25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Ingat, Tetap Jaga Diri!, Antisipasi Covid-19 Varian Baru saat Mudik

SUMUTPOS.CO – DI Indonesia, baru-baru ini ditemukan Covid-19 varian Arcturus. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara mengantisipasi penyebarannya saat mobilitas tinggi masyarakat pada arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Diantaranya dengan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Alwi Mujahit menjelaskan, Covid-19 varian Arcturus, sekelas dengan varian Omicron. Sehingga tingkat penyebarannya cepat. “Meski varian baru ini tingkat sebarannya cepatn

tapi fatalitasnya itu rendah,” kata Alwi kepada wartawan, Selasa (18/4).

Menurut Alwi, menjelang Lebaran ini perkembangan kasus Covid-19 di Sumut terus menurun atau melandai. Saat ini, Covid-19 hanya bertambah 3 kasus. Namun, varian Arcturus hingga kini belum ada dijumpai di Sumut. “Status Covid di Sumut sendiri masih landai. Jadi, per hari kemarin kita ada tambahan 3 kasus. Berasal dari 2 kasus di Medan dan 1 kasus di Deliserdang. Saat ini total kasus kita ada 20 tersebar di 8 kabupaten/kota,” jelas Alwi.

Dari seluruh varian Covid-19, varian Delta yang memiliki fatalitas yang paling top. Alwi mengingat dan mengenang, saat Covid-19 varian Delta menyebar rumah sakit di Sumut penuh dan oksigen juga habis. “Paling top memang Varian Delta, sampai-sampai waktu itu rumah sakit penuh, oksigen habis. Itu waktu zaman Delta itu. Pasti ada pasien yang meninggal 5 sampai 10 orang per hati. Bahkan pernah 25 orang yang meninggal dunia,” ungkapnya.

Memasuki masa mudik Lebaran 2023 ini, Alwi mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menggunakan masker. Mencuci tangan dan menjaga jarak. “Tetap standar ya. Satu lagi vaksin lah,” tutur Alwi.

Sedangkan dari pengamatan terakhir, kenaikan penularan Covid ini sumbernya karena varian baru. Bukan dari mengingkatnya mobilitas masyarakat. “Jadi, tidak ada terhubung dengan meningkatnya mobilitas tapi terhubung dengan varian varian baru. Kalau ada varian baru kasus naik, hanya itu,” jelasnya.

Alwi juga menjelaskan, memasuki mudik ini bisa dijadikan semacam batu ujian. Sebab pada mudik ini tingkat mobilitas masyarakat sangat tinggi dan diharapkan tidak ada peningkatan. “Kalau ini (mudik) tidak terjadi peningkatan kasus berarti pandemi ini sudah bisa bergeser menjadi endemi. Tolak ukur jadi batu ujian terakhir. Karena selama ini memang kenaikan kasus terhubung dengan adanya varian-varian baru tidak terhubung dengan mobilitas penduduk. Jadi memang tidak ada kenaikan yang berarti dan itu bisa kita lihat nanti setelah 2 minggu lebaran,” tandas Alwi.

Sebelumnya, Alwi juga mengatakan, Diskes Sumut terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, saat arus mudik. Termasuk mendirikan pos pelayanan kesehatan yang sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut.

Perlu diketahui, Pos Kesehatan Dinkes Sumut antara kabupaten/kota nantinya letaknya berdekatan dengan Posko Mudik Lebaran yang disediakan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan di sejumlah lokasi strategis. Termasuk lokasi-lokasi wisata dan rawan kecelakaan.

Pemprov Sumut juga akan menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dan rumah sakit pada jalur utama mudik yang dilalui masyarakat, Pos Kesehatan, Public Safety Center (PSC) 119.

Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya kasus gawat darurat, kasus kecelakaan, dan kasus penyakit lain, serta menyiagakan rumah sakit rujukan Covid-19 sebagai antisipasi adanya peningkatan kasus Covid-19 akibat mobilisasi masyarakat pada libur Idulfitri 1444 H.

“Kita (Pemprov Sumut) juga akan menyiapkan Posko vaksinasi Covid-19 yang dapat diakses dengan mudah oleh pelaku perjalanan terutama di terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, rumah ibadah dan pos kesehatan di tempat wisata, serta fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan.

Alwi Mujahit juga menjelaskan Pemprov Sumut akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk deteksi dini faktor risiko kecelakaan pada pengemudi Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di terminal bus dan pool keberangkatan. “Kita akan bekerja sama dengan Tim Kesehatan dari dinas kesehatan kabupaten/kota,” kata Alwi Mujahit.Termasuk Dishub Sumut siapkan 1.000 alat tes urine.

Pemprov Sumut juga akan menyiapkan skenario mitigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan makanan, serta pemberantasan penyakit menular yang mungkin terjadi.

Dengan menerapkan dan malaksanakan pemantauan terhadap protokol kesehatan, termasuk protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan pelaku perjalanan luar negeri, serta meningkatkan peran promosi kesehatan di wilayah masing-masing meliputi pelaksanaan kegiatan komunikasi Bersih dan Sehat (PHBS).

Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik, Alwi mengimbau, agar memperhatikan kesehatan anak-anak dan orangtua lanjut usia. Sebab menurutnya, dalam perjalanan panjang yang melelahkan, kelompok usia tersebut rentan terserang penyakit akibat imunitas yang menurun.

