MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim sepakbola Kota Medan dan Tanjungbalai melaju ke final Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 2022 usai mengalahkan lawan-lawannya dalam laga semifinal, Rabu (2/11). Kedua tim bertemu dalam laga final, Jumat (4/11) sore.
Medan melaju ke final setelah menaklukkan Serdang Bedagai (Sergai) lewat adu penalti dengan skor 4-3 (1-1) di Stadion Mini USU, Jl. Dr Mansyur Medan, Rabu (2/11) sore.
Kedua tim bermain tanpa gol dalam laga waktu normal. Laga pun dilanjutkan perpanjangan waktu. Babak perpanjangan waktu baru berjalan dua menit, Medan kehilangan satu pemain, Mika Athallah yang diganjar kartu merah wasit setelah mendapat kartu kuning kedua.
Kalah jumlah pemain, Medan yang dalam laga waktu normal cukup direpotkan permainan anak-anak Sergai, tetap tampil percaya diri. Hasilnya, Medan berhasil unggul lebih dulu di menit 96 lewat gol tendangan keras Lukas Sinaga.
Gol berawal dari tendangan bebas pemain Medan yang membentur pagar hidup tim Sergai. Lukas Sinaga yang menguasai bola dengan dua kali sentuhan melakukan tendangan keras ke gawang dan tak mampu diantisipasi kiper Sergai, Yudha Oktavianus.
Tak butuh waktu lama, tepatnya menit 101, Sergai mampu menyamakan skor lewat gol Muhammad Kifly. Proses gol Sergai hampir sama dengan gol Medan yang berawal dari tendangan bebas dan membentur pagar hidup. Muhammad Kifly yang mengusai bola melakukan tendangan keras ke gawang menaklukkan kiper Medan, Hanrian Aqsa.
Sukses menyamakan skor, Sergai terus menekan pertahanan Medan. Sebaliknya, Medan yang kalah jumlah pemain berusaha memperkuat pertahanan dengan sesekali melakukan serangan balik. Skor 1-1 bertahan hingga laga berakhir.
Adu penalti pun dilakukan dan Medan unggul 4-3. Dari lima eksekutor penalti, hanya Fikri Rayhan gagal mencetak gol untuk Medan. Sedangkan Sergai, dua pemainnya gagal menjalankan tugas dengan baik, yakni Ikhsan Saefullah dan Fadil Kurniawan.
Sukses Medan ke final disambut suka cita tim pelatih dan ofisial. Pelatih Medan, Puspom, mengaku bersyukur timnya melaju ke partai puncak. Terlebih kemenangan ini diraih saat timnya harus bermain dengan 10 orang sejak menit-menit awal babak perpanjangan waktu.
“Bersyukur sekali akhirnya kami ke final. Sergai bermain bagus dan kami cukup direpotkan. Stamina anak-anak tadi menurun di babak kedua. Setelah ini kami akan fokus persiapan laga final melawan Tanjungbalai,” ujar Puspom.
Laga semifinal lainnya, Tanjungbalai memastikan tiket final usai mengalahkan Asahan dengan skor 2-1 di Lapangan PPLP Sumut. Dua gol Tanjungbalai dicetak Salbia Alfath di babak kedua dan Hernanto pada babak pertambahan waktu. Gol tunggal Asahan juga tercipta di babak kedua hasil sundulan Dimas Nesa Abdillah.
Laga derby Selat Malaka ini cukup ketat dengan tensi tinggi di babak pertama. Wasit mengeluarkan sejumlah kartu kuning kepada masih-masing pemain kedua tim. Pada babak kedua, wasit akhirnya mengeluarkan kartu kuning kedua kepada pemain Tanjungbalai, Safwan Nabawi.
Namun, kehilangan satu pemain tidak membuat anak-anak Tanjungbalai menurunkan tensi pertandingan. Meski bertahan dari berbagai serangan tim Asahan, Hernanto cs mampu menciptakan sejumlah peluang.
Asahan tidak mampu berbuat banyak menerobos rapinya pertahanan anak-anak Tanjungbalai. Sayangnya, pemain Asahan yang berjibaku mengejar ketertinggalan harus ternoda provokasi dari bench mereka sendiri.
Pertandingan ricuh. Sejumlah pemain kedua tim terlibat pertikaian. Kericuhan ini terjadi menjelang pertandingan usai. Pihak keamanan yang sudah bersiaga berhasil mengamankan kericuhan. Wasit akhirnya mengambil keputusan menghentikan laga dan dimenangkan Tanjungbalai.
Pelatih Tanjungbalai, Sukimin, kunci kemenagan anak asuhnya tidak terlepas dari konsentrasi bermain dan faktor stamina yang kuat. Hingga babak pertambahan waktu, para pemainnya terlihat tidak kendor meski pertandingan berjalan keras. “Pertandingan tadi berjalan keras. Ya, artinya kami beradu strategi untuk mendapatkan hasil terbaik,” kata pria yang akrab disapa Pak Kim ini. (dek)