32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Turis Butuh ‘Tuan Rumah’ Danau Toba yang Ramah & Melayani

Foto: dok Sumut Pos Sebahagian peserta Lake Toba Summit saat menikmati keindahan Danau Toba dari atas kapal., beberapa waktu lalu.
Foto: dok Sumut Pos
Sebahagian peserta Lake Toba Summit saat menikmati keindahan Danau Toba dari atas kapal., beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –  Langkah PT Garuda Indonesia membuka jalur penerbangan dari Jakarta menuju Bandara Silangit, dinilai cukup efektif. Terutama dari sisi transportasi, karena mempermudah wisatawan datang berkunjung ke Danau Toba.

Namun menurut tokoh masyarakat Batak di Jakarta, Sarman Simanjorang, hal tersebut tidak cukup. Menurutnya, percuma ada transportasi, jika wisatawan tidak mendapatkan keinginan mereka di sana. Terutama keramahan masyarakat dalam menerima kedatangan wisatawan.

“Pertanyaannya dan yang harus dibenahi pemerintah itu, apakah masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba sudah siap menerima kedatangan turis lokal maupun mancanegara dengan sikap ramah, bersahabat, jujur dan pelayanan yang berkesan,” ujar Sarman kepada JPNN, Minggu (20/3).

Menurut pengusaha yang juga sekaligus Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta ini, tanpa ada jaminan penerimaan dari masyarakat, sangat mustahil turis akan datang ke Danau Toba.

“Saya melihat kesadaran masyarakat di sana masih sangat rendah dan masih banyak memberikan kesan negatif yang membuat turis tidak mau kembali dan tidak merekomendasikan kepada orang lain untuk berkunjung ke sana,” kata pria asal Dairi ini.

Ia ‎kemudian mencontohkan masalah menjaga kebersihan yang masih sangat rendah. Kemudian pelayanan transportasi lokal selama wisatawan berada di kawasan Danau Toba, cukup mahal. Bahkan terkesan mengambil kesempatan kepada turis dengan tarif yang cukup mahal‎.

“Untuk itu saya kira, pemerintah daerah sudah harus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar, bagaimana memberikan pelayanan kepada pengunjung yang berkesan,” ujarnya.

Langkah ini menurut Sarman, harus dilakukan beriringan dengan upaya pemerintah pusat membenahi infrastruktur yang ada. Termasuk membuka penerbangan langsung ke sekitar Danau Toba. Dengan demikian wisatawan akan semakin banyak berkunjung.

“‎Kalau wisatawan banyak berkunjung, tentu dapat menambah  perputaran ekonomi di sana. Jadi masyarakat harus diberikan standar pelayanan baku,” katanya.

Demikian juga dengan fasilitas hotel atau tempat-tempat penginapan, menurut Sarman juga harus dibenahi dari sisi kenyamanan, harga dan pelayanan. Harus memiliki standar baku.

“Mari kita jadikan Danau Toba sebagai tujuan wisata yang berkelas dan berkesan dan berkesinambungan dengan keterlibatan semua kalangan masyarakat‎,” ujar Sarman.(gir/jpnn)

Foto: dok Sumut Pos Sebahagian peserta Lake Toba Summit saat menikmati keindahan Danau Toba dari atas kapal., beberapa waktu lalu.
Foto: dok Sumut Pos
Sebahagian peserta Lake Toba Summit saat menikmati keindahan Danau Toba dari atas kapal., beberapa waktu lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –  Langkah PT Garuda Indonesia membuka jalur penerbangan dari Jakarta menuju Bandara Silangit, dinilai cukup efektif. Terutama dari sisi transportasi, karena mempermudah wisatawan datang berkunjung ke Danau Toba.

Namun menurut tokoh masyarakat Batak di Jakarta, Sarman Simanjorang, hal tersebut tidak cukup. Menurutnya, percuma ada transportasi, jika wisatawan tidak mendapatkan keinginan mereka di sana. Terutama keramahan masyarakat dalam menerima kedatangan wisatawan.

“Pertanyaannya dan yang harus dibenahi pemerintah itu, apakah masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba sudah siap menerima kedatangan turis lokal maupun mancanegara dengan sikap ramah, bersahabat, jujur dan pelayanan yang berkesan,” ujar Sarman kepada JPNN, Minggu (20/3).

Menurut pengusaha yang juga sekaligus Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta ini, tanpa ada jaminan penerimaan dari masyarakat, sangat mustahil turis akan datang ke Danau Toba.

“Saya melihat kesadaran masyarakat di sana masih sangat rendah dan masih banyak memberikan kesan negatif yang membuat turis tidak mau kembali dan tidak merekomendasikan kepada orang lain untuk berkunjung ke sana,” kata pria asal Dairi ini.

Ia ‎kemudian mencontohkan masalah menjaga kebersihan yang masih sangat rendah. Kemudian pelayanan transportasi lokal selama wisatawan berada di kawasan Danau Toba, cukup mahal. Bahkan terkesan mengambil kesempatan kepada turis dengan tarif yang cukup mahal‎.

“Untuk itu saya kira, pemerintah daerah sudah harus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar, bagaimana memberikan pelayanan kepada pengunjung yang berkesan,” ujarnya.

Langkah ini menurut Sarman, harus dilakukan beriringan dengan upaya pemerintah pusat membenahi infrastruktur yang ada. Termasuk membuka penerbangan langsung ke sekitar Danau Toba. Dengan demikian wisatawan akan semakin banyak berkunjung.

“‎Kalau wisatawan banyak berkunjung, tentu dapat menambah  perputaran ekonomi di sana. Jadi masyarakat harus diberikan standar pelayanan baku,” katanya.

Demikian juga dengan fasilitas hotel atau tempat-tempat penginapan, menurut Sarman juga harus dibenahi dari sisi kenyamanan, harga dan pelayanan. Harus memiliki standar baku.

“Mari kita jadikan Danau Toba sebagai tujuan wisata yang berkelas dan berkesan dan berkesinambungan dengan keterlibatan semua kalangan masyarakat‎,” ujar Sarman.(gir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/