25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Tokoh Sumut Minta Kapolda Lebih Arif

Sejumlah tokoh di Sumut yang memberikan nasehat kepada Wisjnu untuk tidak lagi mengulangi sikapnya tersebut. Lain halnya dengan sejumlah wartawan. Sejumlah wartawan menilai, Wisjnu tidak layak jadi Kapolda Sumut. Korps wartawan juga berniat menggelar aksi hari ini, menuntut Wisjnu Amat Sastro segera dicopot dari posisi sebagai Kapolda Sumut.

Kritikan pedas dilontarkan mantan aktivis Sumut dan juga anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI P Syamsul Hilaln

Bahkan, sebelum memberi komentarnya, Syamsul Hilal sempat mempertanyakan, apakah wartawan Sumut Pos berani memuat pernyataannya. “Ini mau dimuat. Berani Anda?,” tanyanya. Setelah dijawab akan dimuat, Syamsul Hilal mengatakan dengan tegas, sikap yang ditunjukan Kapoldasu itu benar-benar bukanlah sikap seorang pemimpin, jadi sungguh tidak layak untuk ditunjukkan.

“Saya tidak ada di saat itu, jadi saya tidak tahu suasana kejiawaannya. Bisa jadi, Kapolda baru mengalami masalah. Jadi kebawa-bawa. Namun, tetap saja yang namanya Kapolda itu tidak layak bersikap dan berbicara seperti itu. Pers adalah elemen bangsa yang seharusnya jadi mitra. Seharusnya lebih terbuka, transparan kepada insane pers. Kita harap, Kapolda jangan mengulangi kekeliruan itu,” tandasnya.

Syamsul Hilal memberi saran kepada Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, untuk melakukan introspeksi diri.
Tokoh masyarakat Sumut yang juga anggota DPRD Sumut asal Daerah Pemilihan III Sergai-Tebing Tinggi, Hidayatullah SE, meminta Kapoldasu menjaga sikap dan menjadi panutan masyarakat. “Persoalan tidak bisa diselesaikan dengan emosi. Apalagi kejadian ini berlangsung pada Bulan Suci Ramadan. Siapa pun bisa marah, atau saya sendiri saja bisa marah. Namun itu harus diredam, apalagi sudah di level pimpinan,” anjur Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut ini.

Pada bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah ini, tidak ada salahnya jika melakukan rekonsiliasi, meminta maaf. “Momen Bulan Ramadan ini, bisa digunakan untuk melakukan rekonsiliasi. Meminta maaf itu, tidak mengurangi kita di mata masyarakat,” tambah anggota DPRD Sumut yang akrab dipanggil ustadz ini.

Nasehat lainnya juga dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan, Muhammad Hatta. Dia meminta pejabat dan insan pers introspeksi diri dan menjalin hubungan harmonis. “Kita minta di Bulan Ramadan ini, kita melakukan restorasi diri. Pejabat dan insan pers harusnye berhubungan baik, agar terciptanya suasana yang baik pula. Karena esensi Ramadan adalah untuk menciptakan diri yang lebih baik,” imbaunya.

Maka dari itu, Hatta meminta kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro bersikap arif dan bijaksana dalam melayani masyarakat, terutama insan pers. “Tunjukkanlah sikap tenggang rasa. Wartawan juga harus menjalankan sikap yang terbaik dalam menjalankan tugas, begitu pula dengan Kapolda agar lebih arif dan bijaksana. Jangan segan untuk meminta maaf,” bebernya.

Sentilan sedikit halus diutarakan Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga. Politisi Partai Golkar Sumut ini menilai, sikap yang ditunjukkan Kapoldasu itu patut dipertanyakan. “Saya kurang percaya, tapi kalau benar ya tentu patut dipertanyakan. Mungkin ada hal yang tidak terjalin baik antara Kapoldasu dengan media. Dan sebaiknya, ini dikomunikasikan dengan baik. Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang,” tukasnya.
Mengenai jalinan komunikasi tersebut, Chaidir menganjurkan, harus dilakukan secara intensif antara Kapoldasu dengan para insane pers.

“Mungkin ada communication gate. Maka itu, perlu dilakukan komunikasi yang intensifkan. Mungkin ada kendala yang perlu dikomunikasikan antara pers dan aparatur penegak hukum,” paparnya.

Wartawan Aksi Damai

Di sisi lain, sejumlah wartawan di Medan telah menyusun rencana melakukan aksi menentang sikap arogan Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro. Hal itu diketahui, tepat pukul 21.15 WIB, seorang wartawan mengirimkan pesan singkat kepada wartawan koran ini. Isinya: “Besok (22/8), pukul 08.00 WIB, diundang kepada seluruh wartawan datang ke acara gelar pasukan di Lapangan Merdeka. Kawan-kawan wartawan akan gelar aksi damai menggantung Id Card. Terkait sikap Kapoldasu kepada wartawan. Mohon kehadirannya”.

