25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Terkaman Kedua

SETELAH ditahan imbang 0-0 oleh rivalnya Olimpique Marseille, mantan juara Ligue 1 tujuh kali berturut  (periode 2001-2002 hingga 2007-2008) Olimpique Lyon hanya meraih tiga poin dari kemungkinan 12 angka yang bisa diperoleh.

Itu setelah Si Singa takluk atas Bastia (1-4), dipermalukan Sochaux (1-2) dan dipermak Reims (0-1). Beruntung pada akhir pekan lalu tim besutan Remi Garde itu bangkit dari tidurnya untuk kemudian melahap Toulouse dengan skor  telak 3-1.

“Meski kami menang dengan skor lumayan besar, namun sesungguhnya kami melewati pertandingan itu dengan kerja keras. Pemain masih tampil di bawah performa terbaiknya,” bilang Remi Garde, pelatih Olimpique Lyon.

“Tapi saya berharap itu (menang, Red) bisa membangkitkan motivasi tim untuk kembali melakukan hal yang sama pada pertandingan berikutnya. Itu penting karena kami butuh poin sempurna agar bisa berlaga di Liga Champions musim depan,” tambah Garde lagi.

Saat ini Olympique Lyon menempati peringkat ketiga dengan poin 56. Tim ini meraih hasil 16 kali menang, 8 kali kalah dan 8 kali imbang. Si Singa tertinggal 11 angka dari pemuncak klasemen PSG dan terpaut dua angka dari tim peringkat kedua Marseille.

Artinya, pada journee ke-33 yang berlangsung di Stade de la Mosson dini hari nanti, pelatih Lyon Remi Garde tak punya alasan untuk kalah dari tuan rumah Montpellier. Tiga angka wajib didapat dari tuan rumah, sehingga margin poin dengan Marseille tetap terjaga. Apalagi satu hari setelah laga ini, Marseille hanya menjamu tim berperingkat ke-19 Brest, yang di atas kertas dapat dilumat dengan mudah.

Satu kendala selain absennya Milan Bisevac dan Dejan Lovren, pelatih Remi Garde melihat mental anak asuhnya belum benar-benar bangkit usai menderita tiga kekalahan beruntun. “Saat menghadapi Toulose kami sempat tertekan di babak pertama. Pemain sering ragu, baik ketika melepas passing ataupun saat melakukan tusukan ke pertahanan lawan. Tapi di babak kedua mereka (pemain, Red) mulai menemukan percaya diri. Saya harap mental seperti ini yang diperlihatkan saat kami menghadapi Motpellier nanti,” harap Remi Garde.

Di tempat trepisah pelatih Montpellier Rene Girard menyadari jika sang lawan telah terbangun dari tidurnya. Pun demikian Girard tak ingin itu menghambat timnya untuk mentas di kompetisi Eropa lewat jalur Europa League.

Saat ini La Paillade (julukan Motpellier) menempati peringkat ketujuh dengan poin 48. Tim ini meraih hasil 14 kali menang, 6 kali imbang dan 12 kali kalah. “Masih ada enam pertandingan tersisa untuk mewujudkan ambisi itu (berkompetisi di Eropa). Peluang selalu terbuka. Terpenting pemain harus tetap fokus dan segera melupakan kekalahan atas Bordeaux,” bilang Girrard.

Memang, pada pertandingan terakhirnya Montpellier dibekap Bordeaux dengan skor 2-4. Karenanya,  Girard tentu  tak ingin timnya menjadi korban terkaman kedua Lyon yang telah bangkit dari tidur.

Apalagi sejarah mencatat bahwa pada sepuluh pertandingan terakhir di antara kedua tim Montpellier hanya sekali mengalahkan Lyon yakni pada 14 Januari 2012. Saat itu gol yang dilesakkan Olivier Giroud pada menit ke-62 tak mampu dibalas penggawa Lyon. Selebihnya, Lyon menang 7 kali sedang 2 pertandingan lainnya berakhir imbang . Parahnya, pada pertandingan nanti Montpellier bakal tampil tanpa tiga pemain pilarnya Joris Marveaux, Jamelle Saihi dan Cyril Jeunechamp.

