28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Wanita Tangguh Mitra Grab, Bekerja Keras untuk Keluarga

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Grab berbagi dua kisah inspiratif perempuan tangguh yang tak pernah mengenal lelah dalam menjalani perannya sebagai seorang Ibu dan kepala rumah tangga. Hal itu, dalam memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2021.

Tri Desi AN Br Pandiangan mantan guru TK asal Surabaya yang kini memilih profesi sebagai mitra pengemudi GrabBike.(Ist).

Mereka adalah Tri Desi AN Br Pandiangan dan Corry TM Lumbantoruan, sosok perempuan hebat yang memanfaatkan teknologi dengan menjadi mitra pengemudi Grab untuk menghidupi keluarga hingga memberikan pendidikan terbagi bagi anak-anaknya.

Usia yang tidak lagi muda bukan hambatan bagi Corry TM Lumbantoruan untuk tetap produktif. Sebagai pensiunan dari salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Corry yang berusia 62 tahun ini tetap semangat menjalani profesi sebagai mitra pengemudi GrabCar di Kota Medan setiap harinya.

“Karena sudah terbiasa bekerja setiap hari, jadi saya sempat kebingungan saat tidak ada aktivitas rutin selepas pensiun. Akhirnya saya berdiskusi dengan almarhum suami untuk mencari pekerjaan lain. Karena saya juga sudah terbiasa menyetir kendaraan sendiri, saya pun memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabCar. Syukurlah keputusan ini pun disetujui oleh suami,” sebut Corry.

Corry TM Lumbantoruan pensiunan salah satu BUMN yang tetap produktif dalam mencari nafkah sebagai mitra pengemudi GrabCar di usianya yang sudah tidak muda lagi .

Dengan menjadi mitra pengemudi GrabCar, Corry bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk membantu perekonomian keluarga. Apalagi saat itu, suaminya tengah sakit keras dan harus menjalani pengobatan rutin di rumah sakit.

Selain itu, penghasilannya juga digunakan untuk membiayai pendidikan putrinya yang kala itu masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung.

Dalam menjalankan profesi sehari-harinya sebagai pengemudi taksi online, Corry juga mendapatkan banyak pengalaman dan hal menarik saat melayani penumpang. Ia pun membagikan pesan bagi para mitra pengemudi perempuan lainnya, agar tetap semangat dan selalu berpikir positif.

“Meski usia saya saat ini sudah 62 tahun, semangat saya masih seperti anak muda yang berusia 26 tahun. Pesan saya, khususnya untuk para sopir taksi online perempuan seperti saya di luar sana, baik yang ibu rumah tangga maupun orang tua tunggal tetap semangat dan jangan hanya berdiam diri saja. Sebagai perempuan kita dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Sudah saatnya bagi para perempuan dapat turut mendukung perekonomian keluarga,” tandas Corry.

Sosok pekerja keras melekat pada diri Tri Desi AN Br Pandiangan atau yang akrab disapa Bunda Dea. Sejak 2014, dirinya harus bisa berbagi peran sebagai seorang ibu sekaligus ‘ayah’ bagi keempat anaknya. Sempat menekuni profesi sebagai guru TK di Cilacap dan Surabaya, Dea kini fokus menjadi sopir ojek online di Kota Pahlawan demi menafkahi keluarganya.

Pasca ditinggal suami, Dea memutuskan untuk menetap di Surabaya dan menjadi guru homeschooling TK. Ia sempat mengikuti pelatihan dari yayasan untuk mendapatkan sertifikat bukti layak mengajar. Namun semua hanya berjalan 6 bulan saja.

“Saya memutuskan untuk berhenti lantaran pada saat itu penghasilan yang didapatkan sebagai guru TK tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keempat anak saya. Akhirnya, kerja sebagai sales multi level marketing dan kemudian memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabBike pada Februari 2019 hingga sekarang,” jelas Dea.

Menjadi orang tua tunggal tidak lantas membuat Dea menyerah pada keadaan, tapi justru memacunya untuk tetap semangat menjalani profesi sebagai mitra pengemudi GrabBike. Keberadaan anak-anaknya selalu memotivasi dirinya bekerja. Di samping itu, menjadi mitra pengemudi GrabBike memudahkan Dea untuk memperhatikan perkembangan pendidikan keempat anaknya.

“Selama dua tahun, pendapatan harian saya mengalami peningkatan sehingga bisa menafkahi keluarga, bahkan dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi keempat anak saya. Walaupun biayanya tidak murah, tapi saya memilih sekolah terbaik agar anak-anak saya bisa mengembangkan talentanya,” tegasnya.

Dengan menjadi mitra pengemudi GrabBike, Dea berharap dapat terus memberikan pendidikan terbaik bagi putranya terutama anak bungsunya yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Saya percaya, bahwa kecerdasan anak itu tidak hanya dapat dilihat dari nilai akademis saja tapi bisa melalui kecerdasan non akademik. Sehingga nantinya mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bisa menggapai cita-citanya,” pungkasnya.

Grab terus berkomitmen untuk memberikan kesempatan bagi siapa pun, termasuk para Ibu agar dapat mengeluarkan seluruh potensinya melalui teknologi yang inklusif. Dengan membawa semangat GrabForGood, diharapkan akan semakin menciptakan keseharian yang lebih baik bagi para Ibu lewat teknologi sehingga dapat berperan dalam mendukung perekonomian keluarga.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Grab berbagi dua kisah inspiratif perempuan tangguh yang tak pernah mengenal lelah dalam menjalani perannya sebagai seorang Ibu dan kepala rumah tangga. Hal itu, dalam memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2021.

