26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengganti Anas Sudah Dibahas

Alternatif Tiga hingga Empat Nama

JAKARTA- Serapat-rapatnya petinggi Partai Demokrat menutupi, gejolak internal mereka akhirnya bocor ke publik. Ternyata Dewan Pembina (Wanbin) sudah membahas kemungkinan mengganti Anas Urbaningrum dari kursi ketua umum Demokrat. Bahkan, pembahasan sudah mencapai kandidat pengganti.

Rapat internal itu dibocorkan Adjeng Ratna Suminar, seorang anggota Wanbin. Rapat penting tersebut diadakan 23 Januari lalu, saat perayaan Imlek. Salah satu yang dibahas adalah alternatif nama-nama yang bakal menggantikan Anas jika terbukti terlibat dalam kasus wisma atlet dan Hambalang.
Adjeng menceritakan, sekitar 20 anggota Wanbin hadir dalam rapat di Kemayoran yang dipimpin Wakil Ketua Wanbin Partai Demokrat Marzuki Alie. “Kita rapat pas Imlek jam satu siang, kan kita sering rapat di sana,” tutur Adjeng di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (30/1).

Menurut perempuan yang duduk di komisi I itu, wajar jika rapat wanbin membahas posisi Anas yang terindikasi bermasalah. Namun, tidak berarti rapat tersebut membahas penggantian Anas. Wanbin Partai Demokrat baru mengambil keputusan itu jika sudah ada indikasi keterlibatan Anas. “Bagaimana diganti atau tidak, kalau sudah ada indikasi,” ujarnya.

Adjeng mengungkapkan, rapat itu juga membahas alternatif nama pengganti Anas jika opsi pencopotan tersebut muncul. Setidaknya tiga hingga empat nama muncul sebagai alternatif pengganti Anas. “Ada dari dewan pembina, kepengurusan, ada dari luar dalam arti orang dekat, dan simpatisan yang bukan kader,” ujarnya tanpa menyebut siapa saja orang yang dimaksud.

Munculnya nama orang luar, kata Adjeng, merupakan hal yang sah. Jika konteksnya untuk penyelamatan partai, orang luar Demokrat justru bisa menjadi sosok netral untuk mengembalikan kondusivitas internal. “Kalau orang dalam, nanti berebut. Justru ada bagusnya (orang luar, Red), lebih netral,” jelasnya.

Usul nama-nama itu, jelas Adjeng, disampaikan berdasar pandangan internal wanbin. Dalam hal ini, hasil rapat tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketua wanbin. “Ya, disampaikan. Karena kita rapat dulu, baru dilaporkan ke beliau,” jelasnya.
Adjeng menyatakan, siapa pun tidak bisa terlepas dari proses hukum. Jika nanti ada yang terbukti terlibat dalam kasus hukum, aturan internal Demokrat jelas bahwa siapa pun tidak boleh menduduki jabatan partai. “Siapa pun, bukan hanya Pak Anas,” tandasnya.

Lantas, siapa pengganti Anas? Adjeng tak menyebutkan nama. Namun, sumber di lingkaran Demokrat menyatakan, nama calon yang sempat muncul adalah E.E. Mangindaan dan Djoko Suyanto. Nama bekas dua seteru Anas dalam kongres lalu, Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng, juga muncul. Andi yang juga tersenggol dalam kasus wisma atlet dikenal memiliki banyak dukungan di wanbin. Sementara itu, pendukung Anas berada di pengurus harian.
Dihubungi terpisah, Marzuki membantah adanya rapat wanbin yang membahas empat nama pengganti Anas. Menurut dia, rapat itu merupakan pertemuan rutin yang diadakan wanbin. “Tidak ada agenda yang demikian,” tegas Marzuki saat dihubungi wartawan.

