26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sampah Bekas Topang Ekonomi Keluarga

PLASTIK kantongan bekas merupakan sampah anorganik yang sulit diurai oleh tanah. Kendati begitu kantongan plastik bias dimanfaatkan kembali menjadi produk daur ulang berupa tali plastik.

Itulah yang dilakoni Mak Ebet di kawasan pekuburan China Jalan Stasiun Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor dan Zein Hutajulu, warga Pasar VII Mariendal di proyek kanal di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas.

Dua pencari barang bekas terutama plastik kantongan yang ditemui terpisah itu mengaku sisa sampah ini dapat menghasilkan pendapatan tambahan buat keluarga. ‘’Bapak kerjanya buruh bangunan. Dari sampah ini kami dapat sedikit tambahan buat biaya hidup,’’ tutur Mak Ebet saat ditemui di Kedai Durian, Minggu (18/3).

Katanya, keluarganya saat ini mengontrak rumah di dekat kawasan tumpukan sampah Kedai Durian sehingga memudahkannya memilih sampah yang masih bisa dijual. ‘’Plastik ini setelah bersih dapat dijual Rp2.800 per kilogram. Ada juga barang bekas lain yang bisa dimanfaatkan,’’ ucap Mak Ebet.
Sedangkan Zein yang biasa dipanggil Dodon itu pekan lalu mengatakan, sampah plastik itu dikumpulkannya dari berbagai lokasi di Medan. ‘’Ini sampah yang dikumpulkan selama empat hari,’’ kata Zein dibantu istri dan seorang anaknya.

Dalam mengumpulkan sampah, Zein membawa satu unit becak barang. ‘’Dari ratusan kilogram sampah, setelah dibersihkan akan dihasilkan 65 kilogram sampah kantongan bekas yang dapat dijual untuk diolah sebagai bahan pembuat tali,’’ katanya.
Menurutnya, setelah plastik dibersihkan dari kotoran lalu dijemur. ‘’Dari 65 kilogram sampah plastik yang telah dibersihkan dan dijemur lalu dijual kepada penampung dengan harga Rp2.500 per kilogram,’’ katanya. (dmp)

PLASTIK kantongan bekas merupakan sampah anorganik yang sulit diurai oleh tanah. Kendati begitu kantongan plastik bias dimanfaatkan kembali menjadi produk daur ulang berupa tali plastik.

Itulah yang dilakoni Mak Ebet di kawasan pekuburan China Jalan Stasiun Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor dan Zein Hutajulu, warga Pasar VII Mariendal di proyek kanal di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas.

Dua pencari barang bekas terutama plastik kantongan yang ditemui terpisah itu mengaku sisa sampah ini dapat menghasilkan pendapatan tambahan buat keluarga. ‘’Bapak kerjanya buruh bangunan. Dari sampah ini kami dapat sedikit tambahan buat biaya hidup,’’ tutur Mak Ebet saat ditemui di Kedai Durian, Minggu (18/3).

Katanya, keluarganya saat ini mengontrak rumah di dekat kawasan tumpukan sampah Kedai Durian sehingga memudahkannya memilih sampah yang masih bisa dijual. ‘’Plastik ini setelah bersih dapat dijual Rp2.800 per kilogram. Ada juga barang bekas lain yang bisa dimanfaatkan,’’ ucap Mak Ebet.
Sedangkan Zein yang biasa dipanggil Dodon itu pekan lalu mengatakan, sampah plastik itu dikumpulkannya dari berbagai lokasi di Medan. ‘’Ini sampah yang dikumpulkan selama empat hari,’’ kata Zein dibantu istri dan seorang anaknya.

Dalam mengumpulkan sampah, Zein membawa satu unit becak barang. ‘’Dari ratusan kilogram sampah, setelah dibersihkan akan dihasilkan 65 kilogram sampah kantongan bekas yang dapat dijual untuk diolah sebagai bahan pembuat tali,’’ katanya.
Menurutnya, setelah plastik dibersihkan dari kotoran lalu dijemur. ‘’Dari 65 kilogram sampah plastik yang telah dibersihkan dan dijemur lalu dijual kepada penampung dengan harga Rp2.500 per kilogram,’’ katanya. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/