26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

KH Akhmad Khambali: Tabayun, Langkah Awal Selesaikan Masalah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terkait konflik HGU PTPN 2 Nomor 152 dengan Pesantren Tahfiz Darul Ibtihaj di Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, pada Rabu (7/6) lalu, Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom dan Pengasuh Majelis Salawat Ahlul Kirom, KH Akhmad Khambali mengatakan, konflik maupun perselisihan adalah 2 hal yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan antar manusia.

Menurutnya, terdapat beragam hal yang bisa menjadi sebab dari setiap masalah tersebut. Namun, tentu saja biasanya hal ini terjadi karena sebuah kesalahpahaman. Karena itu, dia berpesan, sebagai Muslim yang baik, sudah sepatutnya mampu untuk mencari tahu lebih dulu penyebab utama dari konflik yang timbul. Hal ini, lanjutnya, termasuk ke dalam satu langkah menyelesaikan masalah menurut pandangan Islam.

“Mencari tahu penyebab utama konflik yang timbul dikenal juga dengan sebutan tabayyun. Dalam bahasa Indonesia, tabayyun memiliki arti klarifikasi. Tujuan dari langkah ini adalah mencari kejelasan dari informasi yang terlanjur simpang siur, yang juga merupakan penyebab dari timbulnya fitnah dan perselisihan yang terjadi,” ujar Khambali, Kamis (8/6/2023).

Dijelaskannya, Allah SWT memerintahkan hamba Nya untuk dapat memanfaatkan langkah ini dalam upaya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam Alquran, Allah berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu’. (QS Al Hujurat, ayat 6).

“Ayat tersebut dengan jelas menerangkan tentang perintah Allah terkait tuntunan pada umat Muslim untuk dapat berhati-hati dalam menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya. Sebagai hamba-Nya kita dianjurkan untuk tidak tergesa-gesa dalam merespons berita yang sampai ke telinga. Tentu, akan sangat baik jika kita dapat mencari tahulebih dahulu fakta yang ada. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari diri kita dari rasa penyesalan yang mungkin terjadi di kemudian hari. Ya, ketergesaan kerap kali menimbulkan masalah baru,” jelasnya.

Selain bertabayyun, sambungnya, juga dianjurkan untuk dapat berlapang dada dalam menghadapi masalah yang ada.

“Semuanya tentu saja dilakukan agar diri kita dapat dijauhkan dari segala macam fitnah yang kejam,” kata Khambali lagi.

Akhir-akhir ini, lanjut Khambali, di Indonesia, khususnya Sumut, sering kali terjadi konflik masalah pertanahan yang berujung adanya perselisihan. Sehingga dan akibatnya menyeret tokoh agama berpengaruh untuk menggerakan jamaah dan menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya tanpa adanya tabayyun lebih dulu.

Dalam konteks ini, menurut Khambali, perlu diwaspadai bagi para pemuka agama yang mau diadu domba oleh segelintir orang demi kepentingan pribadi dengan embel-embel untuk kemaslahatan umat.

“Apalagi ini memasuki tahun politik, hendaknya setiap adanya persoalan, perlu cek and ricek, agar kita tidak mudah diadu domba. Tabayyun adalah solusi yang solutif bagi kalangan umat Islam, apalagi terkait persoalan pertanahan di Sumut, maka para pemuka agama hendaknya saling ingat mengingatkan, manakala di antara pemuka agama yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” pungkasnya. (dwi/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terkait konflik HGU PTPN 2 Nomor 152 dengan Pesantren Tahfiz Darul Ibtihaj di Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, pada Rabu (7/6) lalu, Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom dan Pengasuh Majelis Salawat Ahlul Kirom, KH Akhmad Khambali mengatakan, konflik maupun perselisihan adalah 2 hal yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan antar manusia.

Menurutnya, terdapat beragam hal yang bisa menjadi sebab dari setiap masalah tersebut. Namun, tentu saja biasanya hal ini terjadi karena sebuah kesalahpahaman. Karena itu, dia berpesan, sebagai Muslim yang baik, sudah sepatutnya mampu untuk mencari tahu lebih dulu penyebab utama dari konflik yang timbul. Hal ini, lanjutnya, termasuk ke dalam satu langkah menyelesaikan masalah menurut pandangan Islam.

“Mencari tahu penyebab utama konflik yang timbul dikenal juga dengan sebutan tabayyun. Dalam bahasa Indonesia, tabayyun memiliki arti klarifikasi. Tujuan dari langkah ini adalah mencari kejelasan dari informasi yang terlanjur simpang siur, yang juga merupakan penyebab dari timbulnya fitnah dan perselisihan yang terjadi,” ujar Khambali, Kamis (8/6/2023).

Dijelaskannya, Allah SWT memerintahkan hamba Nya untuk dapat memanfaatkan langkah ini dalam upaya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam Alquran, Allah berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu’. (QS Al Hujurat, ayat 6).

“Ayat tersebut dengan jelas menerangkan tentang perintah Allah terkait tuntunan pada umat Muslim untuk dapat berhati-hati dalam menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya. Sebagai hamba-Nya kita dianjurkan untuk tidak tergesa-gesa dalam merespons berita yang sampai ke telinga. Tentu, akan sangat baik jika kita dapat mencari tahulebih dahulu fakta yang ada. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari diri kita dari rasa penyesalan yang mungkin terjadi di kemudian hari. Ya, ketergesaan kerap kali menimbulkan masalah baru,” jelasnya.

Selain bertabayyun, sambungnya, juga dianjurkan untuk dapat berlapang dada dalam menghadapi masalah yang ada.

“Semuanya tentu saja dilakukan agar diri kita dapat dijauhkan dari segala macam fitnah yang kejam,” kata Khambali lagi.

Akhir-akhir ini, lanjut Khambali, di Indonesia, khususnya Sumut, sering kali terjadi konflik masalah pertanahan yang berujung adanya perselisihan. Sehingga dan akibatnya menyeret tokoh agama berpengaruh untuk menggerakan jamaah dan menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya tanpa adanya tabayyun lebih dulu.

Dalam konteks ini, menurut Khambali, perlu diwaspadai bagi para pemuka agama yang mau diadu domba oleh segelintir orang demi kepentingan pribadi dengan embel-embel untuk kemaslahatan umat.

“Apalagi ini memasuki tahun politik, hendaknya setiap adanya persoalan, perlu cek and ricek, agar kita tidak mudah diadu domba. Tabayyun adalah solusi yang solutif bagi kalangan umat Islam, apalagi terkait persoalan pertanahan di Sumut, maka para pemuka agama hendaknya saling ingat mengingatkan, manakala di antara pemuka agama yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” pungkasnya. (dwi/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/