Tri Desi AN Br Pandiangan mantan guru TK asal Surabaya yang kini memilih profesi sebagai mitra pengemudi GrabBike.(Ist).

Mereka adalah Tri Desi AN Br Pandiangan dan Corry TM Lumbantoruan, sosok perempuan hebat yang memanfaatkan teknologi dengan menjadi mitra pengemudi Grab untuk menghidupi keluarga hingga memberikan pendidikan terbagi bagi anak-anaknya.

Usia yang tidak lagi muda bukan hambatan bagi Corry TM Lumbantoruan untuk tetap produktif. Sebagai pensiunan dari salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Corry yang berusia 62 tahun ini tetap semangat menjalani profesi sebagai mitra pengemudi GrabCar di Kota Medan setiap harinya.

“Karena sudah terbiasa bekerja setiap hari, jadi saya sempat kebingungan saat tidak ada aktivitas rutin selepas pensiun. Akhirnya saya berdiskusi dengan almarhum suami untuk mencari pekerjaan lain. Karena saya juga sudah terbiasa menyetir kendaraan sendiri, saya pun memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabCar. Syukurlah keputusan ini pun disetujui oleh suami,” sebut Corry.

Corry TM Lumbantoruan pensiunan salah satu BUMN yang tetap produktif dalam mencari nafkah sebagai mitra pengemudi GrabCar di usianya yang sudah tidak muda lagi .

Dengan menjadi mitra pengemudi GrabCar, Corry bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk membantu perekonomian keluarga. Apalagi saat itu, suaminya tengah sakit keras dan harus menjalani pengobatan rutin di rumah sakit.

Selain itu, penghasilannya juga digunakan untuk membiayai pendidikan putrinya yang kala itu masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung.

Dalam menjalankan profesi sehari-harinya sebagai pengemudi taksi online, Corry juga mendapatkan banyak pengalaman dan hal menarik saat melayani penumpang. Ia pun membagikan pesan bagi para mitra pengemudi perempuan lainnya, agar tetap semangat dan selalu berpikir positif.

“Meski usia saya saat ini sudah 62 tahun, semangat saya masih seperti anak muda yang berusia 26 tahun. Pesan saya, khususnya untuk para sopir taksi online perempuan seperti saya di luar sana, baik yang ibu rumah tangga maupun orang tua tunggal tetap semangat dan jangan hanya berdiam diri saja. Sebagai perempuan kita dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Sudah saatnya bagi para perempuan dapat turut mendukung perekonomian keluarga,” tandas Corry.

Sosok pekerja keras melekat pada diri Tri Desi AN Br Pandiangan atau yang akrab disapa Bunda Dea. Sejak 2014, dirinya harus bisa berbagi peran sebagai seorang ibu sekaligus ‘ayah’ bagi keempat anaknya. Sempat menekuni profesi sebagai guru TK di Cilacap dan Surabaya, Dea kini fokus menjadi sopir ojek online di Kota Pahlawan demi menafkahi keluarganya.

Pasca ditinggal suami, Dea memutuskan untuk menetap di Surabaya dan menjadi guru homeschooling TK. Ia sempat mengikuti pelatihan dari yayasan untuk mendapatkan sertifikat bukti layak mengajar. Namun semua hanya berjalan 6 bulan saja.

“Saya memutuskan untuk berhenti lantaran pada saat itu penghasilan yang didapatkan sebagai guru TK tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keempat anak saya. Akhirnya, kerja sebagai sales multi level marketing dan kemudian memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabBike pada Februari 2019 hingga sekarang,” jelas Dea.

Menjadi orang tua tunggal tidak lantas membuat Dea menyerah pada keadaan, tapi justru memacunya untuk tetap semangat menjalani profesi sebagai mitra pengemudi GrabBike. Keberadaan anak-anaknya selalu memotivasi dirinya bekerja. Di samping itu, menjadi mitra pengemudi GrabBike memudahkan Dea untuk memperhatikan perkembangan pendidikan keempat anaknya.

“Selama dua tahun, pendapatan harian saya mengalami peningkatan sehingga bisa menafkahi keluarga, bahkan dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi keempat anak saya. Walaupun biayanya tidak murah, tapi saya memilih sekolah terbaik agar anak-anak saya bisa mengembangkan talentanya,” tegasnya.

Dengan menjadi mitra pengemudi GrabBike, Dea berharap dapat terus memberikan pendidikan terbaik bagi putranya terutama anak bungsunya yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Saya percaya, bahwa kecerdasan anak itu tidak hanya dapat dilihat dari nilai akademis saja tapi bisa melalui kecerdasan non akademik. Sehingga nantinya mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bisa menggapai cita-citanya,” pungkasnya.

Grab terus berkomitmen untuk memberikan kesempatan bagi siapa pun, termasuk para Ibu agar dapat mengeluarkan seluruh potensinya melalui teknologi yang inklusif. Dengan membawa semangat GrabForGood, diharapkan akan semakin menciptakan keseharian yang lebih baik bagi para Ibu lewat teknologi sehingga dapat berperan dalam mendukung perekonomian keluarga.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/