SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno turut menyinggung tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Danau Toba. Ia telah mengetahui adanya kebakaran hutan terjadi di Desa Natanggor, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara yang menyebar pada tiga kabupaten di kawasan Danau Toba.
Menteri Sandiaga Uno menyampaikan, karhutla tersebut memengaruhi keindahan pemandangan yang ada di kawasan Danau Toba.”Itu tadi sudah kita koordinasikan dengan instansi terkait di kementerian, kita pastikan ini tertangani. Sayang kelihatan karena viewnya sangat bagus, tapi sedikit ada gangguan karena ada asap. Asap ini harus segera ditangani. Udaranya segar dan pemandangan yang indah,” ujar Sandiaga Uno pada acara W20 di Parapat, Selasa (19/7).
Selanjutnya, ia mengutarakan soal kegiatan pembukaan acara W20 yang diikuti sejumlah utusan dari beberapa negara.”W20 yang merupakan sesi kelima dari W20 yang sudah menyentuh beberapa destinasi wisata superprioritas seperti di Kupang dan Danau Toba,” ujar Menteri Sandiaga Uno, Selasa (19/7/2022).
Dalam penuturannya, ia menyampaikan beberapa hal soal pembangunan bidang pariwisata di kawasan Danau Toba, sebagai bagian dari Kawasan Pariwisata Skala Nasional (KSPN).”Dan kami ucapkan terimakasih bagi seluruh partisipan W20. Kami ingin menyampaikan 3 hal,” sambungannya. “Pertama, pembangunan superprioritas terus kita tingkatkan dengan beberapa terobosan; penerbangan langsung dimana Air Asia yang sudah berkomitmen menambah penerbangan ke Bandara Silangit dan juga beberapa maskapai lainnya akan menambah penerbangan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal penerbangan menuju Bandara Silangit.”Yang kedua, pembangunan beberapa akomodasi, seperti hotel, kita terus tingkatkan,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menyoal seputar rencana even F1 H20. Ia berharap, upaya yang dilakukan pihak kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif bakal menunjang geliat ekonomi di kawasan Danau Toba.”Tentu ini segera untuk even F1 H20 menjadi event berskala internasional yang tentu menarik minat wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan khususnya untuk kebangkitan ekonomi di kawasan Danau Toba dan Sumatera Utara,” pungkasnya.
Api Sudah Berhasil Dipadamkan
Tim gabungan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Utara berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Sumut, pada Senin (18/7) malam, sekitar Pukul 19.30 WIB.
“Kebakaran di Muara kemarin pukul 19.30 sudah padam. Luas terbakar berkisaran 50 hektare. Yang berhasil dari KPH ada 42 orang bersama-sama dengan TNI/Polri, BPBD Sumut dan dibantu juga pihak Pemkab serta masyarakat setempat,” ucap Kepala Dinas Hutan (Kadishut) Sumut Herianto saat dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (19/7).
Herianto mengatakan, hutan dan lahan berstatus Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP) tersebut, luasnya mencapai sekitar 50 ha. Namun ia membantah bila terjadi pembakaran hutan karena membuka lahan. Namun, ia mengungkapkan akibat kebakaran tersebut menghanguskan 50 hektare perkebunan pohon pinus.
“Tidak ada dibakar untuk buka lahan, karena pohon Pinus, tidak perlu dibakar. Kalau arahkan kelalaian ada lah. Ada pembersihan lahan sedikit, lupa dimatikan. Kalau disengaja ada lah,” kata Herianto.
Herianto mengungkapkan, bahwa kebakaran tersebut, merugikan kelompok tani sendiri yang menggantung hidup dari mendedes getah pohon pinus tersebut. “Karena kebakaran itu, 50 hektare merugikan kelompok tani sendiri,” jelas Herianto.
Meski sudah padam sejak Senin malam, namun para petugas pemadaman masih terus standby memantau kemungkinan masih ada lagi nyala api yang tersisa.”Sampai Selasa pagi tadi kita pantau, baik api maupun asap sudah tak ada lagi. Artinya memang api sudah benar-benar padam,” ucap Herianto.
Untuk mengetahui penyebab kebakaran itu, Herianto membeberkan bahwa pihak Polres Tapanuli Utara tengah melaku penyelidikan terkait hal tersebut.
