29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Jenazah Tersangkut di Pohon Tumbang

SIBOLANGIT-Tiga pelancong yang hanyut setelah ada air bah di Sungai Lau Mentar Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kamis (2/2) lalu akhirnya ditemukan dalam keadaan tewas. Ketiganya ditemukan Tim SAR Gabungan, Jumat (3/2).

Sekitar pukul 10.00 WIB, tim yang melakukan penelusuran di antara bongkahan batu-batuan Sungai Lau Mentar, menemukan sebuah telepon selular (ponsel). Ponsel ini diduga miliki korban. Dan, benar saja, tidak jauh dari penemuan ponsel terlihat sesosok tubuh tanpa nyawa. Setelah diidentifikasi, sesosok mayat itu adalah Samrati (lengkapnya lihat grafis).

Kepala Kantor SAR Medan, Tugiman Hadi di areal Bumi Perkemahan Sibolangit mengatakan, operasi penyelamatan dan evakuasi sudah dilaksanakan secara baik oleh gabungan tim pencari. Sehingga tiga orang yang sejak Kamis ditelusuri keberadaannya telah ditemukan.

Joni Supriadi selaku Kepala Operasi Basarnas Medan mengatakan, setelah berhasil mengevakuasi ketiga korban ke tempat yang lebih aman, tim langsung menerbangkan kedua korban, Samrati dan Gadis dengan helikopter Basarnas. Sedangkan Hadi melalui jalur darat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.

“Karena helikopter yang kita miliki tak bisa menampung lagi untuk korban yang satunya. Makanya untuk korban yang laki-laki kita bawa ke RSUP Adam Malik dengan jalur darat,” jelasnya.

Amatan Sumut Pos di RSUP H Adam Malik, dua jenazah korban wanita yang dibawa dengan helikopter sempat berputar-putar di atas rumah sakit sebanyak dua kali. Helikopter tersebut berputar-putar untuk mencari tempat pendaratan. Namun, karena tak ketemu juga, akhirnya helikopter pun mendarat di Bandara Polonia Medan. Selanjutnya jenazah dibawa dengan ambulans dari Bandara Polonia Medan menuju RSUP H Adam Malik.

Dijelaskannya, tim sempat mengalami kendala dalam mencari ketiga korban. Sebab, kondisi alam yang terjal dengan tebing yang curam dan kedalaman 150 meter, membuat tim kewalahan untuk mengevakuasi korban. “Tetapi, berkat kerjasama dengan masyarakat serta instansi terkait kita berhasil menemukan ketiga korban,” bebernya.

Sementara itu, korban yang selamat dari maut hingga kini masih trauma. Misalnya Suyadi (26), warga Jalan Keramat Indah Gang Harapan. “Maaf bang saya istrahat dulu,” elak Suyadi ketika Sumut Pos menyambanginya.

Terlihat jelas kalau Suyadi tidak ingin menceritakan musibah yang dia dan rekan-rekannya alami itu. Dia pun langsung menghindar dan permisi masuk ke kamar. Sebelum masuk ke kamarnya, Sumut Pos sempat melihat luka lecet di tangan dan di kaki Suyadi.

Selain itu, seperti yang diutarakan Wagiem (42), orangtua dari Ardiansyah Arifin Sinaga, saat ditemui Sumut Pos di kediamannya, Jumat (3/2). “Anak saya sekarang ini masih di RSU Adam Malik. Karena mereka dikumpulkan lagi disana. Memang, anak saya masih trauma. Karena, setiap kali menerima telopon, dia (Ardiansyah, red) pasti menangis,” kata Wagiem.

Seperti diberitakan peristiwa maut itu berawal saat sembilan orang yang diantaranya  karyawan Ace Hardware yang terletak di Jalan Juanda Medan berwisata ke Sungai Lau Mentar. Mereka pun bermandi-mandian padahal kondisi saat itu hujan. Memang hujan tidak begitu deras, namun di puncak hujan ternyata cukup deras. Hingga, tanpa mereka sadari, air bah langsung menghantam.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Deliserdang, Haris Binar Ginting, ketika dihubungi di Lubukpakam menyatakan kalau kawasan itu termasuk hutan lindung.”Warga setempat mengelolanya karena banyak pelancong datang berkunjung. Lokasi itu masuk wilayah hutan lindung,” bilangnya, kemarin.

Namun, karena tidak ada izin serta tidak dikelola dengan baik, Dinas Pariwisata kesulitan mengkontrol dan melakukan pembinaan terhadap pengelola tempat wisata. Padahal bila ada memiliki izin, tentunya, akan ada pembinaan terhadap pemilik usaha dari istansi terkait.

Kemudian, selain itu akan ada penempatan petugas Taruna Tangap Darurat (Tagana) Kabupaten Deliserdang, serta memberlakukan asuransi terhadap pengunjung yang datang ke sana. “Sumber air sungai itu dari air terjung dua warna, di sana kawasan hutan lindung dan tidak boleh dikelola untuk tempat wisata,” tambahnya. (wan/adl/mag-5/btr/gus/dan/jon)

SIBOLANGIT-Tiga pelancong yang hanyut setelah ada air bah di Sungai Lau Mentar Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kamis (2/2) lalu akhirnya ditemukan dalam keadaan tewas. Ketiganya ditemukan Tim SAR Gabungan, Jumat (3/2).

