30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pelindo Bangun Terminal CPO di Sumut

JAKARTA- PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) memulai pembangunan terminal curah cair untuk memuat minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pembangunan dermaga sawit ini menelan investasi Rp570 miliar.

“Ini bagian dari komitmen Pelindo I untuk merealisasikan rencana investasinya senilai Rp 2 triliun untuk pengembangan pelabuhan yang menghadap langsung ke perairan Selat Malaka itu,” kata Direktur Utama Pelindo I, Alfred Nassir dalam keterangan persnya, Kamis (15/3).

Pembangunan terminal dan pelabuhan CPO tersebut sejalan dengan rencana pembangunan kawasan industri hilir sawit dan karet di kawasan Sei Mangke, yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Medan. Penambahan prasarana dermaga ini demi melayani pengiriman barang untuk domestik maupun ekspor dari kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei.

“Berdasarkan hasil studi kelayakan dan perencanaan, pembangunan fisik terminal dan infrastruktur pelabuhan akan selesai sebelum akhir tahun 2013,” ungkapnya.

Pemuatan CPO asal Sumut dan Aceh untuk ekspor selama ini hanya mengandalkan Pelabuhan Belawan Medan, sehingga kerap membuat antrean kapal atau kongesti di pelabuhan itu. Selain permintaan sandar kapal yang cenderung meningkat, tingkat sedimentasi di perairan Belawan juga tergolong tinggi dan memaksa pihak Pelindo I harus mengeluarkan anggaran relatif besar untuk biaya pengerukan.

“Pelabuhan ini memiliki panjang dermaga 200 meter dengan posisi menjorok sepanjang 2.300 meter ke laut. Jika terjadi pertumbuhan yang signifikan, kami siap melaksanakan pembangunan tahap berikutnya karena lahannya sudah tersedia,” tuturnya.

Menurutnya, prospek pelabuhan ini sangat cerah karena langsung berhadapan dengan Selat Malaka. Kedalaman alur di Kuala Tanjung mencapai 12 meter dan dapat dilalui kapal berbobot besar merupakan keunggulan dibandingkan dengan Belawan.

Kuala Tanjung saat ini telah memiliki dermaga sepanjang 20 kilometer dan mampu menampung 25 juta TEUs (twenty equivalen units) peti kemas per tahun. (esy/jpnn)

JAKARTA- PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) memulai pembangunan terminal curah cair untuk memuat minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pembangunan dermaga sawit ini menelan investasi Rp570 miliar.

“Ini bagian dari komitmen Pelindo I untuk merealisasikan rencana investasinya senilai Rp 2 triliun untuk pengembangan pelabuhan yang menghadap langsung ke perairan Selat Malaka itu,” kata Direktur Utama Pelindo I, Alfred Nassir dalam keterangan persnya, Kamis (15/3).

Pembangunan terminal dan pelabuhan CPO tersebut sejalan dengan rencana pembangunan kawasan industri hilir sawit dan karet di kawasan Sei Mangke, yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Medan. Penambahan prasarana dermaga ini demi melayani pengiriman barang untuk domestik maupun ekspor dari kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei.

“Berdasarkan hasil studi kelayakan dan perencanaan, pembangunan fisik terminal dan infrastruktur pelabuhan akan selesai sebelum akhir tahun 2013,” ungkapnya.

Pemuatan CPO asal Sumut dan Aceh untuk ekspor selama ini hanya mengandalkan Pelabuhan Belawan Medan, sehingga kerap membuat antrean kapal atau kongesti di pelabuhan itu. Selain permintaan sandar kapal yang cenderung meningkat, tingkat sedimentasi di perairan Belawan juga tergolong tinggi dan memaksa pihak Pelindo I harus mengeluarkan anggaran relatif besar untuk biaya pengerukan.

“Pelabuhan ini memiliki panjang dermaga 200 meter dengan posisi menjorok sepanjang 2.300 meter ke laut. Jika terjadi pertumbuhan yang signifikan, kami siap melaksanakan pembangunan tahap berikutnya karena lahannya sudah tersedia,” tuturnya.

Menurutnya, prospek pelabuhan ini sangat cerah karena langsung berhadapan dengan Selat Malaka. Kedalaman alur di Kuala Tanjung mencapai 12 meter dan dapat dilalui kapal berbobot besar merupakan keunggulan dibandingkan dengan Belawan.

Kuala Tanjung saat ini telah memiliki dermaga sepanjang 20 kilometer dan mampu menampung 25 juta TEUs (twenty equivalen units) peti kemas per tahun. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/