“Untuk orangtua dan anak-anak butuh perhatian khusus, apalagi perjalannya itu jauh, yang tentunya menurunkan daya tahan tubuh karena kelelahan. Bila ada penyakit komorbid, jangan lupa membawa obatnya,” jelas Alwi Mujahit. (gus/adz)

SUMUTPOS.CO – DI Indonesia, baru-baru ini ditemukan Covid-19 varian Arcturus. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara mengantisipasi penyebarannya saat mobilitas tinggi masyarakat pada arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Diantaranya dengan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Alwi Mujahit menjelaskan, Covid-19 varian Arcturus, sekelas dengan varian Omicron. Sehingga tingkat penyebarannya cepat. “Meski varian baru ini tingkat sebarannya cepatn

tapi fatalitasnya itu rendah,” kata Alwi kepada wartawan, Selasa (18/4).

Menurut Alwi, menjelang Lebaran ini perkembangan kasus Covid-19 di Sumut terus menurun atau melandai. Saat ini, Covid-19 hanya bertambah 3 kasus. Namun, varian Arcturus hingga kini belum ada dijumpai di Sumut. “Status Covid di Sumut sendiri masih landai. Jadi, per hari kemarin kita ada tambahan 3 kasus. Berasal dari 2 kasus di Medan dan 1 kasus di Deliserdang. Saat ini total kasus kita ada 20 tersebar di 8 kabupaten/kota,” jelas Alwi.

Dari seluruh varian Covid-19, varian Delta yang memiliki fatalitas yang paling top. Alwi mengingat dan mengenang, saat Covid-19 varian Delta menyebar rumah sakit di Sumut penuh dan oksigen juga habis. “Paling top memang Varian Delta, sampai-sampai waktu itu rumah sakit penuh, oksigen habis. Itu waktu zaman Delta itu. Pasti ada pasien yang meninggal 5 sampai 10 orang per hati. Bahkan pernah 25 orang yang meninggal dunia,” ungkapnya.

Memasuki masa mudik Lebaran 2023 ini, Alwi mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga diri dengan menggunakan masker. Mencuci tangan dan menjaga jarak. “Tetap standar ya. Satu lagi vaksin lah,” tutur Alwi.

Sedangkan dari pengamatan terakhir, kenaikan penularan Covid ini sumbernya karena varian baru. Bukan dari mengingkatnya mobilitas masyarakat. “Jadi, tidak ada terhubung dengan meningkatnya mobilitas tapi terhubung dengan varian varian baru. Kalau ada varian baru kasus naik, hanya itu,” jelasnya.

Alwi juga menjelaskan, memasuki mudik ini bisa dijadikan semacam batu ujian. Sebab pada mudik ini tingkat mobilitas masyarakat sangat tinggi dan diharapkan tidak ada peningkatan. “Kalau ini (mudik) tidak terjadi peningkatan kasus berarti pandemi ini sudah bisa bergeser menjadi endemi. Tolak ukur jadi batu ujian terakhir. Karena selama ini memang kenaikan kasus terhubung dengan adanya varian-varian baru tidak terhubung dengan mobilitas penduduk. Jadi memang tidak ada kenaikan yang berarti dan itu bisa kita lihat nanti setelah 2 minggu lebaran,” tandas Alwi.

Sebelumnya, Alwi juga mengatakan, Diskes Sumut terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, saat arus mudik. Termasuk mendirikan pos pelayanan kesehatan yang sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut.

Perlu diketahui, Pos Kesehatan Dinkes Sumut antara kabupaten/kota nantinya letaknya berdekatan dengan Posko Mudik Lebaran yang disediakan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan di sejumlah lokasi strategis. Termasuk lokasi-lokasi wisata dan rawan kecelakaan.

Pemprov Sumut juga akan menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dan rumah sakit pada jalur utama mudik yang dilalui masyarakat, Pos Kesehatan, Public Safety Center (PSC) 119.

Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya kasus gawat darurat, kasus kecelakaan, dan kasus penyakit lain, serta menyiagakan rumah sakit rujukan Covid-19 sebagai antisipasi adanya peningkatan kasus Covid-19 akibat mobilisasi masyarakat pada libur Idulfitri 1444 H.

“Kita (Pemprov Sumut) juga akan menyiapkan Posko vaksinasi Covid-19 yang dapat diakses dengan mudah oleh pelaku perjalanan terutama di terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, rumah ibadah dan pos kesehatan di tempat wisata, serta fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan.

Alwi Mujahit juga menjelaskan Pemprov Sumut akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk deteksi dini faktor risiko kecelakaan pada pengemudi Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di terminal bus dan pool keberangkatan. “Kita akan bekerja sama dengan Tim Kesehatan dari dinas kesehatan kabupaten/kota,” kata Alwi Mujahit.Termasuk Dishub Sumut siapkan 1.000 alat tes urine.

Pemprov Sumut juga akan menyiapkan skenario mitigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan makanan, serta pemberantasan penyakit menular yang mungkin terjadi.

Dengan menerapkan dan malaksanakan pemantauan terhadap protokol kesehatan, termasuk protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan pelaku perjalanan luar negeri, serta meningkatkan peran promosi kesehatan di wilayah masing-masing meliputi pelaksanaan kegiatan komunikasi Bersih dan Sehat (PHBS).

Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik, Alwi mengimbau, agar memperhatikan kesehatan anak-anak dan orangtua lanjut usia. Sebab menurutnya, dalam perjalanan panjang yang melelahkan, kelompok usia tersebut rentan terserang penyakit akibat imunitas yang menurun.

“Untuk orangtua dan anak-anak butuh perhatian khusus, apalagi perjalannya itu jauh, yang tentunya menurunkan daya tahan tubuh karena kelelahan. Bila ada penyakit komorbid, jangan lupa membawa obatnya,” jelas Alwi Mujahit. (gus/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/