TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Syarmadani meninjau langsung penyaluran bantuan pangan tahap II dan tahap III yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebingtinggi bekerjasama dengan PT Pos Indonesia Cabang Tebingtinggi di halaman Kantor PT Pos Cabang Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Selasa (5/9) sore.
Dalam kesempatan tersebut, Syarmadani menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk upaya negara dan perhatian negara dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, khususnya bagi masyarakat Keluarga Resiko Stunting (KRS).
“Sebetulnya negara punya kewajiban untuk memberikan dukungan seperti itu, hanya saja memang karena negara juga memiliki kemampuan yang terbatas. Bahwa hal-hal seperti ini hanya bisa diintervensi tidak setiap saat, jadi pada waktu-waktu tertentu berkala sesuai dengan kemampuan keuangan negara tentunya,” ujar Syarmadani.
Menurut Syarmadani banyak pihak lembaga turut diimbau, baik yang sifatnya badan usaha seperti perbankan, BUMN termasuk pihak-pihak lain, agar dapat memberikan bantuan sosial dalam bentuk CSR atau bentuk lainnya sebagai wujud kerjasama bergotong-royong.
“Nyatanya apa, hidup kita memang harus bergotong-royong sebabnya antara lain bahwa kehidupan itu tidak statis, ada waktunya berputar. Sekarang dalam posisi dibantu, begitu juga yang berada di atas, diharapkan ikut membantu. Hal-hal seperti ini nyata dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Syarmadani juga berharap kepada warga penerima bantuan, agar tetap semangat dalam menjalani hidupnya, semangat dalam menjalankan usahanya.(ian/han)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Syarmadani meninjau langsung penyaluran bantuan pangan tahap II dan tahap III yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebingtinggi bekerjasama dengan PT Pos Indonesia Cabang Tebingtinggi di halaman Kantor PT Pos Cabang Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Selasa (5/9) sore.
Dalam kesempatan tersebut, Syarmadani menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk upaya negara dan perhatian negara dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, khususnya bagi masyarakat Keluarga Resiko Stunting (KRS).
“Sebetulnya negara punya kewajiban untuk memberikan dukungan seperti itu, hanya saja memang karena negara juga memiliki kemampuan yang terbatas. Bahwa hal-hal seperti ini hanya bisa diintervensi tidak setiap saat, jadi pada waktu-waktu tertentu berkala sesuai dengan kemampuan keuangan negara tentunya,” ujar Syarmadani.
Menurut Syarmadani banyak pihak lembaga turut diimbau, baik yang sifatnya badan usaha seperti perbankan, BUMN termasuk pihak-pihak lain, agar dapat memberikan bantuan sosial dalam bentuk CSR atau bentuk lainnya sebagai wujud kerjasama bergotong-royong.
“Nyatanya apa, hidup kita memang harus bergotong-royong sebabnya antara lain bahwa kehidupan itu tidak statis, ada waktunya berputar. Sekarang dalam posisi dibantu, begitu juga yang berada di atas, diharapkan ikut membantu. Hal-hal seperti ini nyata dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Syarmadani juga berharap kepada warga penerima bantuan, agar tetap semangat dalam menjalani hidupnya, semangat dalam menjalankan usahanya.(ian/han)
