MEDAN, SUMUTPOS.CO – Atas hal itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution kembali melakukan rapat pembahasan terkait banjir bersama OPD-OPD yang ada di jajaranya di Restoran Kenanga Garden Medan, Jumat (26/11). Bobby menyebutkan, bahwa dari hasil pantauan pihaknya, ada 1.514 titik genangan air di Kota Medan.
Pemerintah Kota (Pemko) Medan pun menargetkan untuk segera mengurangi titik-titik genangan banjir yang ada di Kota Medan dalam waktu dekat. Namun dari total 1514 titik genangan air yang ada di Kota Medan, Pemko Medan belum bisa memastikan berapa jumlah pengurangan titk genangan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat.
“Titiknya yang terendam banjir kalau tidak salah 1.514 titik yang hari ini eksisting masih menggenangi Kota Medan. Target kita bisa kita kurangi, namun tadi hasilnya masih kita evaluasi lagi. Belum bisa ditentukan berapa jumlah reduksi dari 1.500 lebih tadi, tereduksi berapa belum bisa disimpulkan. Tapi targetnya, yang pertama titik banjir bisa berkurang. Intensitas banjir bisa berkurang, luas genangan bisa berkurang. Ini target-target yang selalu kami sampaikan,” ucapnya.
Diakui Bobby, hingga saat ini pihaknya masih terus mencari solusi yang tepat untuk menangani banjir di Kota Medan. Fokus ke depan, memastikan bahwa air mengalir dengan baik dari hulu ke hilir. “Dari beberapa intensitas hujan baik hujannya ringan, sedang, berat, ini harus ada capaian solusi yang tadi kita bicarakan. Tentunya solusi di setiap wilayah, kita punya lima UPT PU di 21 kecamatan, ini tentunya yang paling utama itu adalah aliran dari hulu ke hilirnya bisa mengalir dengan baik,” ujarnya.
Bobby menuturkan, pihaknya akan memetakan aliran dari daerah paling tinggi di Medan, yakni dari Kecamatan Medan Tuntungan hingga ke daerah hilir, termasuk drainase hingga anak-anak sungai yang ada di Kota Medan.
Bobby pun meminta Dinas PU Kota Medan untuk dapat menyelesaikan data-data yang dibutuhkan dalam penanganan banjir di Kota Medan, termasuk peta drainase dan genangan yang ada.”Makanya tadi saya minta hari Rabu maksimal sudah bisa ditentukan luasan di mana yang mau kita lakukan terlebih dahulu, berapa jumlah titik dari 1.500 lebih tadi bisa mereduksi jadi tinggal beberapa titik. Tahapan-tahapannya harus bisa kita lihat progresnya,” katanya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, Ferri Ichsan mengatakan pihaknya akan melakukan analisa penanganan banjir untuk dipresentasikan pada Rabu (1/12) mendatang. “Inikan tadi, hasil pertemuan ini kami diminta mempertajam analisa perencanaan penanganan permasalahan drainase. Nanti Hari Rabu akan kami presentasikan kembali ke pak wali,” jawab Ferri.
Menurut Ferri, pihaknya sudah memiliki konsultan untuk membantu menemukan solusi permasalahan banjir yang terjadi di Kota Medan.”Sebetulnya kita sudah punya konsultan-konsultan perencanaan dari pihak USU yang sudah membantu kami dan memang kita penanganan drainase itu berdasarkan permasalahan yang ada serta harus tuntas penanganannya,” tuturnya.
Sebelumnya dalam rapat pembahasan banjir, Bobby Nasution tampak kecewa dengan kinerja Dinas PU Medan yang dinilai tidak siap dalam memaparkan kondisi banjir dan solusinya.
Saat itu, Bobby tampak meminta seluruh Kepala UPT Dinas PU Medan untuk dapat menampilkan peta aliran drainase di masing-masing wilayah agar dapat diketahui dimana saja titik-titik genangan air di Kota Medan berikut solusinya.
Namun sayang, peta yang dipaparkan Dinas PU tak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan, Bobby menyebut peta yang ditunjukkan Dinas PU tak ubahnya peta ‘Google Map’ layaknya yang dipakai Ojek Online. Oleh karenanya, Bobby mengaku kecewa dengan Dinas PU Medan yang tidak menyiapkan data yang cukup dalam rapat evaluasi penanganan banjir di Medan.
“Seharusnya dalam rapat yang ditampilkan adalah peta aliran drainase, alirannya dari mana dan kemana saja. Jadi jelas, kita tidak seperti membahas peta ojek online. Saya minta datanya disiapkan, peta aliran drainasenya dari mana kemana, kemudian solusi apa yang dibutuhkan. Supaya jangan sudah dikumpulkan di sini semua tapi tidak ada yang bisa kita bahas,” ketusnya.
Masih dalam rapat itu, Sekreta-ris Daerah (Sekda) Kota Medan Wiriya Alrahman juga mengatakan, pembahasan yang dilakukan kemarin tidak berkembang secara signifikan dari rapat evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya. Padahal seharusnya, wajib ada perkembangan dari setiap rapat yang dilakukan.
Saat itu, Wiriya pun sempat memprotes penjelasan yang dilakukan oleh salah satu Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Sama dengan Wali Kota Medan, Wiriya juga melakukan protes terhadap peta yang dipaparkan dalam rapat. ”Seharusnya yang ditampilkan di rapat saat ini adalah peta aliran drainase, peta yang menunjukkan titik-titik mana saja yang terdapat genangan, jadi bisa tahu berapa titik genangan yang ada, di mana permasalahannya,” ujar Wiriya dalam rapat evaluasi banjir, Jumat (26/11/2021).
