29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lahir Seringan Kaleng Soda, Kini Jadi 2 Kilogram

Lulus Tes, Bayi Termungil Diizinkan Pulang dari Rumah Sakit

HAYDEE Ibarra, 22, bisa bernapas lega. Bayi putrinya yang berukuran mungil, Melinda Star Guido, akhirnya boleh meninggalkan rumah sakit di Los Angeles, AS, Jumat waktu setempat (20/1) atau kemarin WIB (21/1).

Guido merupakan bayi terkecil ketiga di dunia yang pernah lahir dan mampu bertahan hidup.

Bayi Ibarra itu lahir dengan berat hanya 9,5 ounces (sekitar 270 gram atau 0,27 kilogram) pada akhir Agustus tahun lalu. Dengan kata lain, bobot Guido saat itu lebih ringan dari berat sebuah kaleng soda atau setara dengan dua buah iPhone. Itu sebabnya bayi perempuan tersebut harus dirawat intensif dalam inkubator di unit perawatan intensif (ICU) ruang neonatal Los Angeles County-USC Medical Center selama lima bulan.

Mengenakan topi rajut pink dan selimut dengan warna sama, Guido terlihat lebih berisi saat meninggalkan ruang perawatan.

Setelah lima bulan dirawat, beratnya kini telah mencapai sekitar 2 kilogram. Padahal, berat badan normal bayi yang baru lahir seharusnya sekitar 2,5 kilogram.

“Saya sangat senang melihat kondisi dia baik-baik saja. Saya juga bersyukur karena akhirnya boleh membawa dia pulang ke rumah,” kataIbarra dalamjumpapers.

Perempuan 22 tahun itu tak menyangka putrinya yang lahir pada 30 Agustus lalu itu bisa bertahan. Sebab, Guido lahir 16 pekan lebih cepat.

Karena lahir prematur dengan berat sangat ringan, Guido harus menjalani berbagai tes untuk memastikan organ vitalnya bekerja secara normal. Tim dokter USC Medical Center pun terus memantau perkembangan putri pasangan Ibarra dan Yovani Guido, 25, tersebut. Selain harus terus berbaring dalam inkubator, dia terpaksa bernapas dengan bantuan oksigen.

“Saat baru lahir, ukuran Guido hanya sebesar tangan saya. Tetapi, sekarang dia sudah seperti bayi normal, meski berat badannya masih sangat kurang untuk ukuran bayi lima bulan,” kata Rangasamy Ramanathan, kepala neonatal USC Medical Center.

Meskipun telah boleh dibawa pulang, Guido tetap harus bernapas dengan bantuan oksigen.

Perkembangan bayi itu pun masih harus dipantau tim dokter.

Ramanathan yang biasa menangani bayi prematur itu cukup optimistis dengan perkembangan Guido. Dia yakin Guido yang tercatat sebagai bayi paling mungil (terkecil) kedua di Amerika Serikat (AS) itu bakal tumbuh sehat seperti bayi lain. Jumat lalu, hasil scanning atas otaknya menunjukkan hasil yang normal.

Indera pendengaran dan penglihatannya pun berfungsi dengan baik.

Sebelum meninggalkan rumah sakit, sesuai prosedur, Guido harus menjalani tes car seat. Tes car seat merupakan prosedur wajib yang harus dilewati setiap bayi prematur. Jika bisa berbaring nyaman di car seat seperti bayi normal, dia dinyatakan lulus.

Tetapi, jika bayi prematur itu tidak cukup besar untuk dibaringkan di car seat yang dilengkapi tali pengaman, dokter tak akan mengizinkan dia pulang.

“Saya sangat yakin, dia akan tumbuh sebagai anak-anak normal.

Tetapi, tak pernah ada jaminan 100 persen untuk bayi prematur,” terang Ramanathan.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit akan mengawasi perkembangan Guido selama enam tahun ke depan. Tim dokter akan memastikan seluruh organ vital bayi mungil itu bisa berfungsi normal untuk jangka waktu lama.

Biasanya, bayi prematur akan tumbuh sebagai ana-ana yang rentan terinfeksi. Infeksi sekecil apapun berpotensi membawa mereka kembali dirawat di rumah sakit.

Tetapi, ancaman paling besar adalah kelainan paru-paru. Pasalnya, pada bayi prematur, organ pernapasan itulah yang belum berkembang sempurna. Salah makan pada bayi prematur bisa memicu masalah serius.

