HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Mantan Wakil Ketua Bidang Pemilu PDI Perjuangan Kabupaten Humbahas, Laberto Manullang, membantah tudingan yang dilontarkan Sekretaris DPC PDIP Humbahas Kepler Torang Sianturi, yang menyebutkan Dosmar Banjarnahor melakukan penggelapan dana partai pada 2020 lalu.
Laberto menilai, tudingan itu tidak benar. Dosmar selama menjabat Ketua DPC PDIP Humbahas, sama sekali tidak pernah menyentuh uang partai. Melainkan, spesimen pengambilan uang dari bank dilakukan oleh Kepler dan Bendahara DPC PDIP Humbahas, Hulman Minter Tumanggor.
“Menanggapi pemberitaan di media yang menginformasikan Dosmar ada menggelapkan dana partai, itu tidak benar. Padahal, spesimen pengambilan uang dari bank itu dilakukan sekretaris dan bendahara,” ungkap Laberto, didampingi Tamba Sianturi, yang merupakan mantan pengurus Badan Saksi Nasional, dalam keterangan persnya di Doloksanggul, Selasa (13/12).
Laberto juga menegaskan, Dosmar sebelum dibebastugaskan dari Ketua DPC PDIP Humbahas, sama sekali tidak pernah mengetahui dana partai. Apalagi, tudingan memerintahkan agar uang partai diserahkan kepada seseorang. Menurutnya, itu dibuktikan pada rapat di internal partai. Saat itu, Dosmar pernah meminta kepada sekretaris dan bendahara untuk mempertanggungjawabkan dana partai. Namun, sampai Dosmar dibebastugaskan, mereka tidak pernah menuntaskan keuangan partai.
“Mereka berdua yang tidak mau bertanggung jawab atas dana partai selama ini. Buktinya, berapa kali dilakukan rapat, jawaban mereka selalu ‘nantilah ketua’,” tutur Laberto.
Laberto menganggap, diadukannya Dosmar ke Polda Sumut sekaitan dugaan penggelapan dana partai adalah bentuk penghinaan.
“Kenapa sejak Dosmar dibebastugaskan sebagai Ketua DPC PDIP Humbahas, (tudingan) ini muncul. Ada apa ini?” katanya.
Disinggung, terkait tudingan uang partai ditarik dan diberikan kepada adik kandung Dosmar, Laberto mengaku tidak mengetahui.
“Saya sebagai mantan Wakil Ketua Bidang Pemilu, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu, tidak pernah mengetahui adanya uang yang diberikan kepada Pardi (adik Dosar). Atas dasar apa sekretaris dan bendahara memberikan uang itu?” tanyanya lagi.
Menurut dia, Pardi tak punya jabatan di struktur kepengurusan DPC PDIP Humbahas, sehingga tidak ada dasar sekretaris dan bendahara memberikan uang tersebut.
“Kalau ada, itu tidak melalui mekanisme, itu pribadi. Emangnya siapa si Pardi? Dia tidak ada jabatan di struktur. Atas dasar apa orang itu memberikan? Apa hubungannya? Karena dia bukan bagian dari PDIP,” tegas Laberto.
Malah, lanjut Laberto, jika memang ada pemberian uang kepada adik Dosmar, sekretaris dan bendahara dinilainya sudah kecolongan sebagai penanggung jawab rekening partai.
“Yang jelas, spesimen untuk bisa mengambil uang partai itu ada di sekretaris dan bendahara. Jadi, Dosmar selama Ketua DPC PDIP Humbahas, tidak pernah mengambil uang atau memerintahkan,” jelasnya dengan tegas.
Menurutnya, Dosmar pernah mengancam sekretaris dan bendahara dalam rapat internal partai, jika tidak dapat menuntaskan pertanggungjawaban dana partai, dia bakal melaporkannya ke DPP dan DPD.
“Itu menandakan, Dosmar tidak ada masalah ke dana partai,” kata Laberto.
Sementara itu, Tamba menuturkan, sekaitan dana partai sepenuhnya diketahui oleh Kepler. Dia menyebutkan, semisal adanya dana pengeluaran kamar hitung sebanyak Rp12 juta.
“Saya pernah melihat dana pengeluaran sebanyak Rp12 juta, dan dana itu tidak pernah dibawa ke rapat internal partai. Dan itu sudah saya fotocopykan,” bebernya.
“Jadi, kita biarkan ini diproses secara hukum. Dan kita siap untuk menjelaskan hal yang sebenarnya. Karena setiap rapat di internal partai ada notulen rapatnya. Jadi, ini bukan kesalahaan pada Dosmar, ini kesalahan dari sekretaris dan bendahara. Artinya, mereka tidak mengerti kerjanya sendiri,” tegas Tamba.
Akan Lapor Balik
Terpisah, Dosmar juga membantah tudingan tersebut. Dia mengaku, akan melapor balik atas tuduhan tersebut.
“Itu tidak benar, dan akan kami laporkan balik,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hingga dibebastugaskan sebagai Ketua DPC PDIP Humbahas, dia tidak pernah mengetahui dana partai. Selama ini, menurutnya, spesimen pengambilan uang dari bank melalui sekretaris dan bendahara.
“Pertama, setiap pengambilan uang tidak pernah atas persetujuan saya. Kedua, uang saksi dari DPP, mereka tidak melaporkan ke saya. Ketiga, saya sudah berulang-ulang dalam rapat internal partai untuk meminta sekretaris dan bendahara melaporkan pertanggungjawaban keuangan partai. Tapi jawaban mereka berdua, nanti-nanti. Dan, saya pernah mengancam ke Kepler, kalau tidak dilaporkan (pertangungjawaban keuangan), akan saya laporkan ke DPP,” beber Dosmar.
Dosmar juga menjelaskan, sejak Pilkada 2020, dia tidak mengetahui keuangan partai, karena terinfeksi Covid-19.
“Berkomunikasi dan bertemu saja tidak ada. Karena kondisi saya waktu itu antara hidup dan mati. Boro-boro memikirkan keuangan partai dan Pilkada. Oh enggaklah,” katanya, seraya mengatakan, hal itu bisa dibuktikan di RSUD Doloksanggul saat kondisinya sekarat.
“Ada rekam medisnya di rumah sakit, siapa dokter yang memeriksa saya,” jelas Dosmar.
Namun, Dosmar mengaku bingung, kenapa setelah dibebastugaskan dari Ketua DPC PDIP Humbahas, baru muncul permasalahan tersebut.
“Jadi ini fitnah. Dan tunggu saja, saya akan lapor balik,” tegasnya.
Meski demikian, sebagai warga negara yang baik , dia siap memberikan penjelasan.
” Masalah proses hukum, sebagai warga negara yang baik, saya siap memberikan keterangan,” pungkas Dosmar. (des/saz)