30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mumpung Enteng

Chelsea vs Wigan

PASCA ditangani Roberto Di Matteo,  perlahan tapi pasti The Blues (julukan Chelsea) mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya. Buah dari penampilan impresif yang telah mereka lakoni adalah kian mendekatnya tim itu ke zona Liga Champions.

Saat ini Chelsea menempati peringkat kelima dengan poin 53, hasil dari 15 kali menang, 8 kali imbang dan 8 kali kalah. Raihan poin yang dikumpulkan The Blues ini terpaut lima angka atas Arsenal dan Tottenham Hotspurs   yang menempati peringkat ketiga dan keempat.

Ironisnya, alih-alih ingin menyalip kedua klub asal Kota London tadi, jika tak waspada, malah posisi  The Blues yang rawan disalip Newcastle United, yang berada di peringkat keenam.

Betapa tidak, sejauh ini yang membuat Chelsea berada di atas Newcastle adalah tingkat produktifitas mereka yakni memasukkan 53 kali, berbanding 36 kali kebobolan, atau lebih baik dari pada selisih gol The Magpies (julukan Newcastle) yang memasukkan 46  berbanding 42 kali kebobolan.
Dengan kondisi yang tak menguntungkan ini, tak ayal laga menghadapi Wigan di Stamford Bridge, malam ini menjadi kesempatan terbaik bagi Roberto Di Matteo untuk menorehkan hasil positif.

Terlebih, selain QPR dan Blackburn, The Lattics (julukan Wigan) adalah lawan terlemah dari 7 pertandingan tersisa di ajang Premier League. Sisanya, The Blues akan melakoni  lawan-lawan berat seperti menghadapi Fulham (9 Apr/Tandang), Arsenal (21 Apr/Tandang), Newcastle (2 Mei/Kandang) dan Liverpool (6 Mei/Tandang).

“Kami membutuhkan banyak poin di Premier League. Itu karena kami memiliki target berlaga di Liga Champions musim depan. Akan aneh bila kami tak bisa berlaga di sana (Liga Champions),” bilang Roberto Di Matteo, tactician Chelsea.

Apa yang diungkapkan Di Matteo ini terasa wajar, apalagi bila melihat rekor pertemuan yang terjadi di antara kedua tim. Lihatlah, dari enam kali menjamu Wigan, The Blues menang 5 kali dan sekali bermain imbang. Dengan kata lain Wigan tak pernah menang jika bermain di markas Chelsea.
“Saya melihat jika seluruh pemain memiliki tekad untuk mempertahankan dominasi atas Wigan. Itu sesuatu yang sangat menguntungkan,” tandas Di Matteo lagi.
Sementara di tempat terpisah pelatih Wigan Athletic Roberto Martínez pun memiliki ambisi yang  tak kalah membuncah. Ini terkait dengan apiknya pencapaian tim itu dalam lima pertandingan terakhirnya.
Ya, sejak kalah 0-2 atas Swansea, anak asuh Roberto Martinez tak pernah lagi kalah dari lawan-lawannya. Paling hebat adalah ketika mereka mencuri kemenangan 2-1 di kandang Liverpool pada 24 Maret lalu.
“Setelah kemenangan itu kami kembali meraih kemenangan atas Stoke. Saya ingin kemenangan itu kembali berlanjut ketika bertandang ke markas Chelsea. Kemenangan akan membuat kami bertahan di Premier League,” harap Martinez.
Memang, untuk terus bertahan di Premier League merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Pasalnya, setelah ini The Lattics akan berhadapan dengan tim-tim besar seperti Manchester United (11/4) dan Newcastle (28/4). “Praktis hanya Wolves lawan yang diatas kertas bisa kami imbangi. Selebihnya adalah pertandingan berat. Namun itu harus kami lakoni dengan fikiran positif, sehingga kemenangan bukan hal yang mustahil,” tuntas Martinez. (*)

Chelsea vs Wigan

PASCA ditangani Roberto Di Matteo,  perlahan tapi pasti The Blues (julukan Chelsea) mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya. Buah dari penampilan impresif yang telah mereka lakoni adalah kian mendekatnya tim itu ke zona Liga Champions.

Saat ini Chelsea menempati peringkat kelima dengan poin 53, hasil dari 15 kali menang, 8 kali imbang dan 8 kali kalah. Raihan poin yang dikumpulkan The Blues ini terpaut lima angka atas Arsenal dan Tottenham Hotspurs   yang menempati peringkat ketiga dan keempat.

Ironisnya, alih-alih ingin menyalip kedua klub asal Kota London tadi, jika tak waspada, malah posisi  The Blues yang rawan disalip Newcastle United, yang berada di peringkat keenam.

Betapa tidak, sejauh ini yang membuat Chelsea berada di atas Newcastle adalah tingkat produktifitas mereka yakni memasukkan 53 kali, berbanding 36 kali kebobolan, atau lebih baik dari pada selisih gol The Magpies (julukan Newcastle) yang memasukkan 46  berbanding 42 kali kebobolan.
Dengan kondisi yang tak menguntungkan ini, tak ayal laga menghadapi Wigan di Stamford Bridge, malam ini menjadi kesempatan terbaik bagi Roberto Di Matteo untuk menorehkan hasil positif.

Terlebih, selain QPR dan Blackburn, The Lattics (julukan Wigan) adalah lawan terlemah dari 7 pertandingan tersisa di ajang Premier League. Sisanya, The Blues akan melakoni  lawan-lawan berat seperti menghadapi Fulham (9 Apr/Tandang), Arsenal (21 Apr/Tandang), Newcastle (2 Mei/Kandang) dan Liverpool (6 Mei/Tandang).

“Kami membutuhkan banyak poin di Premier League. Itu karena kami memiliki target berlaga di Liga Champions musim depan. Akan aneh bila kami tak bisa berlaga di sana (Liga Champions),” bilang Roberto Di Matteo, tactician Chelsea.

Apa yang diungkapkan Di Matteo ini terasa wajar, apalagi bila melihat rekor pertemuan yang terjadi di antara kedua tim. Lihatlah, dari enam kali menjamu Wigan, The Blues menang 5 kali dan sekali bermain imbang. Dengan kata lain Wigan tak pernah menang jika bermain di markas Chelsea.
“Saya melihat jika seluruh pemain memiliki tekad untuk mempertahankan dominasi atas Wigan. Itu sesuatu yang sangat menguntungkan,” tandas Di Matteo lagi.
Sementara di tempat terpisah pelatih Wigan Athletic Roberto Martínez pun memiliki ambisi yang  tak kalah membuncah. Ini terkait dengan apiknya pencapaian tim itu dalam lima pertandingan terakhirnya.
Ya, sejak kalah 0-2 atas Swansea, anak asuh Roberto Martinez tak pernah lagi kalah dari lawan-lawannya. Paling hebat adalah ketika mereka mencuri kemenangan 2-1 di kandang Liverpool pada 24 Maret lalu.
“Setelah kemenangan itu kami kembali meraih kemenangan atas Stoke. Saya ingin kemenangan itu kembali berlanjut ketika bertandang ke markas Chelsea. Kemenangan akan membuat kami bertahan di Premier League,” harap Martinez.
Memang, untuk terus bertahan di Premier League merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Pasalnya, setelah ini The Lattics akan berhadapan dengan tim-tim besar seperti Manchester United (11/4) dan Newcastle (28/4). “Praktis hanya Wolves lawan yang diatas kertas bisa kami imbangi. Selebihnya adalah pertandingan berat. Namun itu harus kami lakoni dengan fikiran positif, sehingga kemenangan bukan hal yang mustahil,” tuntas Martinez. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/