“Saya dapat informasi Polres Taput sudah melakukan penyelidikan terkait dengan kebakaran tersebut,” pungkasnya.
Lebih lanjut Herianto mengatakan, cuaca saat ini di sekitaran Toba memasuki musim panas ekstrim. Karena itu ia mengimbau agar semua elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan kebakaran hutan.
Jangan Bikin Malu di Mata Delegasi W20
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) di perbukitan Danau Toba, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menjelang pelaksanaan Women20 (W20) menjadi sorotan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang menilai lemah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Pemkab Taput dalam pencegahan terjadi Karhutlah.
Manager Advokasi WALHI Sumut, Khairul Bukhari, saat dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (19/7) mengatakan, kebakaran tersebut, jangan membuat malu Indonesia di hadapan para delegasi W20 berlangsung di Danau Toba. “Saya menyesali kejadian karhutla menjelang rangkaian menuju kegiatan W20. Saya percaya bahwa pihak terkait akan sangat serius melakukan penanganan kasus kasus kebakaran hutan ini,” ucap pria yang akrab disapa dengan Ari.
Seperti diketahui, seorang warga sekitar bernama Natal Simaremare alias Ama Lasker (50) tewas terpanggang akibat kebakaran hutan tersebut. Jasad korban berhasil dievakuasi Minggu (17/7) kemarin.
Ari mengungkapkan, kawasan Danau Toba yang kini menjadi salah satu destinasi wisata prioritas di Indonesia. Untuk menjaga keindahan alam dan lingkungannya, pemerintah harus serius dalam langkah pencegahan dan antipasi Kebakaran tersebut.
“Kebakaran hutan dan lahan di kawasan gambut yang terjadi di kawasan pinggiran Danau Toba harus dilakukan peningkatan koordinasi Pemda dan penegak hukum Sumatera Utara, dan benar – benar melakukan penyelidikan dari penegakan hukum penyebab kebakaran hutan di pinggiran Danau Toba itu, sebab sudah ada nya korban jiwa,” jelas Ari.
Tercatat, 91 Titik Hotspot di Sumut
Terpisah, Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mencatat terdapat 91 titik panas (Hotspot) yang tersebar di 16 daerah di Wilayah Sumatera Utara, Selasa (19/7) kemarin.
“Ada 91 titik hotspot itu, pantauan kemarin dan terlaporkan tadi pagi dengan tingkat kepercayaan sedang,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah I, Endah Paramita saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.
Adapun 91 titik hotspot tersebut tersebar di 16 daerah di antaranya Asahan 5 titik, Dairi 12 titik, Deliserdang 2 titik, Humbahas 9 titik, Karo 2 titik, Labuhanbatu 4 titik, Madina 4 titik, Padang Lawas 9 titik.
Kemudian, Paluta 1 titik, Samosir 12 titik Serdang Bedagai 2 titik, Sibolga 2 titik, Tapanuli Selatan 4 titik, Tapanuli Tengah 9 titik, Tapanuli Utara 12 titik dan Toba Samosir 2 titik. “Titik terbanyak berdasarkan dari data wilayah Taput lumayan (banyak), Dairi, Humbahas,” kata Endah.
Endah mengatakan, cuaca mendung di Kota Medan pada kemarin tidak ada pengaruh dengan puluhan titik hotspot tersebut.”Tidak ada pengaruh, sedang berawan. Kita bisa bedakan dengan suhu dingin. Kalau berasap udaranya kering. Untuk ini, tidak ada pengaruh,” jelas Endah.
Sementara, untuk prakiraan cuaca pada pagi hari berawan dan berpotensi hujan sedang di Langkat, Deliserdang, Binjai, Lubuk Pakam, Karo, Medan dan sekitarnya. Siang hari, cerah berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang di Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang, Simalungun, Pematang Siantar, Samosir, Asahan, Labuhanbatu, Labura, Labusel, Humbahas, Toba dan sekitarnya.
“Malam hari berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang di Langkat, Binjai, Deliserdang, Karo, Simalungun, Pematang Siantar, Samosir, Asahan, Labuhanbatu, Labura, Labusel, Humbahas, Toba, Padangsidempuan, Palas, Taput, Dairi dan sekitarnya,” pungkas Endah.(gus/dtc)