26.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Kondisi Kota Medan Semakin Buruk

MEDAN- Alur drainase yang buruk dan tak terurus semakin memperburuk kondisi kota Medan setiap musim penghujan. Dampak yang terjadi pada masyarakat semakin parah dari tahun ke tahun. Curah hujan yang tinggi belakangan, khususnya pada Sabtu (6/10) petang, mengakibatkan nyaris seluruh ruas jalan di kota ini tergenang. Hujan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu menenggelamkan permukaan jalan  dengan variasi ketinggian mulai semata kaki hingga dada orang dewasa.

NIKMATI BANJIR: Sejumlah warga bermain  genangan air  membanjiri sekitar rumah mereka  jalan Perjuangan Medan, Sabtu (6/10). Tak ingin hanya mengeluh saat banjir terjadi berulang, warga menyiasatinya   menikmatinya.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
NIKMATI BANJIR: Sejumlah warga bermain di genangan air yang membanjiri sekitar rumah mereka di jalan Perjuangan Medan, Sabtu (6/10). Tak ingin hanya mengeluh saat banjir terjadi berulang, warga menyiasatinya dengan menikmatinya.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ruas jalan yang baru beberapa bulan terakhir ini digenangi air terjadi di Jalan Setia Budi pasar III, dan Pasar I. Hal itu diakibatkan adanya perubahan daerah resapan air yang semula ada, kini menjadi tidak ada disebabkan munculnya perumahan baru.

Tak hanya itu, perubahan lainnya dikarenakan perumahan baru terjadi di Jalan Abdullah Lubis di depan masjid Al-Jihad, banjir di jalan tersebut setinggi betis orang dewasa. Padahal, pada tahun lalu tidak ada banjir tersebut.
Bukan itu saja, sejumlah ruas jalan lainnya di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjungrejo, Medan Sunggal. Semula genangan air di jalan tersebut hanya sebetis, tapi kini sudah se dada. Hal ini diperparah karena sejumlah daerah resapan air sudah menjadi kawasan perumahan mewah.

Sementara itu, banjir yang tak bisa terentaskan hingga kini ada di Jalan Setia Budi Ujung, Kelurahan Simpang Selayang, Medan Tuntungan tepatnya di depan rumah seorang anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Demokrat.
Jalan type B ini menjadi langganan banjir sejak 8 tahun terakhir ini. Namun, upaya pemerintah untuk mengantisipasinya banjir di depan rumah seorang politisi Partai Demokrat itu belum ada hingga kini.
Hal lainnya di Jalan Thamrin  persimpangan Jalan Asia, belum memiliki solusi yang pas hingga kini. Padahal, secara sejarah wilayah tersebut mempunyai 3 drainase yang dibangun sejak puluhan tahun lalu. Anehnya, drainase yang dibangun pada akhir 1995 lalu memperburuk kawasan tersebut menjadi langganan banjir.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya, mulai membeli alat sedot lumpur, memperbaiki drainase dan menuntaskan persoalan banjir pada satu fokus area,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap di depan awak redaksi saat kunjungannya pada HUT ke-11 Sumut Pos di Graha Pena, Senin (1/10).

Menurut dia, ruas jalan yang menjadi langganan banjir satu persatu dituntaskan. Seperti di Jalan Letda Sujono, beberapa hari lalu sudah mulai terjawab dengan membuat saluran air baru ke aliran baru. “Sekarang sudah dapat alur barunya. Jadi tak semuanya air menumpuk di satu tempat saja. Saya akui untuk menyelesaikannya harus fokus dan satu persatu. Saya mohon warga bersabar, karena selama 7 tahun Kota Medan tak terurus,” paparnya.(ril/jon/omi/ram)

MEDAN- Alur drainase yang buruk dan tak terurus semakin memperburuk kondisi kota Medan setiap musim penghujan. Dampak yang terjadi pada masyarakat semakin parah dari tahun ke tahun. Curah hujan yang tinggi belakangan, khususnya pada Sabtu (6/10) petang, mengakibatkan nyaris seluruh ruas jalan di kota ini tergenang. Hujan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu menenggelamkan permukaan jalan  dengan variasi ketinggian mulai semata kaki hingga dada orang dewasa.

NIKMATI BANJIR: Sejumlah warga bermain  genangan air  membanjiri sekitar rumah mereka  jalan Perjuangan Medan, Sabtu (6/10). Tak ingin hanya mengeluh saat banjir terjadi berulang, warga menyiasatinya   menikmatinya.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
NIKMATI BANJIR: Sejumlah warga bermain di genangan air yang membanjiri sekitar rumah mereka di jalan Perjuangan Medan, Sabtu (6/10). Tak ingin hanya mengeluh saat banjir terjadi berulang, warga menyiasatinya dengan menikmatinya.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ruas jalan yang baru beberapa bulan terakhir ini digenangi air terjadi di Jalan Setia Budi pasar III, dan Pasar I. Hal itu diakibatkan adanya perubahan daerah resapan air yang semula ada, kini menjadi tidak ada disebabkan munculnya perumahan baru.

Tak hanya itu, perubahan lainnya dikarenakan perumahan baru terjadi di Jalan Abdullah Lubis di depan masjid Al-Jihad, banjir di jalan tersebut setinggi betis orang dewasa. Padahal, pada tahun lalu tidak ada banjir tersebut.
Bukan itu saja, sejumlah ruas jalan lainnya di Jalan Perjuangan, Kelurahan Tanjungrejo, Medan Sunggal. Semula genangan air di jalan tersebut hanya sebetis, tapi kini sudah se dada. Hal ini diperparah karena sejumlah daerah resapan air sudah menjadi kawasan perumahan mewah.

Sementara itu, banjir yang tak bisa terentaskan hingga kini ada di Jalan Setia Budi Ujung, Kelurahan Simpang Selayang, Medan Tuntungan tepatnya di depan rumah seorang anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Demokrat.
Jalan type B ini menjadi langganan banjir sejak 8 tahun terakhir ini. Namun, upaya pemerintah untuk mengantisipasinya banjir di depan rumah seorang politisi Partai Demokrat itu belum ada hingga kini.
Hal lainnya di Jalan Thamrin  persimpangan Jalan Asia, belum memiliki solusi yang pas hingga kini. Padahal, secara sejarah wilayah tersebut mempunyai 3 drainase yang dibangun sejak puluhan tahun lalu. Anehnya, drainase yang dibangun pada akhir 1995 lalu memperburuk kawasan tersebut menjadi langganan banjir.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya, mulai membeli alat sedot lumpur, memperbaiki drainase dan menuntaskan persoalan banjir pada satu fokus area,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap di depan awak redaksi saat kunjungannya pada HUT ke-11 Sumut Pos di Graha Pena, Senin (1/10).

Menurut dia, ruas jalan yang menjadi langganan banjir satu persatu dituntaskan. Seperti di Jalan Letda Sujono, beberapa hari lalu sudah mulai terjawab dengan membuat saluran air baru ke aliran baru. “Sekarang sudah dapat alur barunya. Jadi tak semuanya air menumpuk di satu tempat saja. Saya akui untuk menyelesaikannya harus fokus dan satu persatu. Saya mohon warga bersabar, karena selama 7 tahun Kota Medan tak terurus,” paparnya.(ril/jon/omi/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/