MEDAN, SUMUTPOS.CO – Organisasi Masyarakat Sadar Adat (MASA) Indonesia resmi dideklarasikan di Hotel Madani Jalan Sisingamangaraja/Jalan Amaliun No.1, Kelurahan Kotamatsum III, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sabtu (5/11/2022).
Deklarasi ini ditandai dengan pembacaan pernyataan yang dilakukan langsung oleh ketua umum Masyarakat Sadar Adat (MASA), Ade Azmil Azhary Nasution serta ditandai dengan pemukulan gondang sambilan, dan diikuti oleh seluruh ketua DPW dari 4 Provinsi Indonesia, yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Riau dan Aceh.
Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Adat, Ade Azmil Azhary Nasution, mengatakan terbentuknya organisasi Masyarakat Sadar Adat ini diawali dari keresahan yang berujung dengan pembicaraan mengenai isu agama, suku dan budaya di Indonesia.
“Pada tahun 2019 lalu, saya dan teman-teman lainnya merasakan keresahan mengenai isu agama, suku dan budaya yang bukan menjadi pemersatu, malah menjadi pemecah belah. Melihat fenomena tersebut, akhirnya kami berkonsultasi dengan banyak pihak sehingga lahirlah organisasi yang berfokus pada sosial budaya,” katanya saat menyampaikan orasi budaya dalam acara Deklarasi Masyarakat Sadar Adat tersebut.
Ade Azmil menyebutkan, adat bukan hanya untuk diketahui, tetapi masyarakat harus memahami makna dan nilai dari adat tersebut.
“Berangkat dari kita perlu paham makna dan nilai dari adat tersebut, saya berharap pada tahun 2045 mendatang, generasi emas dapat memahami nilai dan makna dari adat dan budaya. Generasi emas ini yang akan kita sadarkan akan adat dan budaya yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Kemudian, Ketua panitia acara deklarasi MASA yang sekaligus ketua DPW Masa Sumatera Utara, Disti Nuaridho mengungkapkan, bahwa saat ini MASA sedang melakukan berbagai program untuk menebar kesadaran adat bagi masyarakat di Sumut, terkhusus kepada anak-anak.
“Kami mulai meningkatkan kembali minat anak-anak terhadap permainan tradisional, dengan menyelenggarakan berbagai program, seperti senam pagi yang didalamnya terdapat permainan tradisional dan program lainnya,” kata Disti.
Ditambahkan Disti, MASA sebagai merupakan penggerak kesadaran adat, agar anak-anak Indonesia mengenal dan memahami adat dan budaya didalam era serba digital saat ini.
“Sekarang ini saya lihat budaya dan adat hanya ada di kegiatan formal dan ceremonial saja. Hal ini yang harus diperbaiki, dan kita mulai dari generasi mudanya terlebih dahulu,” ujar Disti yang juga aktif di berbagai aktifitas sosial budaya di Medan, Sumatera Utara.
Diketahui, Saat ini organisasi MASA sudah terdapat di 9 Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara, diantaranya Kota Binjai, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu, Asahan, Medan, Batu Bara, Tebingtinggi, dan Langkat.
“Tahun depan kami menargetkan ada sekitar 21 kabupaten/kota di Sumut yang bergabung di Masa,” harapnya.
Dia juga menuturkan untuk melanjutkan program-program dengan tujuan memberikan kesadaran kepada masyarakat akan adat budaya, MASA juga saat ini banyak melakukan sinergitas oleh sejumlah stakholder dari berbagai komunitas dan elemen masyarakat di Sumut.
“Banyak organisasi lainnya yang bergabung bersama kita dan mendukung seluruh kegiatan dari MASA,” tukasnya.
Disti juga berharap, dengan adanya organisasi ini, masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara akan lebih memahami adat dan tidak melupakan budaya.
“kita berharap masyarakat dapat lebih menyadari adat, paham berbudaya dan toleransi dalam beragam dan suku,” pungkasnya. (map)