25 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Persatuan Bisa Terwujud dengan Berjiwa Besar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persatuan hanya bisa diwujudkan dengan berjiwa besar. Hal ini sudah ditunjukkan para pemuda pada 94 tahun yang lalu, ketika merumuskan sumpah pemuda, yang menyatukan para pemuda bahkan semua elemen anak bangsa. Padahal waktu itu, ada banyak suku seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Selebes dan lainnya, tetapi mereka bisa bersatu karena memiliki jiwa besar.

Hal ini dikatakan Anggota DPD RI asal Sumatera Utara H Muhammad Nuh MSP pada Forum Grup Discussion (FGD) yang digelar Gema Keadilan Sumatera Utara di Sulthan Kupi and Roastery, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kesawan, Medan, Kamis (27/10/2022). Pada kesempatan itu, Nuh bercerita tentang kebijakan politik Ratu Wihelmina, yaitu politik etis pada zaman penjajahan Belanda di awal abad 19.

Dijelaskannya, politik etis adalah politik yang lebih mengedepankan tanggung jawab moral kepada penduduk pribumi pada masa itu, sehingga penduduk pribumi sebagiannya bisa mengecap pendidikan tinggi hingga ke Belanda. “Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Bangsa Indonesia, sehingga lahirlah beberapa cendekiawan muda Muslim pada saat itu, seperti Muhammad Nasir dan Haji Agus Salim yang menjadi bagian dalam sejarah besar lahirnya bangsa ini,” bebernya.

Politisi yang juga ustad ini mengucapkan terima kasih kepada Gema Keadilan Sumatera Utara yang telah mengundangnya pada diskusi. “Saya berharap dengan adanya forum grup diskusi, persatuan dan kesatuan bangsa kita semakin kokoh dan terjaga,” katanya.

Sedangkan Lutfi Satria, Ketua Gema Sumut dalam pemaparannya mengatakan, dari Sumatera Utara mereka ingin kembali menggemakan Sumpah Pemuda. “Melalui semangat sumpah pemuda, kami ingin semua elemen bersatu padu dalam memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meskipun kita berbeda-beda,” tegasnya.

Hadir juga sebagai pembicara Samsir Pohan, Ketua KNPI Kota Medan. Pria jebolan USU ini mengatakan, masalah anak muda zaman sekarang adalah ekonomi. “Survei membuktikan, 1 dari 6 orang menjadi pengangguran paskapendemi Covid-19. Lalu masalah kedua kompetensi. Kalau mau bangkit tidak ada yang diperlukan kecuali pengetahuan,” ungkapnya.

Forum Grup Diskusi ini juga dihadiri pengurus Gema Keadilan sejumlah kabupaten kota di Sumut diantaranya Kota Medan, Binjai, Kabupaten Deliserdang. Kemudian ada juga Jaringan Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (JPRMI) Sumut, KNPI Medan, dan Presiden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persatuan hanya bisa diwujudkan dengan berjiwa besar. Hal ini sudah ditunjukkan para pemuda pada 94 tahun yang lalu, ketika merumuskan sumpah pemuda, yang menyatukan para pemuda bahkan semua elemen anak bangsa. Padahal waktu itu, ada banyak suku seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Selebes dan lainnya, tetapi mereka bisa bersatu karena memiliki jiwa besar.

Hal ini dikatakan Anggota DPD RI asal Sumatera Utara H Muhammad Nuh MSP pada Forum Grup Discussion (FGD) yang digelar Gema Keadilan Sumatera Utara di Sulthan Kupi and Roastery, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kesawan, Medan, Kamis (27/10/2022). Pada kesempatan itu, Nuh bercerita tentang kebijakan politik Ratu Wihelmina, yaitu politik etis pada zaman penjajahan Belanda di awal abad 19.

Dijelaskannya, politik etis adalah politik yang lebih mengedepankan tanggung jawab moral kepada penduduk pribumi pada masa itu, sehingga penduduk pribumi sebagiannya bisa mengecap pendidikan tinggi hingga ke Belanda. “Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Bangsa Indonesia, sehingga lahirlah beberapa cendekiawan muda Muslim pada saat itu, seperti Muhammad Nasir dan Haji Agus Salim yang menjadi bagian dalam sejarah besar lahirnya bangsa ini,” bebernya.

Politisi yang juga ustad ini mengucapkan terima kasih kepada Gema Keadilan Sumatera Utara yang telah mengundangnya pada diskusi. “Saya berharap dengan adanya forum grup diskusi, persatuan dan kesatuan bangsa kita semakin kokoh dan terjaga,” katanya.

Sedangkan Lutfi Satria, Ketua Gema Sumut dalam pemaparannya mengatakan, dari Sumatera Utara mereka ingin kembali menggemakan Sumpah Pemuda. “Melalui semangat sumpah pemuda, kami ingin semua elemen bersatu padu dalam memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meskipun kita berbeda-beda,” tegasnya.

Hadir juga sebagai pembicara Samsir Pohan, Ketua KNPI Kota Medan. Pria jebolan USU ini mengatakan, masalah anak muda zaman sekarang adalah ekonomi. “Survei membuktikan, 1 dari 6 orang menjadi pengangguran paskapendemi Covid-19. Lalu masalah kedua kompetensi. Kalau mau bangkit tidak ada yang diperlukan kecuali pengetahuan,” ungkapnya.

Forum Grup Diskusi ini juga dihadiri pengurus Gema Keadilan sejumlah kabupaten kota di Sumut diantaranya Kota Medan, Binjai, Kabupaten Deliserdang. Kemudian ada juga Jaringan Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (JPRMI) Sumut, KNPI Medan, dan Presiden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/