TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Avalokites Vara Hong Sansee Temple mengarak patung Dewa Seng Ong Kong (Dewa Pelindung Masyarakat) keliling Kota Tebingtinggi, Minggu (8/10/2023). Arak-arakan ini dilakukan dengan titik kumpul, Sekolah Budi Dharma, Jalan Senangin, Kota Tebingtinggi.
Berbagai etnis budaya yang ada di Kota Tebingtinggi turut serta mengarak patung Dewa Seng Ong Kong ini. Seperti kebudayaan dari suku Jawa dengan tampilan reog dan kuda lumping. Kemudian kesenian barongsai, bahkan komunitas sepeda ontel se-Sumut juga turut serta.
Tampak hadir dalam arak-arakan tersebut Kapolres Tebingtinggi AKBP Andreas Luhut Jaya Tampubolon, dan Asiong, serta ratusan masyarakat Kota Tebingtinggi mengiringi dengan berjalan kali.
Arak-arakan patung Dewa Seng Ong Kong ini mengambil rute Jalan Veteran, Jalan Suprapto, Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Sisingamangaraja, dan kembali ke Avalokites Vara Hong Sansee Temple di Jalan Tengku Hasyim Kota Tebingtinggi. Kegiatan ini terlihat begitu semarak dan menunjukkan kalau Kota Tebingtinggi ini multi etnis tetap menjaga kerukunan umat beragama dan lintas budaya.
“Bahkan ini menjadi daya tarik pariwisata di Kota Tebingtinggi, karena arakan yang meriah ini terjadi hanya setahun sekali terjadi saat ulang tahun Dewa Seng Ong Kong. Arakan ini menjadi tontonan masyarakat yang melintas baik dari dalam kota dan luar kota yang melintasi Kota Tebingtinggi,” kata Suhu Surya Darma, selaku ketua yayasan di sela kegiatan.
Menurut Suhu Surya Darma, setiap tahunnya tepat diulang tahun Dewa Seng Ong Kong, Vihara Avalokites Vara Hong Sansee Temple melaksanakan kegiatan mengarak patung Dewa Seng Ong Kong keliling Kota Tebingtinggi. “Ini tradisi orang Tionghoa yang ada di Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara. Kami melaksanakan arakan untuk mengenalkan Dewa Seng Ong Kong (Dewa Pelindung Masyarakat) kepada masyarakat yang ada di Tebingtinggi,” paparnya.
Tambah Surya Darma, dalam pengarakan patung Dewa Seng Ong Kong ini, mereka tidak membatasi masyarakat dari berbagai suku dan budaya serta agama untuk ikut ambil bagian, karena ini merupakan warisan leluhur orang Tionghoa zaman dulu. “Dengan terlibatnya masyarakat berbagai etnis mengarak patung Dewa Seng Ong Kong, maka terjalinnya kerukunan hidup beragama, etika sosial masyarakat dan kekondusifan di Kota Tebingtinggi karena tidak memilih-milih dalam pergaulan,” ungkapnya.
Sedangkan Kapolres Tebingtinggi AKBP Andreas Luhut Jaya Tampubolon yang ikut melaksanakan kegiatan tersebut mengaku sangat bangga, dimana jelang tahun-tahun politik, kekondusifan antar lintas agama dan etnik budaya yang ada di Kota Tebingtinggi tetap terjalin secara harmonis dan berkesinambungan.
Kegiatan memperingati ulang tahun Dewa Seng Ong Kong dirangkai dengan penampilan Barongsai dengan berbagai atraksi, penampilan Reok dan bakti sosial dengan membagikan beras kepada warga kurang mampu disekitar Vihara Avalokites Vara Hong Sansee Temple. (ian)