26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banjir, Warga Belawan Takut Kesetrum

Ribuan Rumah Terendam Air Pasang

BELAWAN-Banjir pasang yang menimbulkan keresahan bagi warga pesisir di Kecamatan Medan Belawan kembali terjadi, Jumat (9/3) siang. Ribuan rumah di pesisir Utara kota Medan ini terendam air laut. Kondisi ini pun membuat warga takut kesetrum.

Akibatnya, sebahagian warga terpaksa mengungsi dan menumpang ke rumah warga lainnya yang lebih tinggi. “Kondisinya sudah semakin parah, jangankan untuk memasak, untuk ditempati sebagai tempat tinggal saja payah. Karena bukan cuma rumah terendam, tapi perabotan juga ikut hanyut terbawa air,” ujar, Halima (33) warga Pajak Baru Ujung Banting Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan kepada Sumut Pos.

Halima, menuturkan air pasang yang melanda daerahnya sudah tiga hari ini terjadi. Dan ketinggian volume air sudah mencapai hampir satu meter. “Sehari semalam air laut bisa naik sampai tiga kali. Biasanya air naik ke darat pada tengah malam, subuh dan siang hari,” katanya.
Datangnya air laut pada malam hari justru membuat para warga merasa khawatir. Bagaimana tidak di saat mereka sedang pulas tertidur, secara perlahan gelombang pasang air laut mulai naik ke darat dan merendam rumah mereka. “Nggak hanya itu, warga di sini juga takut terjadi korsleting listrik.

Sebelumnya juga pernah kejadian seorang warga tewas kesetrum begitu memijak genangan air di lantai rumahnya yang dialiri arus listrik,” ucapnya.
Keluhan senada juga diutarakan, Masriani (40). Ibu rumah tangga ini mengaku, tak bisa keluar rumah saat banjir pasang memasuki ruangan rumahnya, ia dan keluarganya terpaksa kerja keras. Meraka menguras air pasang laut yang membawa berbagai sampah dan dikhawatirkan hewan laut seperti ular laut, kepiting serta ubur-ubur kerap masuk bila tak segera dikuras. “Biasanya pasang besar ini perlu waktu 5 jam untuk kembali surut, tapi kalau hampir setiap harinya dalam seminggu kondisi pasang begini terus ya, membuat pusing kepala serta mengancam datangnya penyakit muntaber serta diare dan gatal-gatal,” keluh, ibu lima anak yang berdomisili di kawasan Jalan Kampar Belawan I.

Warga menuding banjir pasang kian besar belakangan ini akibat maraknya aksi perambahan hutan bakau serta gencarnya pembuatan tambak alam di sekitar kawasan Percut Seituan, Belawan, serta Langkat. “Kondisinya kini kian kritis, kawasan Belawan sekitarnya terancam tenggelam dilanda banjir pasang,” kata, Amri (32) seorang warga lainnya.

Dari pantauan Sumut Pos di Belawan, tampak di beberapa kelurahan seperti di Kelurahan Bagan Deli, Belawan I, Belawan Bahagia, Kampung Kurnia Belawan Bahari, serta Belawan Sicanang kondisi pasang kian besar dan tinggi. Bahkan, usai pasang menyebabkan kondisi lingkungan kian kotor apalagi air pasang laut selalu membawa berbagai sampah dan kotoran limbah pabrik masuk ke pemukiman warga. Banjir pasang air laut tak hanya merendam ribuan rumah milik warga pesisir, namun banjir pasang kali ini terbilang besar merambah ke sejumlah badan jalan sehingga mengganggu aktivitas warga.(mag-17)

Ribuan Rumah Terendam Air Pasang

BELAWAN-Banjir pasang yang menimbulkan keresahan bagi warga pesisir di Kecamatan Medan Belawan kembali terjadi, Jumat (9/3) siang. Ribuan rumah di pesisir Utara kota Medan ini terendam air laut. Kondisi ini pun membuat warga takut kesetrum.

Akibatnya, sebahagian warga terpaksa mengungsi dan menumpang ke rumah warga lainnya yang lebih tinggi. “Kondisinya sudah semakin parah, jangankan untuk memasak, untuk ditempati sebagai tempat tinggal saja payah. Karena bukan cuma rumah terendam, tapi perabotan juga ikut hanyut terbawa air,” ujar, Halima (33) warga Pajak Baru Ujung Banting Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan kepada Sumut Pos.

Halima, menuturkan air pasang yang melanda daerahnya sudah tiga hari ini terjadi. Dan ketinggian volume air sudah mencapai hampir satu meter. “Sehari semalam air laut bisa naik sampai tiga kali. Biasanya air naik ke darat pada tengah malam, subuh dan siang hari,” katanya.
Datangnya air laut pada malam hari justru membuat para warga merasa khawatir. Bagaimana tidak di saat mereka sedang pulas tertidur, secara perlahan gelombang pasang air laut mulai naik ke darat dan merendam rumah mereka. “Nggak hanya itu, warga di sini juga takut terjadi korsleting listrik.

Sebelumnya juga pernah kejadian seorang warga tewas kesetrum begitu memijak genangan air di lantai rumahnya yang dialiri arus listrik,” ucapnya.
Keluhan senada juga diutarakan, Masriani (40). Ibu rumah tangga ini mengaku, tak bisa keluar rumah saat banjir pasang memasuki ruangan rumahnya, ia dan keluarganya terpaksa kerja keras. Meraka menguras air pasang laut yang membawa berbagai sampah dan dikhawatirkan hewan laut seperti ular laut, kepiting serta ubur-ubur kerap masuk bila tak segera dikuras. “Biasanya pasang besar ini perlu waktu 5 jam untuk kembali surut, tapi kalau hampir setiap harinya dalam seminggu kondisi pasang begini terus ya, membuat pusing kepala serta mengancam datangnya penyakit muntaber serta diare dan gatal-gatal,” keluh, ibu lima anak yang berdomisili di kawasan Jalan Kampar Belawan I.

Warga menuding banjir pasang kian besar belakangan ini akibat maraknya aksi perambahan hutan bakau serta gencarnya pembuatan tambak alam di sekitar kawasan Percut Seituan, Belawan, serta Langkat. “Kondisinya kini kian kritis, kawasan Belawan sekitarnya terancam tenggelam dilanda banjir pasang,” kata, Amri (32) seorang warga lainnya.

Dari pantauan Sumut Pos di Belawan, tampak di beberapa kelurahan seperti di Kelurahan Bagan Deli, Belawan I, Belawan Bahagia, Kampung Kurnia Belawan Bahari, serta Belawan Sicanang kondisi pasang kian besar dan tinggi. Bahkan, usai pasang menyebabkan kondisi lingkungan kian kotor apalagi air pasang laut selalu membawa berbagai sampah dan kotoran limbah pabrik masuk ke pemukiman warga. Banjir pasang air laut tak hanya merendam ribuan rumah milik warga pesisir, namun banjir pasang kali ini terbilang besar merambah ke sejumlah badan jalan sehingga mengganggu aktivitas warga.(mag-17)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/