26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Datangi Proyek PT SMGP Madina, Gubsu Larang Operasi Sebelum Ada Solusi

MADINA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mendatangi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) PT Sorik Mas Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Tongah, Kecamatan Puncak Sorikmarapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Rabu (27/4). Dalam kunjungan tersebut, Edy mengatakan, hingga kini belum bisa dipastikan apa persoalannya sehingga terjadi kebocoran dan menyebabkan korban dari warga sekitar lokasi pengeboran.

“Permasalahannya apa, kita sedang mempelajari dan nanti dari pemerintahan setempat, akan dipimpin Wakil Bupati Madina, dan ada juga dari pusat yang sudah turun kemari,” sebut Edy.

Gubsu menegaskan, pihaknya ingin memastikan bahwa kebutuhan energi bagi pembangunan harus tercukupi. Sehingga keberadaan PLTPB seperti yang dilakukan PT SMGP di Madina, adalah bentuk dari tujuan pembangunan di bidang energi. “Kita butuh energi dalam pembangunan, inilah bentuknya (PLTPB). Untuk itu, ini juga harus sukses,” sebutnya.

Edy mengatakan, di negara lain juga dilakukan pengambilan energi. Begitu juga di Indonesia, termasuk Sumut ada beberapa tempat. Bahan PLTPB tersebut menghasilkan 2X45 MW. “Nah, kenapa ini tidak berhasil? Inilah yang akan dievaluasi nantinya,” tegasnya, didampingi Kadis Kehutanan Sumut Herianto.

Sedangkan terkait desakan masyarakat untuk menutup operasional pengeboran di lokasi yang menyebabkan warga keracunan gas, menurut Edy, hal itu bukan solusi yang selalu tepat. Namun perlu ada jalan keluar, agar kedua kepentingan tidak merugikan satu sama lain. “Kalau ditutup, tidak jalan pembangunan. Bukan itu solusinya. Tetapi bagaimana rakyat ini tidak korban, energi ini bisa kita ambil,” tambah Gubernur.

Meskipun begitu, Gubernur secara tegas mengatakan, selama belum ada jawaban atas jaminan kepada rakyat agar tidak menjadi korban lagi seperti kejadian serupa dua kali sebelumnya, operasional pengeboran belum bisa dibuka. “Selama belum bisa terjawab, ini (pengeboran gas PT SMGP) belum bisa kita buka. Harus ditemukan solusinya,” tegas Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, perusahaan energi seperti SMGP ini sudah banyak di Indonesia bahkan di dunia. Namun, peristiwa semburan gas ini hanya terjadi di sini. Edy juga mengatakan, SMGP juga beberapa kali beroperasi tidak mengalami masalah. Namun kali ini, mengapa aktivitas yang dilakukan SMGP ini menimbulkan masalah?

Karena beberapa kali beroperasi tidak menimbulkan masalah, Edy pun heran kenapa semburan gas bisa terjadi. Dia pun akan mencari tahu penyebab terjadinya peristiwa ini. “Apakah kita kurang berdoa? nanti kita evaluasi. Atau orang-orang yang mengerjakan ini yang bermasalah, nanti kita lihat,” tandasnya.

Seperti diketahui, semburan sumur di SMGP mengeluarkan H2S membuat sejumlah warga keracunan pada Minggu (24/4). Polisi menurunkan sejumlah tim ke lokasi kejadian untuk mengecek penyebab terjadinya semburan. (gus)

MADINA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mendatangi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) PT Sorik Mas Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Tongah, Kecamatan Puncak Sorikmarapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Rabu (27/4). Dalam kunjungan tersebut, Edy mengatakan, hingga kini belum bisa dipastikan apa persoalannya sehingga terjadi kebocoran dan menyebabkan korban dari warga sekitar lokasi pengeboran.

“Permasalahannya apa, kita sedang mempelajari dan nanti dari pemerintahan setempat, akan dipimpin Wakil Bupati Madina, dan ada juga dari pusat yang sudah turun kemari,” sebut Edy.

Gubsu menegaskan, pihaknya ingin memastikan bahwa kebutuhan energi bagi pembangunan harus tercukupi. Sehingga keberadaan PLTPB seperti yang dilakukan PT SMGP di Madina, adalah bentuk dari tujuan pembangunan di bidang energi. “Kita butuh energi dalam pembangunan, inilah bentuknya (PLTPB). Untuk itu, ini juga harus sukses,” sebutnya.

Edy mengatakan, di negara lain juga dilakukan pengambilan energi. Begitu juga di Indonesia, termasuk Sumut ada beberapa tempat. Bahan PLTPB tersebut menghasilkan 2X45 MW. “Nah, kenapa ini tidak berhasil? Inilah yang akan dievaluasi nantinya,” tegasnya, didampingi Kadis Kehutanan Sumut Herianto.

Sedangkan terkait desakan masyarakat untuk menutup operasional pengeboran di lokasi yang menyebabkan warga keracunan gas, menurut Edy, hal itu bukan solusi yang selalu tepat. Namun perlu ada jalan keluar, agar kedua kepentingan tidak merugikan satu sama lain. “Kalau ditutup, tidak jalan pembangunan. Bukan itu solusinya. Tetapi bagaimana rakyat ini tidak korban, energi ini bisa kita ambil,” tambah Gubernur.

Meskipun begitu, Gubernur secara tegas mengatakan, selama belum ada jawaban atas jaminan kepada rakyat agar tidak menjadi korban lagi seperti kejadian serupa dua kali sebelumnya, operasional pengeboran belum bisa dibuka. “Selama belum bisa terjawab, ini (pengeboran gas PT SMGP) belum bisa kita buka. Harus ditemukan solusinya,” tegas Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, perusahaan energi seperti SMGP ini sudah banyak di Indonesia bahkan di dunia. Namun, peristiwa semburan gas ini hanya terjadi di sini. Edy juga mengatakan, SMGP juga beberapa kali beroperasi tidak mengalami masalah. Namun kali ini, mengapa aktivitas yang dilakukan SMGP ini menimbulkan masalah?

Karena beberapa kali beroperasi tidak menimbulkan masalah, Edy pun heran kenapa semburan gas bisa terjadi. Dia pun akan mencari tahu penyebab terjadinya peristiwa ini. “Apakah kita kurang berdoa? nanti kita evaluasi. Atau orang-orang yang mengerjakan ini yang bermasalah, nanti kita lihat,” tandasnya.

Seperti diketahui, semburan sumur di SMGP mengeluarkan H2S membuat sejumlah warga keracunan pada Minggu (24/4). Polisi menurunkan sejumlah tim ke lokasi kejadian untuk mengecek penyebab terjadinya semburan. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/