26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tadi Malam Closing Date Bandara Jeddah, 16 Bus Safari untuk 200 Lebih Jamaah

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus menyiapkan puncak pelaksanaan ibadah haji. Diantaranya adalah layanan safari wukuf Yaitu layanan wukuf yang dilakukan secara khusus untuk jamaah haji yang menjalani perawatan karena sakit.

Layanan safari wukuf itu dijalankan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Mereka sudah menyiapkan 15-16 unit bus untuk angkutan safari wukuf. Jumlah armada bus itu diperkirakan mampu menampung 200 lebih jamaah haji yang sedang sakit dan dirawat.

Persiapan layanan safari wukuf itu dijelaskan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi dr Andi Ardjuna Sakti. Dia menjelaskan armada bus itu sudah dimodifikasi untuk menampung jamaah sakit. “Sekitar 6 bus untuk jamaah yang hanya bisa berbaring,” katanya kemarin (22/6). Untuk bus kondisi ini, satu armada bus bisa untuk sekitar 8 bed atau tempat tidur. Jadi total kurang lebih untuk 48 jamaah, khusus di armada bus yang didesain jamaah berbaring.

Selain itu, kurang lebih 9 unit bus untuk jamaah sakit yang bisa duduk. Kemudian satu bus disiapkan untuk sekitar 25 jamaah atau separuh kapasitas tempat duduk bus. Hal itu karena selain jamaah, bus yang didesain ini juga memuat perlengkapan medis penunjang. Dia menegaskan kondisi jamaah yang sedang dirawat berbeda-beda. Sehingga butuh angkutan dengan kondisi serta kelengkapan alat kesehatan berbeda pula.

Ardjuna menerangkan, armada bus jamaah safari wukuf rencananya masuk Arafah siang hari. Tepatnya setelah adzan zuhur, pada waktu wukuf pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni nanti. “Harus bareng disafariwukufkan, berjejer 15-16 bus bersamaan masuknya ke sana,” ungkap dia.

Sementara itu, untuk jamaah-jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi, akan disafariwukufkan oleh pihak rumah sakit. Sedangkan bagi jamaah yang tidak memungkinkan untuk mengikuti safari wukuf bakal dibadalhajikan oleh petugas. Dia mengatakan, paling lambat hari terakhir sebelum wukuf, sudah ada keputusan tentang siapa saja jamaah haji yang ikut safari wukuf atas fasilitasi KKHI, maupun jamaah yang dibadajlhajikan. “H-1 kita coba sepakat, tanggal 8 Zulhijjah sore atau malam. Umpamanya besok kita akan berangkat, Insya Allah malam kita sudah pegang (datanya),” ujar Ardjuna.

Penilaian jamaah untuk diikutkan safari wukuf dilakukan pula oleh kloter. Para jamaah itu bakal ditarik ke KKHI untuk diberangkatkan bersama-sama ke Arafah untuk wukuf. Nantinya para jamaah yang safari wukuf itu, sekitar 1-2 jam berada di Arafah. Mereka juga akan mendapatkan pendampingan dari petugas pembimbing ibadah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan skrining jamaah untuk safari wukuf dilakukan di setiap kelompok terbang (kloter). Setidaknya ada 50 jamaah lanjut usia (lansia) atau risiko tinggi (risti) per kloter yang dipantau. “Diskrining lagi untuk masuk kategori safari wukuf nantinya,” kata Liliek.

Liliek kembali mengingatkan jamaah agar fokus ke ibadah haji. Para jamaah diimbau tidak banyak beraktivitas di luar dengan suhu yang mencapai 43 derajat celsius di Mekah. Aktivitas lainnya, termasuk ibadah, menurut Liliek, cukup di penginapan atau saja. Lalu untuk ibadah sunah juga sebaiknya dikurangi. “Karena tujuan utamanya juga adalah untuk haji ini yang kita jaga agar pada saat Armina (puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina) itu jamaah sehat dan bugar,” tandas Liliek.

Seperti diketahui, puncak haji akan dimulai pada 8 Zulhijah 1444 H atau 26 Juni 2023. Pada tanggal itu jamaah haji akan diberangkatkan dari Mekah menuju Arafah. Pada 9 Zulhijah (27 Juni), jamaah akan wukuf di Arafah. Dan pada 10 Zulhijah atau 28 Juni jamaah sudah bertolak untuk mabit (bermalam) di Mina selama 2-3 hari dan melempar jumrah.

Dari Jakarta Kementerian Agama (Kemenag) juga terus menyampaikan perkembangan persiapan masa puncak ibadah haji. Juru Bicara PPIH Pusat Akmad Fauzin menjelaskan pos kesehatan didirikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Tujuannya untuk mendekatkan akses jamaah haji kepada pelayanan kesehatan.

