LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amri Tambunan diduga menolak pasien yang berstatus bayi prematur yang membutuhkan pertolongan medis. Anak pertama pasangan suami istri M Fahrur Rozi dan Intan Sari warga Desa Sekip Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deliserdang itu menghembuskan napas terakhirnya, Selasa, (12/4) sekira pukul 08.15 WIB di rumah.
Pihak keluarga tidak mempunyai biaya untuk melakukan perawatan di rumah sakit. Sebelumnya bayi tersebut sempat dirawat di rumah sakit Bina Kasih Sunggal namun karena biaya di ruang Nicu dirasa cukup mahal perharinya pihak keluarga pun membawa pulang anak tersebut Senin, (11/4) malam.
Kakek korban, Surya Darma menceritakan peristiwa penolakan di RSUD Amri Tambunan terjadi pada Minggu, (10/4). Karena dilahirkan di klinik bidan yang ada di Desa Sekip dalam keadaan prematur dan berat badannya juga kurang makanya diarahkan bidan untuk dibawa ke RSUD. Dianggap kalau rumah sakit Pemkab Deliserdang ini juga masih dekat dengan rumah.
” Sampai rumah sakit cuma dibilang ini anak nggak bisa ditangani di sini, alat-alatnya habis. Diperiksa juga belum dan tanpa ada penanganan medis. Saya ada saat itu di ruang IGD karena kami bawa dari klinik pakai becak. Kecewa kalilah pokoknya sama pelayanan rumah sakit Amri Tambunan ini,”kata Surya Darma.
Disebutkannya hanya sekitar 30 menit saja mereka berada di rumah sakit. Meski sudah meminta tolong agar ditangani terlebih dahulu namun saat itu jawabannya hanya disuruh cari rumah sakit lain.
” Di sana bukannya dirujuk malah dibilang carikanlah rumah sakit lain. Sudah saya bilang tolonglah bu ditangani dulu. Dibilang nggak sanggup kita, katanya alatnya nggak cukup, alatnya habis terpakai,”ucap Surya Darma.
Karena tidak ada pilihan lain. Mereka saat itu membawa sendiri ke rumah sakit Grand Med. Disebut di rumah sakit swasta itu langsung dilayani dengan baik sampai pukul 17.00 WIB.
“Di Grand Med bagus kali pelayanannya. Dibilang sabar ya pak kita tangani dulu. Kenapa di Grand Med bisa ditangani dulu dan di RSUD nggak diapa-apain. Oknum pegawai RSUD itu yang saya lihat nggak ada akhlak,”kata Surya Darma.
Ia merasa saat di RSUD Amri Tambunan seperti gelandangan jadinya karena tidak dilayani. Disebut kalau hanya menjawab alat nggak ada lagi orang bodoh juga bisa menyebut seperti itu. Diharapkannya jangan hanya nama rumah sakit saja yang besar tapi pelayanannya buruk. “Saat itu dirujuk ke Grand Med karena disebut ada alat yang khusus lagi yang dibutuhkan. Tapi dilayani dengan baik dikasih bantu pernapasan,”sebutnya.
Bapak dan Ibu bayi tampak begitu terpukul atas kejadian ini. Mereka masih tampak shok atas kepergian anak pertama mereka ini. Direktur RSUD Amri Tambunan, dr Hanif Fahri yang beberapa kali dikonfirmasi melalui sambungan telepon belum bersedia menjawab panggilan. (btr/azw)