OLEH: PDM. EDISON SINURAT STH
Yohanes 10:10b “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” JARAK antara Indonesia ke Eropah sekitar 10.650 km, ditempuh dengan pesawat dalam waktu sekitar 12 jam. Tahun 2008 yang lalu kami ke Israel dengan pesawat Kuwait Airways, dari Kuala Lumpur ke Kuwait ditempuh dengan waktu 9 jam.
Yesus datang menempuh perjalanan yang lebih jauh, dari sorga ke bumi melalui proses inkarnasi (Allah menjadi manusia). Siapa kira-kira yang tagu jarak antara sorga dan bumi? Yesus Kristus menegaskan bahwa kedatangannya untuk memberikan kelimpahan kepada kita, Haleluyah. Berbeda dengan Iblis yang datang untuk menghancurkan.
Segala bentuk penghancuran dan kebinasaan itu berasal dari Iblis. Itulah tujuannya agar lebih banyak lagi manusia yang akan mengalami nasib yang sama seperti dirinya, binasa di kekekalan.
Oleh belas kasihan yang begitu besar, Allah datang menjadi sama dengan manusia supaya dalam kemanusiaan-Nya, Ia dapat mengalami kematian sebagai korban menebus dosa manusia itu. Melalui kedatangan- Nya, terjadilah substitusi (penggantian), yang tadinya kita tergadai kepada kebinasaan, sekarang terselamatkan oleh kematian Yesus Kristus.
Tadinya kita harus ke neraka, sekarang kita menjadi pewaris kerajaan Sorga. Tadinya kita miskin, sekarang menjadi kaya dalam anugerah-Nya. Itulah sebabnya umat Kristiani di seluruh dunia bersukacita merayakan hari Natal ini.
Kelimpahan hidup dari Yesus maksudnya bukan saja sekadar hidup atau perbaikan taraf hidup, tetapi menyangkut kehidupan yang kekal selama-lamanya. Banyak orang berusaha memperbaiki taraf hidup, tetapi bukan hanya sebatas itu kehidupan yang dikaruniakan dan dilimpahkan oleh Yesus kepada kita. Dia tinggalkan sorga mulia, Dia rela menjadi manusia, terlahir di sangat bersahaya, di kandang domba yang hina tetapi bala tentara sorga turut menyerukannya.
Memberi pesan dan arti mendalam bahwa kedatangan-Nya bukanlah biasa-biasa. Jarak yang begitu jauh menjadi harus ditempuh oleh Yesus karena alasan yang patut direnungkan, KASIH! Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Realisasi kasih Allah itu adalah penyaliban Kristus. Salib itu merupakan keperluan yang mutlak. Tidak ada pilihan lain. Jikalau tuntutan takhta Allah harus dipenuhi, jikalau tuntutan keadilah harus digenapkan, jikalau dosa harus dihapuskan, haruslah ada Seorang yang tanpa dosa mengalami penghukuman untuk menggantikan orang-orang yang harus diselamatkan. Kristus adalah pemberian kasih Allah. Kematian Yesus Kristus yang kelahirannya sedang kita rayakan hari-hari ini adalah merupakan demonstrasi kasih Allah yang terbesar.
Orang percaya harus menghargai kasih Allah tersebut, walaupun dengan sangat kurang sempurna. Kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menggambarkan kasih Allah itu dengan begitu dalam, lebih dalam dari lautan, begitu luas, lebih luas dari samudera, begitu tinggi, lebih tinggi dari langit.
Sekarang, umat Tuhan jangan terpaku hanya pada kesibukan menyambut hari Natal, tetapi lebih fokus kepada kesibukan mempersiapkan diri menyongsong kedatangan- Nya yang kedua kali yang sungguh tidak lama lagi. Hidup dan pikirkanlah hal-hal yang dapat memperkenankan hati-Nya, itulah bukti bahwa kita menghargai kasih- Nya, kita mengasihi Dia yang sudah lebih dahulu mengasihi kita.
Sebuah lagu menggambarkan akan kasih Allah ini: Dia tinggalkan surga mulia, Dia tahu apa ’kan jadi. Di bukit Joljuta yang sunyi, Dia s’rahkan hidup-Nya buatku. Kalau bukan “kasih” laut ’kan kering, Tiada bintang di langit, burung tak dapat terbang. (Reff): Kalau bukan “kasih”, surga hanya c’rita, Tiada yang kurasa, kalau bukan “kasih”. Walau menderita Dia ingat pencuri yang di sisi-Nya.
Dia berkata dengan kasih dan membawanya ke Firdaus. Kalau bukan “kasih”……
Selamat Tahun Baru, Januari 2012. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita sekalian.(*)