Dia mengatakan, untuk di Arafah didirikan 1 pos kesehatan (Poskes) utama dan 6 Poskes satelit yang ditempatkan menyebar di dekat tenda-tenda jamaah. Pos kesehatan di Arafah dijalankan oleh petugas Daker Bandara. Mereka dibantu oleh Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Promosi Kesehatan

Kemudian, setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jamaah haji akan bermalam di Muzdalifah. “Di Muzdalifah, didirikan pos kesehatan sebanyak 11 unit yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah,” katanya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin (22/6).

Operasional pos kesehatan di Muzdalifah itu hanya semalam. Sementara tim kesehatan Makkah akan kembali ke markas KKHI Makkah. Tim kesehatan Makkah ini selanjutnya disiagakan untuk menangani kasus rujukan dari pos kesehatan di Mina. Untuk pelayanan kesehatan jamaah selama di Mina, PPIH mendirikan pos kesehatan utama yang dioperasionalkan oleh tenaga kesehatan KKHI Madinah. Dengan rotasi pembagian tugas di sektor pelayanan kesehatan itu, diharapkan bisa memberikan layanan yang maksimal.

Fauzin menjelaskan hingga masa operasional pemberangkatan haji hari ke-31, total sudah ada 197.667 orang atau 516 kloter yang tiba di Saudi. Tadi malam (22/6) pukul 24.00 WIB, adalah batas closing date bandara King Abdul Azis di Jeddah. “Sampai hari ini (kemarin), total jamaah yang wafat di Arab Saudi sebanyak 109 orang,” tuturnya.

 

Jamaah asal Binjai Wafat

Sementara, jamaah asal Sumatera Utara (Sumut) yang wafat di Tanah Suci bertambah satu orang. Jamaah tersebut bernama Taufik Edi Syahputra (59), warga Jalan Ismail, Lingkungan VI, Limau Mungkur, Binjai Barat, Kota Binjai. Dengan begitu, hingga kini total sebanyak 12 jamaah asal Sumut yang wafat di Tanah Suci.

“Almarhum wafat di Pemondokan pada 20 Juni 2023 sekira pukul 17.20 Waktu Arab Saudi,” ungkap Koordinator Humas dan Protokol Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus, Kamis (22/6).

Jamaah wafat, lanjutnya, disebabkan penyakit cardio vaskular. Dengan penambahan ini, total jamaah asal Embarkasi Medan yang wafat tercatat sebanyak 12 orang. Dengan 8 di antaranya meninggal dunia di Tanah Suci dan dimakamkan di Sharea. Sedangkan 4 jamaah lainnya wafat di Tanah Air. Dengan rincian, dua meninggal dunia di Asrama Haji Medan, dan dua lainnya di Rumah Sakit Haji Medan. (wan/jpg/man/adz)

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus menyiapkan puncak pelaksanaan ibadah haji. Diantaranya adalah layanan safari wukuf Yaitu layanan wukuf yang dilakukan secara khusus untuk jamaah haji yang menjalani perawatan karena sakit.

Layanan safari wukuf itu dijalankan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Mereka sudah menyiapkan 15-16 unit bus untuk angkutan safari wukuf. Jumlah armada bus itu diperkirakan mampu menampung 200 lebih jamaah haji yang sedang sakit dan dirawat.

Persiapan layanan safari wukuf itu dijelaskan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi dr Andi Ardjuna Sakti. Dia menjelaskan armada bus itu sudah dimodifikasi untuk menampung jamaah sakit. “Sekitar 6 bus untuk jamaah yang hanya bisa berbaring,” katanya kemarin (22/6). Untuk bus kondisi ini, satu armada bus bisa untuk sekitar 8 bed atau tempat tidur. Jadi total kurang lebih untuk 48 jamaah, khusus di armada bus yang didesain jamaah berbaring.

Selain itu, kurang lebih 9 unit bus untuk jamaah sakit yang bisa duduk. Kemudian satu bus disiapkan untuk sekitar 25 jamaah atau separuh kapasitas tempat duduk bus. Hal itu karena selain jamaah, bus yang didesain ini juga memuat perlengkapan medis penunjang. Dia menegaskan kondisi jamaah yang sedang dirawat berbeda-beda. Sehingga butuh angkutan dengan kondisi serta kelengkapan alat kesehatan berbeda pula.

Ardjuna menerangkan, armada bus jamaah safari wukuf rencananya masuk Arafah siang hari. Tepatnya setelah adzan zuhur, pada waktu wukuf pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni nanti. “Harus bareng disafariwukufkan, berjejer 15-16 bus bersamaan masuknya ke sana,” ungkap dia.

Sementara itu, untuk jamaah-jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi, akan disafariwukufkan oleh pihak rumah sakit. Sedangkan bagi jamaah yang tidak memungkinkan untuk mengikuti safari wukuf bakal dibadalhajikan oleh petugas. Dia mengatakan, paling lambat hari terakhir sebelum wukuf, sudah ada keputusan tentang siapa saja jamaah haji yang ikut safari wukuf atas fasilitasi KKHI, maupun jamaah yang dibadajlhajikan. “H-1 kita coba sepakat, tanggal 8 Zulhijjah sore atau malam. Umpamanya besok kita akan berangkat, Insya Allah malam kita sudah pegang (datanya),” ujar Ardjuna.

