26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga Lae Rambong Dairi Bertarung Nyawa Melintas Dari Jembatan Rusak

DAIRI,SUMUTPOS.CO – Sebanyak 235 kepala keluarga (KK) warga Desa Lae Rambong, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, sangat mendambakan perbaikan jembatan yang saat ini rusak parah. Dimana, setiap kali melintas dari atas jembatan, warga harus bertarung nyawa.

Kepala Desa Lae Rambong, Melda Manurung kepada wartawan lewat telepon, Senin (4/4/2022) mengatakan, jembatan menghubungkan Lae Rambong-Lae Engganenggan tepatnya di dusun 2, kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Kontruksi pada lantai jembatan, sebagian sudah berlubang. Papan pada lantai jembatan sungai Lae Suhar itu sudah rusak akibat termakan usia. Akibatnya, kenderaan roda empat (mobil) dan sepeda motor tidak bisa melintas.

Lanjut Melda, kini jembatan hanya bisa dilalui pejalan kaki. Tetapi, tidak sedikit warga nekat menerobos jalan jembatan berlubang tersebut dengan menaiki sepeda motor karena keadaan terpaksa mengantar jemput anak mereka bersekolah ke kota Parongil sebagai ibukota kecamatan Silima Pungga-Pungga, ucapnya.

Setiap hari mau berangkat dan pulang sekolah, warga setempat (orangtua siswa) mulai tingkat SD, SMP dan SMA, terpaksa mendampingi anak mereka menyeberangi jembatan berlubang dimaksud untuk menjaga keselamatan anak mereka.

Melda menyebut, warga harus bertarung nyawa bila melintas dari jembatan diatas sungai Lae Suhar dengan kedalaman sekitar 50 meter kebawah itu. “Anak-anak kita ketakutan saat melintas dari jembatan itu sehingga harus didampingi orangtua mereka, ” sebut Melda.

Kerusakan jembatan, juga mengganggu aktivitas ekonomi warga. Sebab, warga sekitar selama ini sangat kesulitan mengangkut sarana produksi pertanian (Saprodi) dan hasil pertanian untuk dijual ke agen pengumpul.

Melda mengaku, kerusakan jembatan sudah disuarakan ke pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk perbaikan, tetapi sampai sekarang belum realisasi.

“Pemerintah desa dan ratusan KK warga desa Lae Rambong, memohon kepada Dinas PUTR Dairi, segera memperbaiki jembatan rusak itu supaya akses lalulintas bisa normal dan sebelum memakan korban jiwa,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas PUPR Dairi, Frianto Naibaho dikonfimasi di kantornya, Senin (4/4) mengatakan, akan mengecek kondisi jembatan kelapangan. “Hari ini kita turunkan tim kelokasi melihat kondisi apa yang bisa kita lalukan, ucap Frianto.

Frianto mengatakan, dana perbaikan jembatan tidak ada ditampung pada APBD tahun 2022 indu. Kita akan usulkan supaya dana perbaikan ditampung di P-APBD Dairi 2022, ” katanya.

” Kita minta pemerintah desa, bisa menggelar gotongroyong untuk penanganan sementara menunggu perbaikan permanen yang akan kita lakukan, ujar Frianto Naibaho. (rud).

DAIRI,SUMUTPOS.CO – Sebanyak 235 kepala keluarga (KK) warga Desa Lae Rambong, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, sangat mendambakan perbaikan jembatan yang saat ini rusak parah. Dimana, setiap kali melintas dari atas jembatan, warga harus bertarung nyawa.

Kepala Desa Lae Rambong, Melda Manurung kepada wartawan lewat telepon, Senin (4/4/2022) mengatakan, jembatan menghubungkan Lae Rambong-Lae Engganenggan tepatnya di dusun 2, kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Kontruksi pada lantai jembatan, sebagian sudah berlubang. Papan pada lantai jembatan sungai Lae Suhar itu sudah rusak akibat termakan usia. Akibatnya, kenderaan roda empat (mobil) dan sepeda motor tidak bisa melintas.

Lanjut Melda, kini jembatan hanya bisa dilalui pejalan kaki. Tetapi, tidak sedikit warga nekat menerobos jalan jembatan berlubang tersebut dengan menaiki sepeda motor karena keadaan terpaksa mengantar jemput anak mereka bersekolah ke kota Parongil sebagai ibukota kecamatan Silima Pungga-Pungga, ucapnya.

Setiap hari mau berangkat dan pulang sekolah, warga setempat (orangtua siswa) mulai tingkat SD, SMP dan SMA, terpaksa mendampingi anak mereka menyeberangi jembatan berlubang dimaksud untuk menjaga keselamatan anak mereka.

Melda menyebut, warga harus bertarung nyawa bila melintas dari jembatan diatas sungai Lae Suhar dengan kedalaman sekitar 50 meter kebawah itu. “Anak-anak kita ketakutan saat melintas dari jembatan itu sehingga harus didampingi orangtua mereka, ” sebut Melda.

Kerusakan jembatan, juga mengganggu aktivitas ekonomi warga. Sebab, warga sekitar selama ini sangat kesulitan mengangkut sarana produksi pertanian (Saprodi) dan hasil pertanian untuk dijual ke agen pengumpul.

Melda mengaku, kerusakan jembatan sudah disuarakan ke pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk perbaikan, tetapi sampai sekarang belum realisasi.

“Pemerintah desa dan ratusan KK warga desa Lae Rambong, memohon kepada Dinas PUTR Dairi, segera memperbaiki jembatan rusak itu supaya akses lalulintas bisa normal dan sebelum memakan korban jiwa,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas PUPR Dairi, Frianto Naibaho dikonfimasi di kantornya, Senin (4/4) mengatakan, akan mengecek kondisi jembatan kelapangan. “Hari ini kita turunkan tim kelokasi melihat kondisi apa yang bisa kita lalukan, ucap Frianto.

Frianto mengatakan, dana perbaikan jembatan tidak ada ditampung pada APBD tahun 2022 indu. Kita akan usulkan supaya dana perbaikan ditampung di P-APBD Dairi 2022, ” katanya.

” Kita minta pemerintah desa, bisa menggelar gotongroyong untuk penanganan sementara menunggu perbaikan permanen yang akan kita lakukan, ujar Frianto Naibaho. (rud).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/