“Orangtua harus memberikan pengawasan ekstra dan banyak bersabar saat bayi prematur belajar makan,” ujar Edward Bell, dokter spesialis anak pada University of Iowa. Pakar yang mengelola bank data bayi terkecil di dunia itu mengatakan bahwa sebagian besar bayi prematur dengan berat badan rendah terjangkit masalah saat mulai belajar makan. (hep/dwi/jpnn)

Lulus Tes, Bayi Termungil Diizinkan Pulang dari Rumah Sakit

HAYDEE Ibarra, 22, bisa bernapas lega. Bayi putrinya yang berukuran mungil, Melinda Star Guido, akhirnya boleh meninggalkan rumah sakit di Los Angeles, AS, Jumat waktu setempat (20/1) atau kemarin WIB (21/1).

Guido merupakan bayi terkecil ketiga di dunia yang pernah lahir dan mampu bertahan hidup.

Bayi Ibarra itu lahir dengan berat hanya 9,5 ounces (sekitar 270 gram atau 0,27 kilogram) pada akhir Agustus tahun lalu. Dengan kata lain, bobot Guido saat itu lebih ringan dari berat sebuah kaleng soda atau setara dengan dua buah iPhone. Itu sebabnya bayi perempuan tersebut harus dirawat intensif dalam inkubator di unit perawatan intensif (ICU) ruang neonatal Los Angeles County-USC Medical Center selama lima bulan.

Mengenakan topi rajut pink dan selimut dengan warna sama, Guido terlihat lebih berisi saat meninggalkan ruang perawatan.

Setelah lima bulan dirawat, beratnya kini telah mencapai sekitar 2 kilogram. Padahal, berat badan normal bayi yang baru lahir seharusnya sekitar 2,5 kilogram.

“Saya sangat senang melihat kondisi dia baik-baik saja. Saya juga bersyukur karena akhirnya boleh membawa dia pulang ke rumah,” kataIbarra dalamjumpapers.

Perempuan 22 tahun itu tak menyangka putrinya yang lahir pada 30 Agustus lalu itu bisa bertahan. Sebab, Guido lahir 16 pekan lebih cepat.

Karena lahir prematur dengan berat sangat ringan, Guido harus menjalani berbagai tes untuk memastikan organ vitalnya bekerja secara normal. Tim dokter USC Medical Center pun terus memantau perkembangan putri pasangan Ibarra dan Yovani Guido, 25, tersebut. Selain harus terus berbaring dalam inkubator, dia terpaksa bernapas dengan bantuan oksigen.

“Saat baru lahir, ukuran Guido hanya sebesar tangan saya. Tetapi, sekarang dia sudah seperti bayi normal, meski berat badannya masih sangat kurang untuk ukuran bayi lima bulan,” kata Rangasamy Ramanathan, kepala neonatal USC Medical Center.

Meskipun telah boleh dibawa pulang, Guido tetap harus bernapas dengan bantuan oksigen.

Perkembangan bayi itu pun masih harus dipantau tim dokter.

Ramanathan yang biasa menangani bayi prematur itu cukup optimistis dengan perkembangan Guido. Dia yakin Guido yang tercatat sebagai bayi paling mungil (terkecil) kedua di Amerika Serikat (AS) itu bakal tumbuh sehat seperti bayi lain. Jumat lalu, hasil scanning atas otaknya menunjukkan hasil yang normal.

Indera pendengaran dan penglihatannya pun berfungsi dengan baik.

Sebelum meninggalkan rumah sakit, sesuai prosedur, Guido harus menjalani tes car seat. Tes car seat merupakan prosedur wajib yang harus dilewati setiap bayi prematur. Jika bisa berbaring nyaman di car seat seperti bayi normal, dia dinyatakan lulus.

Tetapi, jika bayi prematur itu tidak cukup besar untuk dibaringkan di car seat yang dilengkapi tali pengaman, dokter tak akan mengizinkan dia pulang.

“Saya sangat yakin, dia akan tumbuh sebagai anak-anak normal.

Tetapi, tak pernah ada jaminan 100 persen untuk bayi prematur,” terang Ramanathan.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit akan mengawasi perkembangan Guido selama enam tahun ke depan. Tim dokter akan memastikan seluruh organ vital bayi mungil itu bisa berfungsi normal untuk jangka waktu lama.

Biasanya, bayi prematur akan tumbuh sebagai ana-ana yang rentan terinfeksi. Infeksi sekecil apapun berpotensi membawa mereka kembali dirawat di rumah sakit.

Tetapi, ancaman paling besar adalah kelainan paru-paru. Pasalnya, pada bayi prematur, organ pernapasan itulah yang belum berkembang sempurna. Salah makan pada bayi prematur bisa memicu masalah serius.

“Orangtua harus memberikan pengawasan ekstra dan banyak bersabar saat bayi prematur belajar makan,” ujar Edward Bell, dokter spesialis anak pada University of Iowa. Pakar yang mengelola bank data bayi terkecil di dunia itu mengatakan bahwa sebagian besar bayi prematur dengan berat badan rendah terjangkit masalah saat mulai belajar makan. (hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/