Pertanyaannya, mampukah Montpellier mengakhiri catatan buruk itu, atau justru Lyon yang merajalela dan menjadikan tuan rumah sebagai korban kedua setelah Toulouse? Kita lihat saja nanti. (*)

SETELAH ditahan imbang 0-0 oleh rivalnya Olimpique Marseille, mantan juara Ligue 1 tujuh kali berturut  (periode 2001-2002 hingga 2007-2008) Olimpique Lyon hanya meraih tiga poin dari kemungkinan 12 angka yang bisa diperoleh.

Itu setelah Si Singa takluk atas Bastia (1-4), dipermalukan Sochaux (1-2) dan dipermak Reims (0-1). Beruntung pada akhir pekan lalu tim besutan Remi Garde itu bangkit dari tidurnya untuk kemudian melahap Toulouse dengan skor  telak 3-1.

“Meski kami menang dengan skor lumayan besar, namun sesungguhnya kami melewati pertandingan itu dengan kerja keras. Pemain masih tampil di bawah performa terbaiknya,” bilang Remi Garde, pelatih Olimpique Lyon.

“Tapi saya berharap itu (menang, Red) bisa membangkitkan motivasi tim untuk kembali melakukan hal yang sama pada pertandingan berikutnya. Itu penting karena kami butuh poin sempurna agar bisa berlaga di Liga Champions musim depan,” tambah Garde lagi.

Saat ini Olympique Lyon menempati peringkat ketiga dengan poin 56. Tim ini meraih hasil 16 kali menang, 8 kali kalah dan 8 kali imbang. Si Singa tertinggal 11 angka dari pemuncak klasemen PSG dan terpaut dua angka dari tim peringkat kedua Marseille.

Artinya, pada journee ke-33 yang berlangsung di Stade de la Mosson dini hari nanti, pelatih Lyon Remi Garde tak punya alasan untuk kalah dari tuan rumah Montpellier. Tiga angka wajib didapat dari tuan rumah, sehingga margin poin dengan Marseille tetap terjaga. Apalagi satu hari setelah laga ini, Marseille hanya menjamu tim berperingkat ke-19 Brest, yang di atas kertas dapat dilumat dengan mudah.

Satu kendala selain absennya Milan Bisevac dan Dejan Lovren, pelatih Remi Garde melihat mental anak asuhnya belum benar-benar bangkit usai menderita tiga kekalahan beruntun. “Saat menghadapi Toulose kami sempat tertekan di babak pertama. Pemain sering ragu, baik ketika melepas passing ataupun saat melakukan tusukan ke pertahanan lawan. Tapi di babak kedua mereka (pemain, Red) mulai menemukan percaya diri. Saya harap mental seperti ini yang diperlihatkan saat kami menghadapi Motpellier nanti,” harap Remi Garde.

Di tempat trepisah pelatih Montpellier Rene Girard menyadari jika sang lawan telah terbangun dari tidurnya. Pun demikian Girard tak ingin itu menghambat timnya untuk mentas di kompetisi Eropa lewat jalur Europa League.

Saat ini La Paillade (julukan Motpellier) menempati peringkat ketujuh dengan poin 48. Tim ini meraih hasil 14 kali menang, 6 kali imbang dan 12 kali kalah. “Masih ada enam pertandingan tersisa untuk mewujudkan ambisi itu (berkompetisi di Eropa). Peluang selalu terbuka. Terpenting pemain harus tetap fokus dan segera melupakan kekalahan atas Bordeaux,” bilang Girrard.

Memang, pada pertandingan terakhirnya Montpellier dibekap Bordeaux dengan skor 2-4. Karenanya,  Girard tentu  tak ingin timnya menjadi korban terkaman kedua Lyon yang telah bangkit dari tidur.

Apalagi sejarah mencatat bahwa pada sepuluh pertandingan terakhir di antara kedua tim Montpellier hanya sekali mengalahkan Lyon yakni pada 14 Januari 2012. Saat itu gol yang dilesakkan Olivier Giroud pada menit ke-62 tak mampu dibalas penggawa Lyon. Selebihnya, Lyon menang 7 kali sedang 2 pertandingan lainnya berakhir imbang . Parahnya, pada pertandingan nanti Montpellier bakal tampil tanpa tiga pemain pilarnya Joris Marveaux, Jamelle Saihi dan Cyril Jeunechamp.

Pertanyaannya, mampukah Montpellier mengakhiri catatan buruk itu, atau justru Lyon yang merajalela dan menjadikan tuan rumah sebagai korban kedua setelah Toulouse? Kita lihat saja nanti. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/