29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Anak-anak tak Perlu Tes Covid dan Booster

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – MENKES Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kabar gembira bagi para orangtua. Anak di bawah usia 18 tahun diperbolehkan ikut mudik tanpa tes Corona dan tanpa vaksinasi booster. Keputusam Presiden Jokowi itu disampaikan Budi dalam jumpa pers seperti ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4).

“Bapak presiden juga mendengarkan dinamika dari masyarakat, kita memang mensyaratkan booster kalau tidak mau dites antigen atau PCR untuk mudik. Tapi booster inikan hanya diberikan ke usia di atas 18 tahun ke atas, jadi memang ada dinamika. Nah, kalo anak di bawah 18 gimana?” kata Budi.

Budi mengatakan, Jokowi memahami dinamika tersebut. Oleh karena itu, Jokowi memutuskan agar anak di bawah 18 tahun boleh mudik tanpa harus tes antigen atau PCR. “Di-booster juga belum boleh, jadi akhirnya diputuskan oleh bapak presiden, anak-anak remaja, kalau mau mudik belum di-booster nggak apa-apa, nggak usah dites antigen,” ujarnyan

“Jadi bisa mendampingi orang tuanya untuk mudik tanpa perlu tes antigen asal vaksinasi sudah dua kali. Jadi ini hadiah dari beliau kepada anak-anak kita yang keluarganya mau menikmati mudik ini dengan lebih baik,” lanjut Budi.

Antibodi Covid-19 Masyarakat Naik

Budi juga menyampaikan, antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. Selain itu, kadar antibodi masyarakat ikut naik. Hal ini berdasarkan hasil sero survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Sero survei pertama dilakukan pada Desember tahun lalu.

“Di Bulan Desember kita lakukan sero survey ini, hasilnya sekitar 88,6% dari masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Baik itu berasal dari vaksinasi maupun antibodinya berasal dari infeksi,” kata Budi.

Sero survei kedua menunjukkan hasil yang meningkat. Antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. “Sebelum Lebaran mulai, kami melakukan sero survei yang kedua. Agar kebijakan yang pemerintah ambil saat lebaran ini ada basis risetnya. Kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2% artinya 99,2% dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi,” ungkapnya.

Selain itu, ukuran kadar antibodi masyarakat naik. Kini orde antibodi masyarakat Indonesia sudah di angka ribuan. “Hal yang menarik kita juga mengukur kadar antibodinya berapa. Jadi kalau bulan Desember kita lakukan sero survey ordenya masih di angka ratusan, sekitar 500-600. Di bulan Maret, ordenya sudah ribuan. Sekitar 7.000-8.000,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki kadar antibodi yang tinggi pula. Artinya, lanjut Budi, daya tahan masyarakat Indonesia akan cepat dalam menghadapi serangan virus. “Ini menunjukkan bukan hanya ada masyarakat yang memiliki antibody, tapi kadar antibodinya tinggi sehingga kalau diserang virus daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko masuk rumah sakit, apalagi meninggal,” tuturnya.

Budi berharap masyarakat, khususnya pemudik, tetap berdisiplin memakai masker. Dia menyebut Indonesia tidak perlu terburu-buru mengikuti negara lain dengan terburu-buru melepas masker. “Kita jaga terus disiplin memakai masker, tidak usah terlalu terburu-buru mengikuti negara lain yang terlampau agresif, tapi kemudian malah naik lagi, karena sayang momentum perbaikan sudah kita capai,” ucapnya.

Tak hanya itu, dia juga menyampaikan pesan Jokowi agar masyarakat tidak jemawa terkait kondisi saat ini. Meski kasus cenderung sudah rendah, kata dia, virus Corona tetap berbahaya. “Catatan Pak Presiden sagat baik kalau kita tetap hati-hati dan waspada, kenapa? Karena tetap banyak kita belum ketahui dari virus ini dan beberapa negara tetangga, negara besar, seperti China, Hong Kong, itu masih tinggi. Kalau kita kasus hariannya 600, Korea Selatan itu ratusan ribu. Tetap arahan Pak Presiden tetap hati hati dan waspada, jangan sombong, dan jemawa ya,” ujarnya. (dtc/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – MENKES Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kabar gembira bagi para orangtua. Anak di bawah usia 18 tahun diperbolehkan ikut mudik tanpa tes Corona dan tanpa vaksinasi booster. Keputusam Presiden Jokowi itu disampaikan Budi dalam jumpa pers seperti ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4).