Wiriya menyebutkan, peta dan data yang ditunjukkan oleh UPT Dinas PU Medan saat berlangsungnya rapat hanyalah peta kosong.”Ini seperti hanya Google Map saja yang ditampilkan, kita tidak bisa melihat titik mana saja yang ada genangan,” pungkasnya.
Ratusan KK Terdampak Banjir di Binjai
Ratusan rumah terendam banjir di Binjai, Jumat (26/11).Banjir juga akibat dari meluapnya Sungai Bangkatan. Pantauan wartawan, bencana banjir diketahui merendam daerah pemukiman di lima kelurahan pada dua kecamatan yang wilayahnya masuk dalam kawasan bantaran Sungai Bangkatan.
Kelima kelurahan itu antara lain, Pujidadi, Rambung Barat, dan Kelurahan Binjai Estate, Kecamatan Binjai Selatan, serta Kelurahan Satria dan Kelurahan Setia, Binjai Kota. Hingga Jumat (26/11) pagi sekira pukul 08.00 WIB, ketinggian permukaan air sebagai dampak banjir luapan Sungai Bangkatan masih relatif tinggi, yakni mencapai pinggang orang dewasa.
Demi menjamin kelancaran aktivitas dan mobilisasi, sebagian warga terpaksa menggunakan karet ban sebagai rakit alternatif untuk melintasi wilayah pemukiman mereka. “Puncak naiknya (permukaan) air sekitar jam 1 dini hari tadi. Ketinggiannya kira-kira 1,5 meter,” ujar Erwin (38) warga Jalan Jambi, Kelurahan Rambung Barat, Binjai Selatan, yang rumahnya terendam banjir.
Dikatakannya, banjir yang melanda daerah pemukiman sepanjang kawasan Bantaran Sungai Bangkatan ini merupakan bencana susulan yang telah berulang kali terjadi sepanjang dua pekan peningkatan intensitas hujan. Namun, menurut Erwin, bencana banjir yang melanda daerah pemukimannya kali ini adalah yang terparah, karena ketinggian permukaan air mencapai 1,5 meter dari bibir sungai.
Sementara, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Binjai menyatakan ada ratusan rumah di Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Utara dan Binjai Barat yang terdampak banjir. “Ada 582 kepala keluarga yang terdampak bencana banjir dari 9 kelurahan di 4 kecamatan ini. Ketinggian air 10 sampai 60 centimeter,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Binjai, Zulfikar Ahmad.
Dia menguraikan, Kecamatan Binjai Selatan terdiri dari 64 KK di Kelurahan Rambung Timur, 151 KK di Kelurahan Rambung Barat, 56 KK di Kelurahan Binjai Estate dan 13 KK di Kelurahan Pujidadi. Untuk di Kecamatan Binjai Kota, 150 KK di Kelurahan Setia dan 10 KK di Kelurahan Kartini.
“Di Kecamatan Binjai Utara yang banjir genangan akibat drainase buruk terjadi di Kelurahan Nangka yang terdampak kepada 75 KK dan Kelurahan Jatimakmur yang terdampak 30 KK. Terakhir di Kelurahan Payaroba, Binjai Barat ada 33 KK terdampak,” bebernya.
Dia membenarkan, ratusan KK terdampak banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sepekan belakangan. “Akibatnya terjadi genangan dan meluapnya aliran Sungai Bingai, Sungai Bangkatan dan Sungai Mencirim yang merendam ratusan rumah di bantaran daerah aliran sungai. Banjir ini juga susulan yang terjadi pada 3 hari lalu,” pungkasnya.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Bahkan masyarakat yang terdampak banjir tidak ada yang mengungsi. Upaya yang dilakukan Satgas BPBD Binjai yakni, sudah bersiaga di lokasi wilayah terdampak banjir jika sewaktu-waktu ada masyarakat yang butuh pertolongan. BPBD Binjai juga akan mengecek dan mendata dalam rangka melihat kerusakan sarana serta prasarana. BPBD Binjai memantau perkembangan di Bendungan Namu Sira-sira untuk mengetahui ketinggian air.
Ratusan Rumah Terendam di Tebingtinggi
Warga Kota Tebingtinggi yang tinggal dibantaran Sungai Padang, kembali mendapat banjir kiriman Sungai Padang yang merendam rumah warga di lima Kecamatan di Kota Tebingtinggi, Jumat (26/11).
Meliputi, Kecamatan Rambutan, Tebingtinggi Kota, Bajenis, Padang Hulu dan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi. Banjir terparah dengan kedalaman 50-100 centimeter di Kecamatan Rambutan dan Tebingtinggi Kota.
Pihak BPBD bersama Polres Tebingtinggi, TNI dan Tagana kembali turun kelapangan melakukan evakuasi dan pendataan. Sampai saat ini tidak ada laporan adanya korban jiwa. “Ada sekitar 865 rumah warga yang terendam banjir,” jelas Kepala BPBD Tebingtinggi Wahid Sitorus. Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan yang sempat meninjau kondisi banjir di Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi menyatakan turut prihatin kepada warga yang tertimpa musibah banjir dalam minggu sudah beberapa kali.
Umar Zunaidi berharap kepada masayarakat untuk selalu bersabar dan tetap mengantisipasi banjir kiriman karena saat ini memang tingkat curah hujan sangat tinggi. (map/ted/ian)