WASHINGTON- Australia mengalami gonjang-ganjing politik. Selasa malam atau Rabu siang kemarin (22/2), di sela-sela kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd mengumumkan pengunduran diri.
Rudd beralasan, keputusan itu diambil karena dirinya merasa tak didukung Perdana Menteri (PM) Julia Gillard. Terutama di tengah derasnya tuntutan dari sejumlah pihak agar Rudd dipecat.
“Sederhana saja, saya tak bisa bertahan sebagai menteri luar negeri tanpa dukungan Perdana Menteri Gillard,” katanya dalam temu pers di Washington, yang ditayangkan langsung ke Australia seperti dikutip BBC.
“Karena itu, saya percaya, satu-satunya tindakan terhormat yang bisa saya lakukan adalah mundur,” lanjut mantan PM Australia dari Partai Buruh (memimpin dalam periode 2007?2010) tersebut.
Pengunduran itu mengonfirmasi perselisihan antara Rudd dan Gillard yang ramai digunjingkan selama ini. Perselisihan bersumber pada “kudeta” yang dilakukan Gillard (51), kepada Rudd (55), pada 24 Juni 2010.
Saat itu Rudd yang mendapat serangan mosi tak percaya akhirnya mundur sebagai ketua umum Partai Buruh sekaligus PM Australia dan digantikan deputinya di dua jabatan itu, Gillard. Baru pada 14 September 2010 Rudd masuk kabinet sebagai Menlu.(c10/ttg/jpnn)