Sejak jauh hari, ujar Marzuki, rapat Wanbin direncanakan, terjadwal, dan biasa dilakukan setiap bulan. Kegiatan rapat itu juga melalui undangan Sekretaris Wanbin yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.(bay/c10/tof/jpnn)

Alternatif Tiga hingga Empat Nama

JAKARTA- Serapat-rapatnya petinggi Partai Demokrat menutupi, gejolak internal mereka akhirnya bocor ke publik. Ternyata Dewan Pembina (Wanbin) sudah membahas kemungkinan mengganti Anas Urbaningrum dari kursi ketua umum Demokrat. Bahkan, pembahasan sudah mencapai kandidat pengganti.

Rapat internal itu dibocorkan Adjeng Ratna Suminar, seorang anggota Wanbin. Rapat penting tersebut diadakan 23 Januari lalu, saat perayaan Imlek. Salah satu yang dibahas adalah alternatif nama-nama yang bakal menggantikan Anas jika terbukti terlibat dalam kasus wisma atlet dan Hambalang.
Adjeng menceritakan, sekitar 20 anggota Wanbin hadir dalam rapat di Kemayoran yang dipimpin Wakil Ketua Wanbin Partai Demokrat Marzuki Alie. “Kita rapat pas Imlek jam satu siang, kan kita sering rapat di sana,” tutur Adjeng di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (30/1).

Menurut perempuan yang duduk di komisi I itu, wajar jika rapat wanbin membahas posisi Anas yang terindikasi bermasalah. Namun, tidak berarti rapat tersebut membahas penggantian Anas. Wanbin Partai Demokrat baru mengambil keputusan itu jika sudah ada indikasi keterlibatan Anas. “Bagaimana diganti atau tidak, kalau sudah ada indikasi,” ujarnya.

Adjeng mengungkapkan, rapat itu juga membahas alternatif nama pengganti Anas jika opsi pencopotan tersebut muncul. Setidaknya tiga hingga empat nama muncul sebagai alternatif pengganti Anas. “Ada dari dewan pembina, kepengurusan, ada dari luar dalam arti orang dekat, dan simpatisan yang bukan kader,” ujarnya tanpa menyebut siapa saja orang yang dimaksud.

Munculnya nama orang luar, kata Adjeng, merupakan hal yang sah. Jika konteksnya untuk penyelamatan partai, orang luar Demokrat justru bisa menjadi sosok netral untuk mengembalikan kondusivitas internal. “Kalau orang dalam, nanti berebut. Justru ada bagusnya (orang luar, Red), lebih netral,” jelasnya.

Usul nama-nama itu, jelas Adjeng, disampaikan berdasar pandangan internal wanbin. Dalam hal ini, hasil rapat tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketua wanbin. “Ya, disampaikan. Karena kita rapat dulu, baru dilaporkan ke beliau,” jelasnya.
Adjeng menyatakan, siapa pun tidak bisa terlepas dari proses hukum. Jika nanti ada yang terbukti terlibat dalam kasus hukum, aturan internal Demokrat jelas bahwa siapa pun tidak boleh menduduki jabatan partai. “Siapa pun, bukan hanya Pak Anas,” tandasnya.

Lantas, siapa pengganti Anas? Adjeng tak menyebutkan nama. Namun, sumber di lingkaran Demokrat menyatakan, nama calon yang sempat muncul adalah E.E. Mangindaan dan Djoko Suyanto. Nama bekas dua seteru Anas dalam kongres lalu, Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng, juga muncul. Andi yang juga tersenggol dalam kasus wisma atlet dikenal memiliki banyak dukungan di wanbin. Sementara itu, pendukung Anas berada di pengurus harian.
Dihubungi terpisah, Marzuki membantah adanya rapat wanbin yang membahas empat nama pengganti Anas. Menurut dia, rapat itu merupakan pertemuan rutin yang diadakan wanbin. “Tidak ada agenda yang demikian,” tegas Marzuki saat dihubungi wartawan.

Sejak jauh hari, ujar Marzuki, rapat Wanbin direncanakan, terjadwal, dan biasa dilakukan setiap bulan. Kegiatan rapat itu juga melalui undangan Sekretaris Wanbin yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.(bay/c10/tof/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/