25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Tak Pakai Alat K3, Pekerja Proyek Drainase di Medan Tewas Akibat Kecelakaan Kerja

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Tewasnya seorang pekerja proyek pembangunan drainase di Kota Medan mendapatkan perhatian serius dari DPRD Medan. Komisi IV DPRD Kota Medan mengaku sangat menyayangkan tewasnya seorang pekerja dan luka-lukanya tiga pekerja lainnya karena kelalaian akibat tidak menggunakan alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat bekerja.

“Sungguh sangat kita sayangkan adanya pekerja yang tewas akibat kecelakaan kerja pembangunan drainase di Kota Medan. Mirisnya kecelakaan itu terjadi karena kelalaian, yaitu karena tidak menggunakan alat K3,” ucap Anggota Komisi IV DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution ST kepada Sumut Pos, Senin (9/10/2023).

Dikatakan Dedy, dengan adanya kejadian ini, Pemko Medan melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) harus lebih selektif untuk memilih kontraktor dan memastikan semua kontraktor agar mengikuti prosedur kerja sesuai SOP.

“Dengan kejadian ini, kita meminta agar kedepannya Pemko Medan harus memastikan semua kontraktor yang mengerjakan seluruh proyek Pemko Medan agar mengikuti prosedur kerja. Semua kontraktor harus bekerja sesuai SOP, jangan ada lagi kejadian seperti ini. Ini kelalaian yang sangat merugikan,” ujar politisi Gerindra tersebut.

Untuk itu, Dedy meminta agar Dinas SDABMBK Kota Medan dapat memberikan evaluasi kepada para kontraktor yang lalai karena tidak menggunakan alat K3 saat bekerja. Pasalnya, kelalaian kontraktor dalam menerapkan prosedur kerja telah mencoreng nama baik proyek pekerjaan yang dilakukan Pemko Medan.

“Harus ada evaluasi kepada kontraktor yang lalai seperti itu. Kita tidak mau karena kelalaian kontraktor, proyek pembangunan yang dilakukan Pemko Medan dinilai buruk oleh masyarakat. Padahal proyek pembangunan drainase ini sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, satu pekerja proyek berinisial DL tewas tertimpa crane saat pengerjaan proyek drainase di Jalan Selamat Ujung, Kecamatan Medan Amplas. Tidak hanya DL, tiga pekerja proyek pembangunan drainase ini pun juga didapati luka-luka akibat kecelakaan kerja ini.

Menurut saksi mata di lokasi, peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/10/2023) sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu saksi mata juga mendengarkan suara sesuatu benda terjatuh yang sangat keras. Belakangan diketahui, ternyata ada seorang pekerja proyek tewas dan tiga lainnya luka.

Menanggapi hal itu, Kadis SDABMBK Kota Medan, Topan Ginting, mengatakan bahwa mengatakan peristiwa tersebut murni sebagai sebuah kecelakaan kerja.

“Kejadian (tewasnya seorang pekerja) kemarin itu karena ada lepasnya baut dari pada lengan crane drainase. Sehingga, menyebabkan crane nya lepas dan terbalik dan menimpa operator tersebut,” ucap Topan Ginting, Jumat (6/10/2023) lalu.

Menurut Topan, satu orang pekerja yang tewas tersebut lalai karena tidak menggunakan alat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) saat bertugas.

“Operator yang tertimpa crane itu. Pada saat kejadian itu, operator juga tidak menggunakan alat K3,” ujarnya.

Untuk itu, kata Topan, pihaknya sudah menegur pihak pelaksana.

“Kita sudah berikan teguran keras dan untuk lain kali jangan lagi seperti itu. Kita sudah sampaikan ke pelaksana. Dan pelaksana akan bertanggungjawab penuh akan kejadian tersebut,” katanya.

Diakui Topan, saat ini pihak keluarga operator yang tewas tersebut sudah dimediasi oleh Dinas SDABMBK Medan. Sebab, tewasnya seorang pekerja itu murni karena kecelakaan kerja.

