MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guna menjaga dan memastikan makanan yang beredar di pasaran aman dikonsumsi, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan mengaju akan meningkatkan pengawasan menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Tak cuma beberapa lokasi yang menjual bahan baku, BPOM Medan juga mengaku akan melakukan pengecekan sampel makanan terhadap sejumlah lokasi usaha yang menjual makanan jadi.
“Setiap hari petugas kita tetap bekerja melakukan pengawasan di lapangan. Hanya saja mendekati Nataru nanti, kita akan lebih intens lagi melakukan pengawasan. Namanya intensifikasi pangan,” ucap Kepala BPOM di Medan, Drs Martin Suhendri, Selasa (8/11/2022).
Dikatakan Martin, saat ini untuk kondisi ketersediaan dan keamanan bahan pangan di lingkungan masyarakat masih berlangsung secara normal. Untuk itu, pihaknya juga masih menunggu instruksi dari pusat guna melakukan pengawasan menjelang Nataru.
“Frekuensi akan lebih tingkatkan menjelang Nataru. Meski begitu, kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam membeli makanan yang aman,” ujarnya.
Diterangkan Martin, pihaknya juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa swalayan maupun mini market yang menjual bahan pokok maupun kue Nataru. “Kita nanti bersama Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) akan melakukan sidak,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Surianto SH meminta Pemko Medan untuk rutin melakukan sidak ke lapangan guna memastikan ketersediaan bahan-bahan pokok menjelang Nataru. “Pemko Medan juga harus bisa menjaga kestabilan harga di pasar agar terjangkau masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Butong ini.
Selain itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Medan itu juga meminta BPOM bersama OPD terkait agar rutin mengambil sampel makanan yang beredar guna dilakukan pengujian di laboratorium guna memastikan bahan tersebut aman untuk dikonsumsi.
“Pemerintah bersama instansi terkait harus mengambil peran agar tidak terjadi kekhawatiran di masyarakat dalam mengkonsumsi makanan. Apalagi saat ini masyarakat masih dihantui Gangguan Ginjal Akut pada anak,” pungkasnya. (rel)