengikuti arahan dari Wali Kota Medan Bobby Nasution. “Kami atas arahan Pak Wali, karena ini masyarakat kita. Kita akhirnya membatalkan itu,” katanya.

Menurut Suryadi, rumah sakit sebenarnya sudah akan membuat laporan ke polisi karena video yang viral di media sosial itu telah merugikan pihak rumah sakit. Namun Wali Kota Medan meminta hal itu tidak dilakukan. “Sudah sempat mau kita lapor, tapi atas saran Pak Wali yang peduli pada masyarakat akhirnya kita batalkan. Karena kita mencoba menumbuhkan kembali bahwa Pirngadi sudah berusaha memberikan yang terbaik. Makanya sampai menjemput pasien ke Pirngadi, kami siap,” kata dia lagi.

Suryadi menilai, keluarga pasien terlalu emosional karena kehilangan orangtua sehingga membuat video tudingan yang tidak benar. Namun, dia meminta agar ke depan tidak terjadi lagi hal-hal seperti itu karena akan berdampak pada rumah sakit dan masyarakat yang ingin mendapatkan layanan. “Lain kali jangan terjadi karena terlalu banyak dampaknya. Bukan hanya pada pribadi keluarga, tapi juga masyarakat yang memerlukan pelayanan rumah sakit ini,” ucapnya.

Dia membantah semua tudingan dari keluarga pasien atas layanan di RSUD Pirngadi Medan. Apalagi, mengenai kekosongan tabung oksigen yang disebut menjadi sebab meninggalnya pasien. “Gak ada, masih berisi lebih kurang 250 liter lagi. Jadi itulah, cuma karena kita sudah emosional jadi begitu ngomongnya. Kalau sudah emosional kadang-kadang kita enggak melihat kenyataan,” aku Suryadi.

Suryadi sangat menyayangkan sikap keluarga pasien tersebut. Terlebih, biaya perawatan pasien tersebut seluruhnya ditanggung oleh Pemko Medan. “Pasien ini pasien unregister, artinya semua pembiayaan ditanggung APBD Kota Medan. Kenapa waktu sekarang dikeluhkan, dari mulai masuk kita layani pasiennya PAPS (pulang atas permintaan sendiri) dari rumah sakit swasta ke Pirngadi, kita layani dengan baik. Jadi rasanya dia mengeluh itu tidak pantas lah,” pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan keributan di rumah sakit viral di media sosial. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang mengambil video memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis. Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, keluarga pasien menuduh perawat memberikan tabung oksigen kosong hingga sang ibu akhirnya meninggal dunia. “Tabung kosong ini, tabung kosong enggak ada tekanan. Enggak diperiksanya, ini nyawa mamak ku, bisa kalian ganti? Ini nyawa,” kesal pria tersebut dalam dalam video. Diketahui, pasien masuk pada Rabu (19/5) dengan diagnosa diabetes dan TB. Setelah melewati perawatan sepekan, pasien meninggal dunia pada Rabu (26/5) malam. (map/ris/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/