“Sudah kita lakukan mediasi dan (keluarga) sudah menerima kejadian tersebut. Karena ini murni kecelakaan bukan unsur ketersengajaan,” tuturnya.
(map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Tewasnya seorang pekerja proyek pembangunan drainase di Kota Medan mendapatkan perhatian serius dari DPRD Medan. Komisi IV DPRD Kota Medan mengaku sangat menyayangkan tewasnya seorang pekerja dan luka-lukanya tiga pekerja lainnya karena kelalaian akibat tidak menggunakan alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat bekerja.

“Sungguh sangat kita sayangkan adanya pekerja yang tewas akibat kecelakaan kerja pembangunan drainase di Kota Medan. Mirisnya kecelakaan itu terjadi karena kelalaian, yaitu karena tidak menggunakan alat K3,” ucap Anggota Komisi IV DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution ST kepada Sumut Pos, Senin (9/10/2023).

Dikatakan Dedy, dengan adanya kejadian ini, Pemko Medan melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) harus lebih selektif untuk memilih kontraktor dan memastikan semua kontraktor agar mengikuti prosedur kerja sesuai SOP.

“Dengan kejadian ini, kita meminta agar kedepannya Pemko Medan harus memastikan semua kontraktor yang mengerjakan seluruh proyek Pemko Medan agar mengikuti prosedur kerja. Semua kontraktor harus bekerja sesuai SOP, jangan ada lagi kejadian seperti ini. Ini kelalaian yang sangat merugikan,” ujar politisi Gerindra tersebut.

Untuk itu, Dedy meminta agar Dinas SDABMBK Kota Medan dapat memberikan evaluasi kepada para kontraktor yang lalai karena tidak menggunakan alat K3 saat bekerja. Pasalnya, kelalaian kontraktor dalam menerapkan prosedur kerja telah mencoreng nama baik proyek pekerjaan yang dilakukan Pemko Medan.

“Harus ada evaluasi kepada kontraktor yang lalai seperti itu. Kita tidak mau karena kelalaian kontraktor, proyek pembangunan yang dilakukan Pemko Medan dinilai buruk oleh masyarakat. Padahal proyek pembangunan drainase ini sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, satu pekerja proyek berinisial DL tewas tertimpa crane saat pengerjaan proyek drainase di Jalan Selamat Ujung, Kecamatan Medan Amplas. Tidak hanya DL, tiga pekerja proyek pembangunan drainase ini pun juga didapati luka-luka akibat kecelakaan kerja ini.

Menurut saksi mata di lokasi, peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/10/2023) sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu saksi mata juga mendengarkan suara sesuatu benda terjatuh yang sangat keras. Belakangan diketahui, ternyata ada seorang pekerja proyek tewas dan tiga lainnya luka.

Menanggapi hal itu, Kadis SDABMBK Kota Medan, Topan Ginting, mengatakan bahwa mengatakan peristiwa tersebut murni sebagai sebuah kecelakaan kerja.

“Kejadian (tewasnya seorang pekerja) kemarin itu karena ada lepasnya baut dari pada lengan crane drainase. Sehingga, menyebabkan crane nya lepas dan terbalik dan menimpa operator tersebut,” ucap Topan Ginting, Jumat (6/10/2023) lalu.

Menurut Topan, satu orang pekerja yang tewas tersebut lalai karena tidak menggunakan alat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) saat bertugas.

“Operator yang tertimpa crane itu. Pada saat kejadian itu, operator juga tidak menggunakan alat K3,” ujarnya.

Untuk itu, kata Topan, pihaknya sudah menegur pihak pelaksana.

“Kita sudah berikan teguran keras dan untuk lain kali jangan lagi seperti itu. Kita sudah sampaikan ke pelaksana. Dan pelaksana akan bertanggungjawab penuh akan kejadian tersebut,” katanya.

Diakui Topan, saat ini pihak keluarga operator yang tewas tersebut sudah dimediasi oleh Dinas SDABMBK Medan. Sebab, tewasnya seorang pekerja itu murni karena kecelakaan kerja.

“Sudah kita lakukan mediasi dan (keluarga) sudah menerima kejadian tersebut. Karena ini murni kecelakaan bukan unsur ketersengajaan,” tuturnya.
(map/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/