Penilaian jamaah untuk diikutkan safari wukuf dilakukan pula oleh kloter. Para jamaah itu bakal ditarik ke KKHI untuk diberangkatkan bersama-sama ke Arafah untuk wukuf. Nantinya para jamaah yang safari wukuf itu, sekitar 1-2 jam berada di Arafah. Mereka juga akan mendapatkan pendampingan dari petugas pembimbing ibadah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan skrining jamaah untuk safari wukuf dilakukan di setiap kelompok terbang (kloter). Setidaknya ada 50 jamaah lanjut usia (lansia) atau risiko tinggi (risti) per kloter yang dipantau. “Diskrining lagi untuk masuk kategori safari wukuf nantinya,” kata Liliek.

Liliek kembali mengingatkan jamaah agar fokus ke ibadah haji. Para jamaah diimbau tidak banyak beraktivitas di luar dengan suhu yang mencapai 43 derajat celsius di Mekah. Aktivitas lainnya, termasuk ibadah, menurut Liliek, cukup di penginapan atau saja. Lalu untuk ibadah sunah juga sebaiknya dikurangi. “Karena tujuan utamanya juga adalah untuk haji ini yang kita jaga agar pada saat Armina (puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina) itu jamaah sehat dan bugar,” tandas Liliek.

Seperti diketahui, puncak haji akan dimulai pada 8 Zulhijah 1444 H atau 26 Juni 2023. Pada tanggal itu jamaah haji akan diberangkatkan dari Mekah menuju Arafah. Pada 9 Zulhijah (27 Juni), jamaah akan wukuf di Arafah. Dan pada 10 Zulhijah atau 28 Juni jamaah sudah bertolak untuk mabit (bermalam) di Mina selama 2-3 hari dan melempar jumrah.

Dari Jakarta Kementerian Agama (Kemenag) juga terus menyampaikan perkembangan persiapan masa puncak ibadah haji. Juru Bicara PPIH Pusat Akmad Fauzin menjelaskan pos kesehatan didirikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Tujuannya untuk mendekatkan akses jamaah haji kepada pelayanan kesehatan.

Dia mengatakan, untuk di Arafah didirikan 1 pos kesehatan (Poskes) utama dan 6 Poskes satelit yang ditempatkan menyebar di dekat tenda-tenda jamaah. Pos kesehatan di Arafah dijalankan oleh petugas Daker Bandara. Mereka dibantu oleh Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Promosi Kesehatan

Kemudian, setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jamaah haji akan bermalam di Muzdalifah. “Di Muzdalifah, didirikan pos kesehatan sebanyak 11 unit yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah,” katanya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin (22/6).

Operasional pos kesehatan di Muzdalifah itu hanya semalam. Sementara tim kesehatan Makkah akan kembali ke markas KKHI Makkah. Tim kesehatan Makkah ini selanjutnya disiagakan untuk menangani kasus rujukan dari pos kesehatan di Mina. Untuk pelayanan kesehatan jamaah selama di Mina, PPIH mendirikan pos kesehatan utama yang dioperasionalkan oleh tenaga kesehatan KKHI Madinah. Dengan rotasi pembagian tugas di sektor pelayanan kesehatan itu, diharapkan bisa memberikan layanan yang maksimal.

Fauzin menjelaskan hingga masa operasional pemberangkatan haji hari ke-31, total sudah ada 197.667 orang atau 516 kloter yang tiba di Saudi. Tadi malam (22/6) pukul 24.00 WIB, adalah batas closing date bandara King Abdul Azis di Jeddah. “Sampai hari ini (kemarin), total jamaah yang wafat di Arab Saudi sebanyak 109 orang,” tuturnya.

 

Jamaah asal Binjai Wafat

Sementara, jamaah asal Sumatera Utara (Sumut) yang wafat di Tanah Suci bertambah satu orang. Jamaah tersebut bernama Taufik Edi Syahputra (59), warga Jalan Ismail, Lingkungan VI, Limau Mungkur, Binjai Barat, Kota Binjai. Dengan begitu, hingga kini total sebanyak 12 jamaah asal Sumut yang wafat di Tanah Suci.

“Almarhum wafat di Pemondokan pada 20 Juni 2023 sekira pukul 17.20 Waktu Arab Saudi,” ungkap Koordinator Humas dan Protokol Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus, Kamis (22/6).

Jamaah wafat, lanjutnya, disebabkan penyakit cardio vaskular. Dengan penambahan ini, total jamaah asal Embarkasi Medan yang wafat tercatat sebanyak 12 orang. Dengan 8 di antaranya meninggal dunia di Tanah Suci dan dimakamkan di Sharea. Sedangkan 4 jamaah lainnya wafat di Tanah Air. Dengan rincian, dua meninggal dunia di Asrama Haji Medan, dan dua lainnya di Rumah Sakit Haji Medan. (wan/jpg/man/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/