“Bapak presiden juga mendengarkan dinamika dari masyarakat, kita memang mensyaratkan booster kalau tidak mau dites antigen atau PCR untuk mudik. Tapi booster inikan hanya diberikan ke usia di atas 18 tahun ke atas, jadi memang ada dinamika. Nah, kalo anak di bawah 18 gimana?” kata Budi.

Budi mengatakan, Jokowi memahami dinamika tersebut. Oleh karena itu, Jokowi memutuskan agar anak di bawah 18 tahun boleh mudik tanpa harus tes antigen atau PCR. “Di-booster juga belum boleh, jadi akhirnya diputuskan oleh bapak presiden, anak-anak remaja, kalau mau mudik belum di-booster nggak apa-apa, nggak usah dites antigen,” ujarnyan

“Jadi bisa mendampingi orang tuanya untuk mudik tanpa perlu tes antigen asal vaksinasi sudah dua kali. Jadi ini hadiah dari beliau kepada anak-anak kita yang keluarganya mau menikmati mudik ini dengan lebih baik,” lanjut Budi.

Antibodi Covid-19 Masyarakat Naik

Budi juga menyampaikan, antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. Selain itu, kadar antibodi masyarakat ikut naik. Hal ini berdasarkan hasil sero survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Sero survei pertama dilakukan pada Desember tahun lalu.

“Di Bulan Desember kita lakukan sero survey ini, hasilnya sekitar 88,6% dari masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Baik itu berasal dari vaksinasi maupun antibodinya berasal dari infeksi,” kata Budi.

Sero survei kedua menunjukkan hasil yang meningkat. Antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. “Sebelum Lebaran mulai, kami melakukan sero survei yang kedua. Agar kebijakan yang pemerintah ambil saat lebaran ini ada basis risetnya. Kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2% artinya 99,2% dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi,” ungkapnya.

Selain itu, ukuran kadar antibodi masyarakat naik. Kini orde antibodi masyarakat Indonesia sudah di angka ribuan. “Hal yang menarik kita juga mengukur kadar antibodinya berapa. Jadi kalau bulan Desember kita lakukan sero survey ordenya masih di angka ratusan, sekitar 500-600. Di bulan Maret, ordenya sudah ribuan. Sekitar 7.000-8.000,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki kadar antibodi yang tinggi pula. Artinya, lanjut Budi, daya tahan masyarakat Indonesia akan cepat dalam menghadapi serangan virus. “Ini menunjukkan bukan hanya ada masyarakat yang memiliki antibody, tapi kadar antibodinya tinggi sehingga kalau diserang virus daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko masuk rumah sakit, apalagi meninggal,” tuturnya.

Budi berharap masyarakat, khususnya pemudik, tetap berdisiplin memakai masker. Dia menyebut Indonesia tidak perlu terburu-buru mengikuti negara lain dengan terburu-buru melepas masker. “Kita jaga terus disiplin memakai masker, tidak usah terlalu terburu-buru mengikuti negara lain yang terlampau agresif, tapi kemudian malah naik lagi, karena sayang momentum perbaikan sudah kita capai,” ucapnya.

Tak hanya itu, dia juga menyampaikan pesan Jokowi agar masyarakat tidak jemawa terkait kondisi saat ini. Meski kasus cenderung sudah rendah, kata dia, virus Corona tetap berbahaya. “Catatan Pak Presiden sagat baik kalau kita tetap hati-hati dan waspada, kenapa? Karena tetap banyak kita belum ketahui dari virus ini dan beberapa negara tetangga, negara besar, seperti China, Hong Kong, itu masih tinggi. Kalau kita kasus hariannya 600, Korea Selatan itu ratusan ribu. Tetap arahan Pak Presiden tetap hati hati dan waspada, jangan sombong, dan jemawa ya,” ujarnya. (dtc/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/