JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Gunung Merbabu sejak Jumat kemarin (27/10) hingga saat ini masih belum berhasil dipadamkan. Bahkan, total luasan lahan yang terdampak, saat ini kurang lebih telah mencapai 489 hektar. Kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu tersebut setidaknya berdampak terhadap 3 wilayah. Yakni Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali.
Berdasar laporan dari BPBD Jawa Tengah, untuk di wilayah Kabupaten Semarang, kebakaran di Gunung Merbabu tersebut berdampak ke Desa Tajuk dan Desa Batur di Kecamatan Getasan. Di mana, kondisi api saat ini juga masih menyala dan cenderung meluas karena arah angin sangat kencang. Penanganan dilakukan dengan pembuatan sekat api agar tidak meluas.
Kemudian, untuk di wilayah Kabupaten Magelang, berdampak kd Desa Banyuroto, Desa Kenalan, dan Desa Pogalan. Untuk kondisi api tidak ada, hanya asap dan tetap terus dilakukan pemantaun.
Lalu, untuk di Kabupaten Boyolali berdampak ke Desa Jlarem, Desa Ngadirojo, dan Desa Sampetan. Untuk kondisi api masih menyala dan cenderung meluas. Penanganan dilakukan dengan penyekatan api agar tidak meluas dan pengamanan pipa jaringan air masyarakat.
Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Nurpana Sulaksono mengungkapkan, kebakaran yang terjadi di Gunung Merbabu juga menyebabkan sebagian warga harus mengungsi. Berdasar data yang ada, setidaknya sebanyak 89 warga diungsikan ke Kantor Balai Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. ”Rinciannya, mereka terdiri dari 51 orang dari Dusun Gedong dan 30 dari Dusun Ngaduman. Mereka terpaksa mengungsi karena asap tebal sudah sampai kampungnya,” jelas Nurpana kemarin (29/10).
Selain itu, lanjut Nurpana, sebagian warga lainnya mengungsi ke rumah-rumah saudaranya. Jumlahnya kurang lebih mencapai 400 orang dari kedua kampung tersebut. Namun, ada juga yang memilih tetap tinggal di rumahnya karena dengan alasan tidak bisa meninggalkan ternak dan sebagainya. “Untuk yang di pengungsian petugas telah menyiapkan untuk kebutuhannya seperti makanan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang Mediarso menerangkan, titik api pertama diketahui pada Jumat pagi di wilayah Dusun Sokowulu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kencangnya tiupan angin membuat api merembet ke arah bawah menuju wilayah Dusun Ngaduman, Kecamatan Getasan. Upaya pemadaman oleh tim gabungan langsung dilaksanakan melalui jalur darat berupa penyemprotan air, pembuatan sekat bakar, dan gepyok.”Kebakaran kali ini, intensitas api lebih besar, kondisi angin juga cukup kencang. Kami khawatirkan api akan terus merembet,” jelasnya.
Selain kondisi cuaca, jumlah personil yang terbatas dan medan terjal di lokasi kejadian menjadi hambatan bagi Satgas Karhutla Kabupaten Semarang dalam upaya pemadaman kebakaran hutan kali ini. “Melihat kondisi di lapangan, kami berencana mengajukan bantuan water bombing ke BNPB. Kami juga membutuhkan tambahan masker dan logistik,” tambah Mediarso.
Kebakaran lahan di Gunung Merbabu kali ini menyebabkan kerugian terbakarnya kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Merbabu, lahan pertanian warga, dan rusaknya pipa air bersih. BPBD Kabupaten Semarang dan petugas Taman Nasional Gunung Merbabu masih mendata total luasan lahan terbakar. (gih/jpg/ila)