MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Syarif Irsan Dongoran mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin (18/4) lalu. Saat itu hujan turun dengan intensitas tinggi dan membuat sungai Babura meluap.
Hal ini menyebabkan 12 makam yang terletak di tepi sungai menjadi amblas terbawa arus sungai. “Total ada 12 makam yang jatuh ke sungai. Itu kejadiannya sebenarnya hari Senin (18/4) kemarin,” ucap Syarifuddin kepada Sumut Pos, Rabu (20/4).
Dikatakan Syarifuddin, begitu mendapatkan kabar terjadinya makam yang anjlok di TPU Kristen Simalingkar, pihaknya langsung menurunkan personel yang ada ke lokasi untuk melakukan pendataan.
“Begitu dapat informasi, anggota kita langsung turun. Dari pendataan itu lah, kita tahu bahwa ada total 12 kuburan yang rusak dan hanyut ke sungai,” ujarnya.
Rencananya, sambung Dongoran, tulang belulang dari kuburan yang rusak dan jatuh ke sungai tersebut akan dipindahkan ke kuburan lainnya. “Akan kita pindahkan ke kuburan lainnya di sekitar lokasi sambil menunggu perbaikan,” kata dia.
Sebagai tindaklanjut atas peristiwa itu, Dongoran mengaku telah menyurati Dinas PU Kota Medan agar dapat membangun tanggul atau bronjong di tepi makam yang berbatasan langsung dengan sungai guja menghindari peristiwa yang sama. “Sudah kita surat Dinas PU, mudah-mudahan bisa segera dibuatkan tanggulnya,” katanya.
Dilanjutkannya, untuk sementara waktu, pihaknya tengah membuat tanggul sementara dengan menggunakan pasir yang diisi dalam kantong goni plastik guna menahan air di tepi makam yang berbatasan langsung dengan sungai.
Ia mengaku, sejauh ini belum ada pihak keluarga yang mengajukan komplain atas terjadinya peristiwa tersebut. “Karena kan ini bencana alam, jadi pihak keluarga juga bisa mengerti,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Medan, Daniel Pinem mendesak kepada Dinas Pertamanan dan Kebersihan agar segera melakukan pembenahan terhadap Pemakaman Kristen Simalingkar B yang amblas karena kenaikan air sungai.
“Saya sudah menerima video dari warga, saya lihat sebagian pemakaman Kristen di TPU Simalingkar B amblas akibat naiknya aliran sungai. Kita sangat prihatin akan hal ini, saya mendesak kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan agar segera menurunkan tim untukelakukan pembenahan,” katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan harus melakukan pembenahan untuk tahapan awal kepada kuburan-kuburan yang terkena dampak. “Artinya, kuburan yang terkena dampak didata terlebih dahulu dengan melakukan kordinasi dengan pihak keluarga. Karena satu hal yang harus dipahami, bagi suku Batak, jasad yang sudah dimakamkam memiliki makna yang sakral, terutama orangtua,” tuturnya.
Untuk itu, Daniel juga meminta kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk segar melakukan pemindahan makam. Apalagi berdasarkan informasi yang diterima dari video yang viral di media sosial, pihak terkait telah mengambil tulang belulang jenazah yang sempat terseret ke arus sungai. “Dinas Pertamanan ini harus berkoordinasi, silahkan dicari tempat penganti pemakaman yang layak,” kata Daniel.
Terakhir ditegaskannya, dalam pemindahan atau penataan ulang pemakaman tersebut, Pemko Medan diminta untuk tidak melakukan pengutipan biaya kepada pihak keluarga. “Kita ingatkan agar pemindahan pemakaman ini jangan dikutip biaya apa pun. Ini harus menjadi perhatian Wali Kota Medan Bobby Nasution agar memberikan instruksi langsung,” tegasnya
Sebelumnya, di tanggal 20 April 2020 kemarin, viral video terkait kondisi Pemakaman Simalingkar B yang amblas akibat arus sungai dan beberapa kuburan yang terbawa arus. Dari keterangan yang membagikan video, beberapa kuburan juga terancam anjlok lagi ke sungai lantaran kondisi tanah yang sudah lembek pasca diterjang banjir.
Dari video berdurasi 2 menit 51 detik tersebut, tampak juga salah satu kuburan atas nama Yanidar Daely yang bolong meski belum sempat anjlok ke sungai. (map/ila)