26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mengenal Fenomena Penipuan Catfishing

Oleh: Ghefira Nurfatimah

CATFISH atau ikan lele yang menjadi metafor dalam terminologi catfishing belakangan ini viral dan banyak digunakan, seseorang dengan identitas palsu online dengan berpura-pura dan melebih-lebihkan diri mereka sendiri, umumnya ketika seseorang membuat identitas palsu secara online mereka sering disebut “ikan lele”.

Istilah tersebut muncul karena sebuah acara televisi di Amerika Serikat bernama catfish tentang orang-orang yang jatuh cinta dengan seseorang secara online dan belum pernah mereka temui.

Lebih tepatnya catfishing diartikan sebagai penipuan identitas diri atau pengguna informasi palsu untuk membentuk identitas baru di media sosial dan berpura-pura menunjukkan ketertarikan pada “korban” yang sebelumnya tidak pernah saling mengenal dalam konteks salah satunya hubungan romantis atau hal lainnya.

Biasanya hal ini terjadi di dunia maya lewat media sosial dengan mengajak online-dating. Pelaku akan melakukan pemalsuan baik dari nama, usia, foto profil dan keterangan palsu lainnya.

Orang yang melakukan catfishing ini biasanya menawarkan sesuatu yang penuh dengan kehangatan, cinta, rasa sayang, mereka akan memuji-muji pasangannya.

Kemudian kalau mereka tertarik pada si calon korban akan terus menerus mendekatinya sampai sang korban merasa sangat cocok kemudian meminta data pribadi sampai meminta memberikan sejumlah uang.

Hal ini harus diwaspadai kemungkinan akan mempunyai modus-modus lainnya, jangan sampai terpedaya oleh modus tersebut dan biasanya juga pelaku catfishing jarang sekali menampilkan wajah secara langsung serta sering kali berlebihan dalam menggambarkan dirinya, seperti mengaku sebagai orang kaya atau mungkin menggambarkan dirinya kurang terhadap satu hal sehingga membuat sang korban lebih iba kepada dirinya atau juga meminta simpati kepada korban.

Itulah tanda-tanda yang bisa kita kenali dari catfishing. Penipuan semacam ini sudah ada sejak media sosial ada namun kasusnya meningkat pada zaman sekarang yang apa-apa serba online dan banyak disalah gunakan oleh sekelompok orang sehingga memberikan peluang pelaku chatfish untuk melakukan berbagai aksi penipuan.

Dalam kasus yang relatif ringan misalnya hanya tertipu secara emosional korban rata-rata tidak melapor karena malu atau berbagai alasan lain tetapi banyak kasus yang berujung tindak kriminal.

Saat menggunakan media sosial juga bagai pedang bermata dua bisa positif dan negatif. Apalagi di era sekarang media sosial lagi hits-hitsnya. Semua orang menggunakan media sosial, mau makan media sosial, mau minum media sosial, bahkan tidak menutup kemungkinan mencari pasangan lewat media sosial hingga mereka lupa bahwa didalamnya banyak penipuan dan hoaksnya, karena semakin banyak orang mencari koneksi secara online, risiko catfishing pun meningkat.

Nah, itu dia ulasan mengenai fenomena penipuan catfishing yang beredar di media sosial, untuk itu jika berkenalan dengan orang lain secara virtual harus pintar-pintar menelaah jangan mudah percaya hingga terpedaya ketahuilah yang benar dan tidak benar, mana yang hoaks dan fakta. Jangan sampai tertipu ya guys. (*)

Oleh: Ghefira Nurfatimah

CATFISH atau ikan lele yang menjadi metafor dalam terminologi catfishing belakangan ini viral dan banyak digunakan, seseorang dengan identitas palsu online dengan berpura-pura dan melebih-lebihkan diri mereka sendiri, umumnya ketika seseorang membuat identitas palsu secara online mereka sering disebut “ikan lele”.

Istilah tersebut muncul karena sebuah acara televisi di Amerika Serikat bernama catfish tentang orang-orang yang jatuh cinta dengan seseorang secara online dan belum pernah mereka temui.

Lebih tepatnya catfishing diartikan sebagai penipuan identitas diri atau pengguna informasi palsu untuk membentuk identitas baru di media sosial dan berpura-pura menunjukkan ketertarikan pada “korban” yang sebelumnya tidak pernah saling mengenal dalam konteks salah satunya hubungan romantis atau hal lainnya.

Biasanya hal ini terjadi di dunia maya lewat media sosial dengan mengajak online-dating. Pelaku akan melakukan pemalsuan baik dari nama, usia, foto profil dan keterangan palsu lainnya.

Orang yang melakukan catfishing ini biasanya menawarkan sesuatu yang penuh dengan kehangatan, cinta, rasa sayang, mereka akan memuji-muji pasangannya.

Kemudian kalau mereka tertarik pada si calon korban akan terus menerus mendekatinya sampai sang korban merasa sangat cocok kemudian meminta data pribadi sampai meminta memberikan sejumlah uang.

Hal ini harus diwaspadai kemungkinan akan mempunyai modus-modus lainnya, jangan sampai terpedaya oleh modus tersebut dan biasanya juga pelaku catfishing jarang sekali menampilkan wajah secara langsung serta sering kali berlebihan dalam menggambarkan dirinya, seperti mengaku sebagai orang kaya atau mungkin menggambarkan dirinya kurang terhadap satu hal sehingga membuat sang korban lebih iba kepada dirinya atau juga meminta simpati kepada korban.

Itulah tanda-tanda yang bisa kita kenali dari catfishing. Penipuan semacam ini sudah ada sejak media sosial ada namun kasusnya meningkat pada zaman sekarang yang apa-apa serba online dan banyak disalah gunakan oleh sekelompok orang sehingga memberikan peluang pelaku chatfish untuk melakukan berbagai aksi penipuan.

Dalam kasus yang relatif ringan misalnya hanya tertipu secara emosional korban rata-rata tidak melapor karena malu atau berbagai alasan lain tetapi banyak kasus yang berujung tindak kriminal.

Saat menggunakan media sosial juga bagai pedang bermata dua bisa positif dan negatif. Apalagi di era sekarang media sosial lagi hits-hitsnya. Semua orang menggunakan media sosial, mau makan media sosial, mau minum media sosial, bahkan tidak menutup kemungkinan mencari pasangan lewat media sosial hingga mereka lupa bahwa didalamnya banyak penipuan dan hoaksnya, karena semakin banyak orang mencari koneksi secara online, risiko catfishing pun meningkat.

Nah, itu dia ulasan mengenai fenomena penipuan catfishing yang beredar di media sosial, untuk itu jika berkenalan dengan orang lain secara virtual harus pintar-pintar menelaah jangan mudah percaya hingga terpedaya ketahuilah yang benar dan tidak benar, mana yang hoaks dan fakta. Jangan sampai tertipu ya guys. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/