JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan menyatakan tidak menemukan vaksin Covid-19 jenis Moderna yang terkontaminasi seperti yang terjadi di Jepang pada beberapa waktu terakhir. Hal ini karena distribusi vaksin Moderna ke tanah air berbeda rombongan (lot) dengan yang diterima Negeri Sakura itu.
“Tidak (ada kasus kontaminasi), karena ini lotnya berbeda,” ucap Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Minggu (29/8).
Kendati begitu, Siti yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu, belum memberi informasi lebih lanjut mengenai cara pemerintah memastikan tidak ada kasus kontaminasi pada vaksin Moderna yang ada di Indonesia.
Sementara di Indonesia, distribusi dan pemberian vaksin Moderna telah dilakukan ke masyarakat di berbagai daerah. Vaksin Moderna digunakan sebagai vaksin dosis ketiga alias booster kepada para tenaga kesehatan (nakes). Saat ini ada 8 juta dosis vaksin Moderna di Indonesia yang datang sejak Juli dan memiliki batas kadaluarsa hingga Desember 2021 dan Januari 2022n
Sebelumnya, pemerintah Jepang menduga ada kontaminasi zat asing pada vaksin Moderna yang disuntikkan ke masyarakat. Dugaan ini muncul setelah dua warga negaranya meninggal usai mendapat suntikan vaksin Moderna.
Kendati begitu, belum ada bukti dari dugaan tersebut. Saat ini, pemerintah Jepang masih terus melakukan uji laboratorium dan penyelidikan lebih lanjut dari temuan kematian dan dugaan kontaminasi tersebut.
Bersamaan dengan dugaan kontaminasi itu, pemerintah Jepang menyetop sementara penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna yang mereka miliki. Temuan kontaminasi juga sempat terjadi di Prefektur Okinawa, sehingga pemerintah setempat juga menyetop sementara penggunaan vaksin Moderna di daerah mereka.”Kami menangguhkan penggunaan vaksin covid-19 Moderna karena zat asing terlihat di beberapa di antaranya,” ungkap pernyataan resmi pemerintah setempat seperti dilansir dari AFP.
Saat ini sejumlah botol dosis vaksin Moderna yang diduga terkontaminasi telah dikirim ke laboratorium. Targetnya, hasil pengujian akan diumumkan pada pekan depan.
“Saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa kematian ini disebabkan oleh vaksin covid-19 Moderna, dan penting untuk melakukan penyelidikan formal untuk menentukan apakah ada hubungannya,” ungkap manajemen Moderna dan Takeda, distributor perusahaan di Jepang.
Selain Moderna dan Takeda, Rovi, perusahaan farmasi asal Spanyol yang juga mendistribusikan vaksin Moderna di Jepang turut melakukan penyelidikan. Perusahaan menduga bila ada kontaminasi mungkin berasal dari salah satu lini manufakturnya. (cnn)