29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Hasyim: Tak Mungkin Prabowo Cawapres

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana duet Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencuat usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak keduanya berfoto saat meninjau panen raya di Kabupaten Kebumen.

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan tak mungkin Prabowo menjadi calon wakil presiden (cawapres) jika berduet dengan ganjar.

“Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan,” kata Hashim usai acara Deklarasi Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/3).

Hashim menyebut Gerindra terbuka jika Ganjar diduetkan dengan Prabowo. Akan tetapi, kata dia, Prabowo menjadi calon presiden.

“Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo saya kira kami terbuka, Pak Prabowo terbuka (Ganjar) sebagai calon wakil presiden,” kata dia.

Sebelumnya, pakar politik Khoirul Umam menyampaikan duet Prabowo dan Ganjar Pranowo mempunyai peluang kemenangan cukup besar di 2024. Dia menyebut Gerindra dan PDIP merupakan partai politik papan atas dan keduanya punya elektabilitas yang kompetitif.

“Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo membawa peluang kemenangan cukup besar. Sebab, pasangan itu di-back up oleh dua partai politik papan atas dan juga basis elektabilitas kedua figur itu yang cukup kompetitif,” kata Umam saat dihubungi, Kamis (9/3).

Meski demikian, Umam menilai peluang itu juga harus mempertimbangkan lawan duet tersebut di Pemilu 2024. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada capres yang memiliki elektabilitas dominan untuk pemilihan di 2024.

“Tidak adanya tokoh yang memiliki elektabilitas dominan di Pilpres mendatang, membuat konfigurasi pasangan capres-cawapres menjadi penting untuk ditimbang dan disimulasikan potensi kemenangannya. Artinya, skema Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo juga perlu mempertimbangkan seberapa kompetitif lawan politik yang akan dihadapinya,” ucapnya.

Selain itu, pengamat politik Adi Prayitno mengatakan momen akrab itu digadang-gadang sebagai sinyal politik Jokowi.

“Pertemuan antara Ganjar, Pranowo, dan Jokowi hari ini adalah terkait dengan duet mereka, Ganjar capres dan Prabowo sebagai cawapres. Ini akan terjadi kalau Prabowo dan Ganjar menanggap Jokowi adalah king maker yang bisa menentukan soal arah koalisi di kubu pemerintah,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3).

Menurutnya, sinyal dukungan ini akan dilaksanakan apabila Ganjar dan Prabowo menganggap Jokowi sebagai king maker. Namun demikian, ia menjelaskan ganjalan ada pada pihak Prabowo. (jpc/bbs/azw)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana duet Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencuat usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak keduanya berfoto saat meninjau panen raya di Kabupaten Kebumen.

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan tak mungkin Prabowo menjadi calon wakil presiden (cawapres) jika berduet dengan ganjar.

“Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan,” kata Hashim usai acara Deklarasi Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/3).

Hashim menyebut Gerindra terbuka jika Ganjar diduetkan dengan Prabowo. Akan tetapi, kata dia, Prabowo menjadi calon presiden.

“Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo saya kira kami terbuka, Pak Prabowo terbuka (Ganjar) sebagai calon wakil presiden,” kata dia.

Sebelumnya, pakar politik Khoirul Umam menyampaikan duet Prabowo dan Ganjar Pranowo mempunyai peluang kemenangan cukup besar di 2024. Dia menyebut Gerindra dan PDIP merupakan partai politik papan atas dan keduanya punya elektabilitas yang kompetitif.

“Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo membawa peluang kemenangan cukup besar. Sebab, pasangan itu di-back up oleh dua partai politik papan atas dan juga basis elektabilitas kedua figur itu yang cukup kompetitif,” kata Umam saat dihubungi, Kamis (9/3).

Meski demikian, Umam menilai peluang itu juga harus mempertimbangkan lawan duet tersebut di Pemilu 2024. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada capres yang memiliki elektabilitas dominan untuk pemilihan di 2024.

“Tidak adanya tokoh yang memiliki elektabilitas dominan di Pilpres mendatang, membuat konfigurasi pasangan capres-cawapres menjadi penting untuk ditimbang dan disimulasikan potensi kemenangannya. Artinya, skema Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo juga perlu mempertimbangkan seberapa kompetitif lawan politik yang akan dihadapinya,” ucapnya.

Selain itu, pengamat politik Adi Prayitno mengatakan momen akrab itu digadang-gadang sebagai sinyal politik Jokowi.

“Pertemuan antara Ganjar, Pranowo, dan Jokowi hari ini adalah terkait dengan duet mereka, Ganjar capres dan Prabowo sebagai cawapres. Ini akan terjadi kalau Prabowo dan Ganjar menanggap Jokowi adalah king maker yang bisa menentukan soal arah koalisi di kubu pemerintah,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3).

Menurutnya, sinyal dukungan ini akan dilaksanakan apabila Ganjar dan Prabowo menganggap Jokowi sebagai king maker. Namun demikian, ia menjelaskan ganjalan ada pada pihak Prabowo. (jpc/bbs/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/