Terkait hal ini pula, wartawan Sumut Pos sempat ditelepon beberapa orang, baik dari wartawan maupun dari staf di Polda Sumut bahwa, nomor ponsel wartawan koran ini diminta pihak Dit Intelkam Poldasu.(tim)

Sejumlah tokoh di Sumut yang memberikan nasehat kepada Wisjnu untuk tidak lagi mengulangi sikapnya tersebut. Lain halnya dengan sejumlah wartawan. Sejumlah wartawan menilai, Wisjnu tidak layak jadi Kapolda Sumut. Korps wartawan juga berniat menggelar aksi hari ini, menuntut Wisjnu Amat Sastro segera dicopot dari posisi sebagai Kapolda Sumut.

Kritikan pedas dilontarkan mantan aktivis Sumut dan juga anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI P Syamsul Hilaln

Bahkan, sebelum memberi komentarnya, Syamsul Hilal sempat mempertanyakan, apakah wartawan Sumut Pos berani memuat pernyataannya. “Ini mau dimuat. Berani Anda?,” tanyanya. Setelah dijawab akan dimuat, Syamsul Hilal mengatakan dengan tegas, sikap yang ditunjukan Kapoldasu itu benar-benar bukanlah sikap seorang pemimpin, jadi sungguh tidak layak untuk ditunjukkan.

“Saya tidak ada di saat itu, jadi saya tidak tahu suasana kejiawaannya. Bisa jadi, Kapolda baru mengalami masalah. Jadi kebawa-bawa. Namun, tetap saja yang namanya Kapolda itu tidak layak bersikap dan berbicara seperti itu. Pers adalah elemen bangsa yang seharusnya jadi mitra. Seharusnya lebih terbuka, transparan kepada insane pers. Kita harap, Kapolda jangan mengulangi kekeliruan itu,” tandasnya.

Syamsul Hilal memberi saran kepada Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, untuk melakukan introspeksi diri.
Tokoh masyarakat Sumut yang juga anggota DPRD Sumut asal Daerah Pemilihan III Sergai-Tebing Tinggi, Hidayatullah SE, meminta Kapoldasu menjaga sikap dan menjadi panutan masyarakat. “Persoalan tidak bisa diselesaikan dengan emosi. Apalagi kejadian ini berlangsung pada Bulan Suci Ramadan. Siapa pun bisa marah, atau saya sendiri saja bisa marah. Namun itu harus diredam, apalagi sudah di level pimpinan,” anjur Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut ini.

Pada bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah ini, tidak ada salahnya jika melakukan rekonsiliasi, meminta maaf. “Momen Bulan Ramadan ini, bisa digunakan untuk melakukan rekonsiliasi. Meminta maaf itu, tidak mengurangi kita di mata masyarakat,” tambah anggota DPRD Sumut yang akrab dipanggil ustadz ini.

Nasehat lainnya juga dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan, Muhammad Hatta. Dia meminta pejabat dan insan pers introspeksi diri dan menjalin hubungan harmonis. “Kita minta di Bulan Ramadan ini, kita melakukan restorasi diri. Pejabat dan insan pers harusnye berhubungan baik, agar terciptanya suasana yang baik pula. Karena esensi Ramadan adalah untuk menciptakan diri yang lebih baik,” imbaunya.

Maka dari itu, Hatta meminta kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro bersikap arif dan bijaksana dalam melayani masyarakat, terutama insan pers. “Tunjukkanlah sikap tenggang rasa. Wartawan juga harus menjalankan sikap yang terbaik dalam menjalankan tugas, begitu pula dengan Kapolda agar lebih arif dan bijaksana. Jangan segan untuk meminta maaf,” bebernya.

Sentilan sedikit halus diutarakan Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga. Politisi Partai Golkar Sumut ini menilai, sikap yang ditunjukkan Kapoldasu itu patut dipertanyakan. “Saya kurang percaya, tapi kalau benar ya tentu patut dipertanyakan. Mungkin ada hal yang tidak terjalin baik antara Kapoldasu dengan media. Dan sebaiknya, ini dikomunikasikan dengan baik. Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang,” tukasnya.
Mengenai jalinan komunikasi tersebut, Chaidir menganjurkan, harus dilakukan secara intensif antara Kapoldasu dengan para insane pers.

“Mungkin ada communication gate. Maka itu, perlu dilakukan komunikasi yang intensifkan. Mungkin ada kendala yang perlu dikomunikasikan antara pers dan aparatur penegak hukum,” paparnya.

Wartawan Aksi Damai

Di sisi lain, sejumlah wartawan di Medan telah menyusun rencana melakukan aksi menentang sikap arogan Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro. Hal itu diketahui, tepat pukul 21.15 WIB, seorang wartawan mengirimkan pesan singkat kepada wartawan koran ini. Isinya: “Besok (22/8), pukul 08.00 WIB, diundang kepada seluruh wartawan datang ke acara gelar pasukan di Lapangan Merdeka. Kawan-kawan wartawan akan gelar aksi damai menggantung Id Card. Terkait sikap Kapoldasu kepada wartawan. Mohon kehadirannya”.

Terkait hal ini pula, wartawan Sumut Pos sempat ditelepon beberapa orang, baik dari wartawan maupun dari staf di Polda Sumut bahwa, nomor ponsel wartawan koran ini diminta pihak Dit Intelkam Poldasu.(tim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/