MEDAN- Honda DBL 2012 North Sumatera Series usai sudah. Dua jawara telah ditasbihkan: SMA Sutomo 1 Medan dan SMA Wahidin Medan. Siapa the next champion ajang ini? Nantikan di DBL 2013.
Ya, even bola basket antar pelajar terbesar di Indonesia ini selalu menawarkan kisah berbeda saban tahunnya. Di Sumut, even ini sudah kali ke tiga digelar sejak 2010 lalu. Dan juaranya selalu berbeda.
Edisi 2012, GOR Samudera Sport Club yang penuh sesak terutama di laga final kemarin menunjukkan antusiasme yang begitu besar dari pecinta basket Sumut.
Hadirnya DBL sebagai even basket pelajar terbesar di Indonesia tak sekedar turnamen tahunan tanpa target. Pencarian bibit-bibit potensial dari usia dini tentu akan lebih mudah dipantau dengan hadirnya DBL.Terutama di tengah semakin minimnya kompetisi basket antar pelajar di Medan.
Peran positif DBL cukup dirasakan banyak pihak. Pelatih tim finalis SMAN 5, Fenaldy Herbanto mengakui adanya DBL membantu para anak asuhnya memberikan jam terbang. “Kami sendiri di SMAN 5 sangat antusias sekali dengan adanya DBL. Terutama memberikan kesempatan bermain untuk pelajar mengembangkan bakatnya. Selain itu ada kesempatan mendapat ilmu ke Surabaya dan tiga pemain kami terpilih. Itu pencapaian yang luar biasa bagi sekolah kami,” ujarnya.
Pelatih SMAN 7, Ahmad Fuad Azmi melihat keberadaan DBL yang menyedot antusiasme sangat tinggi dari pecinta basket Medan harusnya membuat pemerintah daerah sadar untuk membangun fasilitas baru yang mendukung. “Lihat saja setiap tahunnya penonton membeludak. GOR selalu penuh sehingga terpaksa bergantian menonton. Artinya Sumut butuh fasilitas baru yang lebih memadai untuk basket. Pecinta basket cukup banyak kok di Medan,” katanya.
Sementara Pelatih Santo Thomas 1, Mario Wijaya memuji program pengiriman pemain atau pelatih yang dinilai terbaik ke Pulau Jawa. “Hanya di DBL kita pelatih juga diberi kesempatan belajar. Ini yang tidak kita dapat di ajang lain. Sesuai dengan namanya development yang terus mengembangkan potensi basket pemain dan pelatih,” ujarnya.
Bagi pemain sendiri, DBL selalu menyelipkan kenangan. Guard Methodist 2, Nicholas kegagalan tahun ini membuatnya tak sabar menantikan DBL tahun depan untuk menebusnya. “Senang bisa masuk first team. Walaupun target utama saya bisa membawa tim juara,” ujar siswa kelas 1 ini.
Sementara center SMAN 5, Raissa Sati berharap dari DBL ini menjadi titik tolak dirinya bisa menembus tim basket Sumut di Popwil. (mag-18)