HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Tim Dosen Fakultas Kehutanan USU melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Ria-ria Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara sejak 20 November hingga akhir Desember 2021. Dalam kegiatan ini, tim PKM yang diketuai Dr Agus Purwoko SHut MSi dengan anggota Ir Siti Latifah SHut MSi PhD IPU, dan Dr Ir Bejo Slamet SHut MSi IPM, melakukan pengembangan fasilitas promosi wisata alam berbasis online.
Pada kesempatan tersebut, Dr Agus Purwoko menyampaikan kepada pimpinan desa, tokoh masyarakat, terutama kepada para pemuda penggerak wisata desa, bahwa Desa Ria-ria juga memiliki banyak potensi alam yang bisa dikelola dan dikembangkan menjadi obyek wisata alam. Terlebih saat ini di desa ini menjadi pilot project program nasional Food Estate, yang akan menjadi salah satu atensi dan mengundang kunjungan dari berbagai kalangan secara nasional maupun internasional. “Adanya kunjungan dari berbagai kalangan ini merupakan salah satu bentuk potensi, apabila dimanfaatkan dengan baik dengan mengelola sumberdaya alamnya, menjadi atraksi yang menarik akan menjadi obyek wisata alam yang potensial,” ujar Dr Agus.
Dalam kegiatan tersebut, Dr Agus Purwoko yang sekaligus juga Wakil Dekan III Fakultas Kehutanan USU menyampaikan contoh-contoh desa di berbagai daerah di Indonesia yang maju pesat dengan mengembangkan potensi desanya melalui sektor pariwisata. Contoh-contoh tersebut dikemas oleh Tim USU dengan materi dan video yang mudah dipahami oleh masyarakat desa.
Tren baru dunia pariwisata dengan memanfaatkan segenap ilmu pengetahuan dan sumber daya, bekerja sama dan menggunakan teknologi untuk mentransformasikan layanan menjadi upaya bangkitnya sektor pariwisata. Adapun poin keahlian penting yang harus dimiliki para penggiat wisata di desa lokasi Food Estate adalah menampilkan berbagai potensi dan atraksi wisata dalam bentuk-bentuk media masa dan media sosial online agar mudah dikenal oleh dunia luar tanpa batas teritori.
“Teknologi promosi berbasis online dapat membantu wisatawan untuk mengakses, mengenali dan berkomunikasi terkait daya tarik wisata yang dimiliki suatu desa. Dengan media promosi online, wisatawan juga dapat berbagi informasi, seperti pilihan wisata yang menarik, unik dan ekonomis kepada sesama pengguna jasa wisata. Pengalaman yang mengesankan selama berwisata menjadi impian setiap wisatawan,” ungkapnya.
Dr Agus Purwoko juga menyebutkan, sebagai destinasi wisata, Desa Ria-ria sudah memenuhi kriteria. Ini karena desa tersebut sudah memiliki something to see, berbagai potensi obyek wisata alam serta budaya termasuk keberadaan lokasi program Food Estate.
Selain pelatihan in door, pemuda sadar wisata Desa Ria-ria juga didampingi Tim USU untuk menggali, mengabadikan melalui fotografi dan menyajikan potensi keindahan alamnya melalui media sosial yang sudah dibuat. Pendampingan lapangan tersebut menghasilkan video identifikasi Potensi Wisata Desa yang sudah dilakukanan analisis secara bersama-sama.
Pada kegiatan tersebut teridentifikasi berbagai potensi wisata lokal yang dimiliki Desa Ria-ria, di antaranya pemandangan alam di sekitar desa, potensi sungai yang digunakan sebagai sumber pengairan pada kegiatan food esate, Tugu Siregar, landskap pertanian/persawahan dengan pola terasering yang eksotis, lokasi camping ground dan keberadaan rumah adat Batak Toba yang masih terpelihara.
Tim PKM USU juga menyerahkan satu set peralatan (gadget) kepada Kepala Desa Ria-ria, Jon Perdianus Lumbangaol yang didampingi Sekretaris Desa, Sariaman Lumbangaol. “Kami berharap peralatan gadget ini dapat dipergunakan untuk mendokumentasikan potensi desa dan pengelolaan promosi wisata alam berbasis media online. Semoga Desa wisata yang akan dibangun ini akan memberdayakan banyak masyarakat dan berdampak pada berbagai komponen. Tidak hanya ekonomi juga ekologi serta sosial budaya masyarakat,” pungkas Dosen Ekonomi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan ini kepada masyarakat Desa Ria-ria. (rel/adz)