MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi berbeda pendapat dengan Kepala Dinas (Kadisdik) Sumut, Asren Nasution terkait dengan 1.289 sekolah di Sumut, baik tingkat SD, SMP hingga SMA/SMK tidak memilik guru agama Islam.
“Sebenarnya bukan tidak punya guru agama islam. Hanya dia masih berada dalam posisi honor,” ungkap Gubernur Edy kepada wartawan di depan Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jendral Sudirman, Kota Medan, Selasa (24/1) siang.
Mantan Pangkostrad itu mengatakan, apa disampaikan oleh anak buahnya tersebut, Asren dinilai ada kekeliruan. Karena, cuma menerima data guru agama Islam berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), tidak melihat guru agama Islam yang masih honorer.
“Yang dimaksud itu adalah dia guru berstatus ASN, banyak lulusan-lulusan kita yang bisa mengajar, inilah sedang kita urus. Karena yang menentukan itu adalah pusat, harus menjadi punya NIP (Nomor Induk Pegawai),” sebut Gubernur Edy.
Sebelumnya, Kadisdik Sumut, Asren Nasution mengaku terkejut melihat kondisi dunia pendidikan di Sumut ini. Karena, tercatat sebanyak 1.289 sekolah tidak memilik guru agama Islam.
Asren mengungkapkan ribuan sekolah tidak memiliki guru agama islam, berdasarkan data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumut. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mendorong seluruh ribuan sekolah tersebut, harus melakukan rekrutmen tenaga pengajar dalam bidang agama atau guru agama Islam.
“Mengejutkan, ternyata ada sekolah yang tidak punya guru pendidikan agama islam,” sebut pada acara rapat koordinasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sumatera Utara, bersama LPTQ Kabupaten/kota dan Kafilah khusus di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, Minggu (22/1) kemarin.
Asren mengatakan berdasarkan dimiliki Disdik Sumut. Saat ini, total ada 1,8 juta pelajar di Sumut yang beragama muslim. Namun, ia menjelaskan dari jumlah tersebut, tidak semua sekolah memiliki guru pendidikan agama islam.
“SD ada 1.049 unit tidak punya guru agama islam. SMP ada 161 dan SMA/SMK tidak punya guru ngaji atau agama islam sebanyak 79 sekolah,” tutur Asren.
Asren mengaku miris melihat dunia pendidikan di Sumut ini. Hal ini, masih satu bidang pelajaran, yakni agama Islam. Belum lagi, mata pelajaran yang lain. Atas kondisi ini, ia menyindir Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
“Mau kita apakan UIN itu? Di mana UIN sekarang? Masihkan ada UIN kita? Ini persoalannya. Tamatan UMSU begitu banyak. Tamatan UINSU begitu banyak. Tamatan pondok pesantren begitu banyak. Kemana mereka semuanya,” jelas Asren. (gus)