BATUBARA, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menerima kunjungan Wakil Menteri I Kementerian BUMN RI Pahala Nugraha Mansury di Pabrik Peleburan (Smelter) Aluminium di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Kunjungan diterima langsung oleh Direktur Pengembangan Usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari inisiatif Kementerian BUMN dalam memeriksa kesiapan PT INALUM (Persero) dalam melakukan pengembangan usaha dalam pemenuhan kebutuhan aluminium nasional.
Wakil Menteri I Kementerian BUMN Pahala Nugraha Mansury menyatakan dukungannya kepada PT INALUM (Persero) dalam melakukan aksi korporasi sebagai langkah strategis dalam menciptakan hilirisasi dan ekosistem industri aluminium nasional. Dalam kunjungan tersebut pula, ia menyebutkan bahwa kolaborasi antara BUMN diperlukan agar keberadaan BUMN di Indonesia bisa terasa manfaat dan kontribusinya untuk Indonesia.
“Kementerian BUMN secara umum mendukung penuh langkah-langkah dari INALUM sebagai perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk menempuh langkah-langkah yang diperlukan sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhan aluminium nasional. Kami berharap, langkah strategis itu bisa berkolaborasi lintas perusahaan BUMN sehingga hasil bisa lebih maksimal, dan manfaatnya bisa segera dirasakan oleh negara, baik dalam hal kontribusi pajak maupun manfaat untuk masyarakat,” ujar Pahala Nugraha Mansury.
Direktur Pengembangan Usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dilo Seno Widagdo menyebut bahwa saat ini PT INALUM (Persero) sedang melakukan berbagai inovasi dan terobosan demi pemenuhan kebutuhan aluminium nasional. Menurut Dilo, saat ini supply demand dari aluminium nasional di Indonesia masih belum bisa dipenuhi secara maksimal oleh INALUM. Oleh karena itu, butuh beberapa langkah strategis baik dalam hal infrastruktur maupun dalam hal ketersediaan energi untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
“Industri aluminium nasional saat ini masih sangat potensial dan terlihat dari supply-demand yang masih ada gap besar. Oleh karena itu inovasi dari pengembangan usaha INALUM mutlak diperlukan. Contohnya, saat ini kami dalam proses peningkatan produksi yaitu baik dengan optimalisasi smelter Kuala Tanjung, Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, ataupun Pembangunan Aluminium Remelt IAA. Namun itu belum cukup karena untuk mengembangkan smelter aluminium yang lebih besar dan berproduksi maksimal, perusahaan perlu mendorong ketersediaan energi yang lebih continue dan sustanable. Langkah ketersediaan energi tersebut sedang kami jajaki untuk berkolaborasi dengan PT PLN (Persero),” ujar Dilo.
Saat ini PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebagai perusahaan yang ditunjuk sebagai holding BUMN industry pertambangan sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.
Proyek strategis tersebut diharapkan bisa membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan Regional. Selain itu, INALUM juga melakukan berbagai langkah kolaborasi dengan perusahaan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi.(rel)