Sekitar pukul 10.00 WIB, tim yang melakukan penelusuran di antara bongkahan batu-batuan Sungai Lau Mentar, menemukan sebuah telepon selular (ponsel). Ponsel ini diduga miliki korban. Dan, benar saja, tidak jauh dari penemuan ponsel terlihat sesosok tubuh tanpa nyawa. Setelah diidentifikasi, sesosok mayat itu adalah Samrati (lengkapnya lihat grafis).

Kepala Kantor SAR Medan, Tugiman Hadi di areal Bumi Perkemahan Sibolangit mengatakan, operasi penyelamatan dan evakuasi sudah dilaksanakan secara baik oleh gabungan tim pencari. Sehingga tiga orang yang sejak Kamis ditelusuri keberadaannya telah ditemukan.

Joni Supriadi selaku Kepala Operasi Basarnas Medan mengatakan, setelah berhasil mengevakuasi ketiga korban ke tempat yang lebih aman, tim langsung menerbangkan kedua korban, Samrati dan Gadis dengan helikopter Basarnas. Sedangkan Hadi melalui jalur darat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.

“Karena helikopter yang kita miliki tak bisa menampung lagi untuk korban yang satunya. Makanya untuk korban yang laki-laki kita bawa ke RSUP Adam Malik dengan jalur darat,” jelasnya.

Amatan Sumut Pos di RSUP H Adam Malik, dua jenazah korban wanita yang dibawa dengan helikopter sempat berputar-putar di atas rumah sakit sebanyak dua kali. Helikopter tersebut berputar-putar untuk mencari tempat pendaratan. Namun, karena tak ketemu juga, akhirnya helikopter pun mendarat di Bandara Polonia Medan. Selanjutnya jenazah dibawa dengan ambulans dari Bandara Polonia Medan menuju RSUP H Adam Malik.

Dijelaskannya, tim sempat mengalami kendala dalam mencari ketiga korban. Sebab, kondisi alam yang terjal dengan tebing yang curam dan kedalaman 150 meter, membuat tim kewalahan untuk mengevakuasi korban. “Tetapi, berkat kerjasama dengan masyarakat serta instansi terkait kita berhasil menemukan ketiga korban,” bebernya.

Sementara itu, korban yang selamat dari maut hingga kini masih trauma. Misalnya Suyadi (26), warga Jalan Keramat Indah Gang Harapan. “Maaf bang saya istrahat dulu,” elak Suyadi ketika Sumut Pos menyambanginya.

Terlihat jelas kalau Suyadi tidak ingin menceritakan musibah yang dia dan rekan-rekannya alami itu. Dia pun langsung menghindar dan permisi masuk ke kamar. Sebelum masuk ke kamarnya, Sumut Pos sempat melihat luka lecet di tangan dan di kaki Suyadi.

Selain itu, seperti yang diutarakan Wagiem (42), orangtua dari Ardiansyah Arifin Sinaga, saat ditemui Sumut Pos di kediamannya, Jumat (3/2). “Anak saya sekarang ini masih di RSU Adam Malik. Karena mereka dikumpulkan lagi disana. Memang, anak saya masih trauma. Karena, setiap kali menerima telopon, dia (Ardiansyah, red) pasti menangis,” kata Wagiem.

Seperti diberitakan peristiwa maut itu berawal saat sembilan orang yang diantaranya  karyawan Ace Hardware yang terletak di Jalan Juanda Medan berwisata ke Sungai Lau Mentar. Mereka pun bermandi-mandian padahal kondisi saat itu hujan. Memang hujan tidak begitu deras, namun di puncak hujan ternyata cukup deras. Hingga, tanpa mereka sadari, air bah langsung menghantam.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Deliserdang, Haris Binar Ginting, ketika dihubungi di Lubukpakam menyatakan kalau kawasan itu termasuk hutan lindung.”Warga setempat mengelolanya karena banyak pelancong datang berkunjung. Lokasi itu masuk wilayah hutan lindung,” bilangnya, kemarin.

Namun, karena tidak ada izin serta tidak dikelola dengan baik, Dinas Pariwisata kesulitan mengkontrol dan melakukan pembinaan terhadap pengelola tempat wisata. Padahal bila ada memiliki izin, tentunya, akan ada pembinaan terhadap pemilik usaha dari istansi terkait.

Kemudian, selain itu akan ada penempatan petugas Taruna Tangap Darurat (Tagana) Kabupaten Deliserdang, serta memberlakukan asuransi terhadap pengunjung yang datang ke sana. “Sumber air sungai itu dari air terjung dua warna, di sana kawasan hutan lindung dan tidak boleh dikelola untuk tempat wisata,” tambahnya. (wan/adl/mag-5/btr/gus/dan/jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/