MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut) kembali mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam berbelanja dan berhati-hati dalam melakukan penukaran uang Rupiah.
Hal ini guna menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah (H) yang semakin dekat. Demikian dikatakan Kepala KPw BI Sumut, Doddy Zulverdi saat Bincang Bareng Media (BBM), Selasa (26/4), yang digelar secara online dan offline.
Pada kegiatan tersebut, Doddy juga menyampaikan informasi terkait perkembangan ekonomi terkini, serta perkembangan pemenuhan kebutuhan uang kartal selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Menurutnya, pemulihan ekonomi global diprakirakan tetap berlanjut meski lebih rendah menjadi 3,5 persen dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 4,4 persen. Kondisi tersebut didorong oleh masih berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global. “Volume perdagangan dunia juga diprakirakan lebih rendah, sementara harga komoditas global terus mengalami peningkatan sehingga turut memberikan tekanan pada inflasi global,” ujarnya.
Di tengah perlemahan ekonomi global, lanjut Doddy, BI memperkirakan pemulihan ekonomi nasional tetap berlangsung pada Tahun 2022 meski sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada pada angka 4,5-5,3 persen lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7-5,5 persen dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan lebih rendahnya ekonomi dan volume perdagangan global.
Namun demikian, tambahnya, sejumlah indikator ekonomi domestik seperti mobilitas masyarakat, dan penjualan eceran masih mengindikasikan pemulihan. Di sisi lain, tingkat inflasi tetap terkendali di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat. “Sejalan dengan ekonomi nasional, pemulihan ekonomi Sumut juga terus berlangsung pada tahun 2022 meskipun masih berjalan secara gradual,” katanya.
Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi Sumut pada tahun 2022, juga masih diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan kisaran 3,7-4,5 persen didorong oleh terus meluasnya vaksinasi yang dapat mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat, serta tetap tingginya harga komoditas utama yang dapat menjaga kinerja ekspor Sumut.
“Namun tetap perlu diwaspadai sejumlah faktor yang dapat menahan pertumbuhan, seperti merebaknya varian baru Covid-19 dan masih berlanjutnya konflik geopolitik internasional yang dapat mendorong investor untuk berperilaku wait and see,” tegasnya.
Dikatakannya, peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, berpotensi mendorong kenaikan harga. Pada Maret 2022, inflasi mencapai sebesar 0,71 persen (mtm) atau 3,26 persen (yoy) yang didorong kenaikan harga tanaman hortikultura seperti cabai merah. Berdasarkan pengamatan hingga menjelang Idul Fitri, harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dan gula pasir cenderung mengalami peningkatan.
Sementara itu, paparnya, harga komoditas daging sapi, cabai merah, serta cabai rawit terpantau menunjukkan tren penurunan, dan untuk harga komoditas pangan lainnya relatif stabil. Sebagai antisipasi kenaikan harga pada masa HBKN serta untuk memastikan ketersediaan barang di pasar, TPID Sumatara Utara dan TPID Kab/Kota bersama Satgas Pangan dan Bulog telah melaksanakan monitoring harga dan sidak pasar selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. “BI juga mengimbau agar masyarakat tetap berbelanja secara bijak dan sesuai kebutuhan agar kestabilan harga tetap terjaga,” imbaunya.
Adapun, sebut Doddy, inflasi di Sumut pada April 2022 diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya pada komponen volatile food (komoditas hortikultura dan perikanan), seiring dengan melimpahnya pasokan (musim panen) yang juga didukung dengan cuaca yang baik. Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%.
“Peningkatan inflasi didorong oleh pemulihan ekonomi, tercapainya herd immunity, penanganan pandemi Covid-19 yang semakin baik, serta mobilitas masyarakat, dan permintaan yang meningkat. Berbagai potensi sumber tekanan inflasi, baik dari internal maupun eksternal, perlu menjadi perhatian untuk menjaga pengendalian inflasi tahun 2022,” bebernya.
Dalam hal ini, terang Doddy, memasuki akhir bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, BI juga memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Memasuki minggu ketiga Bulan April, KPw BI Sumut telah mengedarkan sekitar Rp3,27 triliun kepada masyarakat dan akan terus bertambah hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Layanan penukaran uang Rupiah bagi masyarakat tetap dibuka, baik melalui kas keliling Bank Indonesia maupun melalui perbankan.
“Guna menghindarkan masyarakat dari risiko uang palsu dan kerugian lainnya, KPw BI Sumut menyarankan masyarakat untuk melakukan penukaran uang Rupiah di lokasi penukaran resmi yang telah disediakan oleh BI dan perbankan,” ajaknya.
Dalam rangka memastikan ketersediaan infrastruktur layanan transaksi keuangan bagi perbankan dan masyarakat tetap berjalan dengan lancar selama periode libur Idul Fitri dan cuti bersama, pihaknya melakukan penyesuaian kegiatan operasional. Sebagian layanan operasional seperti BI-RTGS, BI-SSSS, BI-ETP dan SKNBI tidak beroperasi, sementara untuk layanan penyelenggaraan sistem BI-FAST tetap akan beroperasi sesuai jadwal yang berlaku (beroperasi 24 jam 7 hari) guna memenuhi kebutuhan transfer dana masyarakat.
“Penyesuaian tersebut berlaku pada tanggal 29 April dan 2-6 Mei 2022, dan akan kembali normal mulai tanggal 9 Mei 2022. Untuk pelaksanaan kegiatan operasional perbankan, akan menjadi pertimbangan dan kewenangan masing-masing bank. Namun demikian, Bank Indonesia menghimbau perbankan untuk dapat maksimal memenuhi kebutuhan masyarakat akan likuiditas dan kelancaran transaksi selama libur Idul Fitri,” tandasnya. (Dwi)